"Woiii! Bantuin dong, kok main pergi saja sih," teriak seorang gadis SMA. Ada seekor kucing yang kakinya baru saja terlindas sepeda motor di depan matanya juga di depan mata pemuda itu. Namun, berbeda dengannya, pemuda itu malah pergi.
Aksa berhenti lalu membalikkan badan, "Untuk apa?" tanyanya.
"Mengobatinya lah, kasian tuh," Aksa mengalihkan pandangannya sejenak, lalu melenggang pergi.
"Ck, nanti juga sembuh."
"Kok gitu sih!" Eyra berdiri dari jongkoknya menatap nyalang kepergian pemuda itu.
"Jadi orang tuh harus peduli! Percuma pinter kalau tidak memiliki rasa kepedulian!" teriak Eyra, Aksa menghentikan langkahnya sejenak, lalu kembali pergi.
Eyra mengenal pemuda itu, yah ia adalah Araksa Rayn pemegang nilai teratas di asrama. Pertemuan mereka tidak disengaja, setiap hari minggu peserta seleksi diberikan kesempatan menghabiskan waktunya si luar apartemen, hingga waktu yang ditentukan. Dan keduanya bertemu di dekat perpustakaan kota.
Eyra terlihat gusar melihar kucing yang terus mengerang kesakitan, lalu tak lama gadis itu mengernyit, melihat kedatangan Aksa dengan minyak oles ditangannya. Ia berjongkok dihadapan Eyra, lalu membersihkan bercak-bercak darah dengan tisu antiseptik. eyra lalu ikut berjongkok dan memperhatikan Aksa yang sedang mengoleskan minyak pada luka sang kucing.
"Kucingmu?" Eyra menggeleng, jelas bukan! Karena selama masa asrama dilarang membawa binatang peliharaan.
"Lalu mengapa kau yang ribet."
"Namanya sesama makhluk hidup itu harus saling peduli."
●●●
Dari kejauhan terlihat seorang pria tengah berdiri sendiri menyapa hembusan angin sore, menatap ramainya kota yang tak kunjung padam dari kerumunan manusia. Aksa berjalan ke ujung dermaga, menepikan diri dari hiruk-pikuknya dunia.
Matanya memandang lurus seakan menerawang jauh entah kemana. Kilasan-kilasan masa lalu yang berhasil melukainya, menggoresnya, menjatuhkannya bahkan hendak membunuhnya seakan tak pernah ada niatan untuk menjauhi pemilik mata teduh itu.
Aksa berusaha untuk terus berdamai dengan keadaan, dengan takdir yang terus bercanda, membuat sosok Aksa menjadi pribadi yang terus waspada.
Genggaman lembut menyadarkan Aksa dari lamunan panjangnya, ia menoleh, menatap sang pemilik tangan, seulas senyuman tersuguhkan begitu manis untuk seorang Aksa yang haus akan kasih.
"Mengapa melamun?" Aksa tak menjawab, ia fokus mencari sesuatu dari balik manik cokelat yang pernah meninggalkannya.
"Hei! Jangan menatapku seperti itu, kau ingin mengulitiku?" Aksa menarik sudut bibirnya.
"Mari duduk," ia menarik lembut tangan Aksa untuk mengikutinya, mereka pun duduk di tepi dermaga, keduanya melepaskan sepatu mereka lalu memasukkannya ke dalam air.
"Ra.." Eyra menoleh, yah gadis itu adalah Eyrafa Lamont.
"Terimakasih karena sudah bertahan untuk terus berada disisiku," tambahnya. Eyra lantas tersenyum.
"Perjuanganku berat, jadi kau jangan menyia-nyiakan apa yang sudah ada digenggamanmu, atau.."
"Atau apa?"
"Atau aku akan menghilang," Eyra tak serius mengatakan itu, namun reaksi Aksa sungguh menghiburnya.
"Maka aku akan ikut hilang bersamamu, Eyrafa Lamont."
Mereka memalingkan wajahnya masing-masing. Masih jelas diingatannya, kejadian malam itu, malam yang merenggut orang paling berharga dihidup mereka. Aksa menyentuh dada bagian kirinya, ia memejamkan mata, merasakan detak jantung yang dahulu selalu membawakan dendam membara untuk Aksa.
Aku akan terus membiarkanmu hidup bersamaku disamping gadis yang sama-sama kita cintai. Batin Aksa.
"Mau ke pemakaman?" tanya Eyra. Aksa menatap gadis disampingnya, terdapat kabut rindu dari wajah Eyra untuk seseorang yang selama ini selalu berada disampingnya.
"Kau merindukannya?" Eyra mengangguk.
"Baiklah," Eyra terkejut ketika Aksa tiba-tiba memeluknya.
"Rasakan saja detakannya, sepertinya Agress juga merindukanmu.." mendengar itu, kedua mata Eyra memanas, ia merasakan detak jantung yang sama dengan raga yang berbeda. Eyra mengeratkan pelukannya.
"Kita akan mengunjunginya sepulang dari sini?" tanya Eyra, yang mendapat anggukan dari Aksa.
Agress Imanuela, aku akan membiarkanmu untuk merasakan perasaanku yang terus abadi bersama lelaki yang sangat aku cintai, Araksa Rayn. Terimakasih sudah menolongnya, aku akan selalu merindukanmu.
●●●
Huhuhu kita udah beneran di akhir cerita kok.. kerasa ada yang beda ga sih? wkwkwk
Aku minta dukungan kalian terus dengan menshare cerita ini ke teman-teman kalian, dan jangan lupa juga untuk vote setiap karya-karya aku. Emmmm sebenernya ending apa sih yang kalian harapin? Semoga setiap kalian membaca karya yang aku tulis, kalain selalu emrasa enjoy dan masuk kebawa dalam rasa yang sebenarnya ingin aku sampaikan.
Thankyou semuanya, btw ini karya pertama aku..
Seeyou di karya aku selanjutnya 😭🤍💖🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
Reset [TAMAT]
FantasyBagaimana rasanya ketika kamu bangun dari tidurmu, semua kenangan yang menyakitkan lenyap seketika, bukan kecelakaan bukan kebetulan, namun ini sebuah keajaiban. Kamu kembali hidup tanpa bayang-bayang masa lalu yang kelam. Namun kosong, seakan bayi...