Chapter 30

6 0 0
                                    

PLTAK~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PLTAK~

Eyra sontak menoleh ke sumber suara, seketika taman itu lenyap berganti dengan mobil hitam yang terparkir di pinggir jalan depan sebuah apartemen mewah.

"Kamu berani?!" suara bentakan kembali mengejutkan Eyra. Iapun memutuskan untuk mendekati mobil hitam itu, dan lagi-lagi Eyra masih belum bisa mempercayai keajaiban ini, ia bisa menembus masuk ke dalam mobil tanpa membuka pintu.

"Katamu tidak ada istri selain aku! Lalu siapa mereka, hah?! Anak laki-laki itu, jangan bilang itu anakmu! Kau sunggung bajingan, Bara!" sang wanita kembali berlinang air mata.

"Apa yang kau lakukan di kota ini?" pria itu mengalihkan topik yang menurutnya sangat panas.

"Itu salahmu, mengapa kau sulit dihubungi. Ck, ternyata kau sibuk dengan keluargamu yang lain."

"Cih, aku bisa saja benar-benar menghancurkanmu, Bar!" ia menyeka air matanya kasar, sorot mata itu kian menajam. Mengapa Eyra merasa sangat familiar yah dengan wajahnya, tetapi ia tidak tahu, mereka siapa.

Wanita itu tersenyum sinis, "termasuk anakmu!"

"Bisa-bisanya kau mengancamku, apa maumu sebenarnya?" pria itu mencengram kuat dagu sang wanita, membuat Eyra yang melihatnya meringis sendiri.

"Aku ingin melihat kehancuran kalian, Bara!"

"Sebelum itu, aku yang akan menghancurkanmu lebih dulu," ia mengambil pena dari dalam sakunya.

Pena? Untuk apa? Eyra masih diam menyaksikan perdebatan dua orang dihadapannya ini.

Pria itu membuka penutup pena, dan betapa terkejutnya wanita itu terlebih Eyra. Itu bukan pulpen! Itu pisau kecil yang menyerupai pulpen.

"Ti-tidak OM! Ja-jangan!" teriak Eyra yang tentu tidak akan terdengar.

"Kamu mau apa?" tanya wanita itu bergetar.

"Mengancurkanmu," kemudian ia menyeringai.

"Kalau kau macam-macam aku tidak akan segan memasukkanmu ke dalam jeruji besi, Bara!"

"Silahkan saja kalau bisa."

"Aaaaaaaaaa!" pekiknya tiba-tiba. Pisau itu menancap sempurna di perut sang wanita, tidak cukup dengan itu ia kemudian memutar penanya lalu menarik panjang ke samping, hingga menimbulkan robekan yang cukup parah.

●●●

Eyra berjalan tak  tentu arah, pikirannya kosong setelah kejadian beberapa menit yang lalu. Namun ketika langkahnya berhenti di depan gerbang yang sangat ia kenali, Eyra tersadar. Ia memilih untuk memasuki rumahnya, tepat ketika hendak masuk, pintu dibuka, memunculkan seorang gadis kecil dengan buku gambar di tangannya.

"Papah.." Eyra mengikuti arah pandang gadis itu, ternyata kedatangannya bersamaan dengan Gara yang baru saja pulang.

Baru saja pulang? Bukannya mereka tadi menghabiskan waktu bersama di taman.

"Papah lama banget ih pulangnya."

"Macet tadi di jalan, nak.."

"Pah, aku ingin men-"

"Abangmu mana, Ra?" ucapannya terpotong begitu saja.

"Di kamar pah."

"Ya sudah papah ke dalam dulu yah," Gara meninggalkan Eyra yang terdiam menatap nanar kepergian Gara. Padahal dirinyalah yang paling semangat menyambut kedatangan Gara tetapi, pria itu lagi-lagi hanya menanyai Razril.

"Wah.. selamat ya bang, kau memang sangat pandai," gadis kecil itu memilih untuk menghampiri kamar Razril yang menimbulkan suara-suara penuh kekaguman dari Gara.

"Berarti jadi ya pah membeli robot itu," Gara mengelus sayang kepala Rarzil.

"Tentu boy," Eyra menyaksikan semuanya. Sontak perasaan-perasaan aneh seakan menyentak dirinya, ia menatap gadis kecil itu yang juga sama-sama mematung seperti Eyra.

Aku merasa familiar dengan perasaan ini.

Eyra berniat untuk pergi ke kamarnya saja, ketika perasaan menyesakkan itu mulai memenuhi rongga-rongga kosong jauh di lubuk hati. Eyra kembali terperangah saat dirinya tiba di kamar, Eyra kecil sudah berubah menjadi gadis SMP.

Bukankah tadi dia masih di bawah? Apakah disini waktu bergerak begitu cepat?

Eyra mendekati gadis smp itu yang sedang duduk di depan meja belajarnya. Tangannya mencoret-coret buku secara acak. Kemudian ia meraih ponselnya yang terus saja berisik, pasti dari teman-teman sekelasnya. Gadis itu pun beralih ke kasur, sehingga Eyra dapat melihat coretan yang tadi dicoretnya.

-Razril saja terus!-

-Eyra juga capek, tapi tidak pernah ditanya-

-Eyra juga belum makan, bukan dia doang. Tapi mamah, jangankan bertanya, kehadiranku saja diabaikan. Aku juga butuh perhatian kalian-

Eyra tersenyum melihatnya, ia mengingat sesuatu tentang dirinya dahulu persis seperti ini. Tentu, ini kan memang ingatan Eyra di masa lalu. Namun sayang, Eyra masih belum menyadarinya bahwa ingatan itu mulai kembali satu persatu.

Ting~ Ting~ Ting~

GrupKls 📚

Eyra! Jangan luap PR -Mey

Besok jam pertamakan Ra? -Lia

Eyra, minta rangkumannya dong -Bastian

Nih bintang kelas kemana dah? Minimal baca grup -Galih

Pada nyariin klo butuhnya doang emang, dasar! -Mey

Read

Gadis smp itu melempar ponselnya, lalu ia memasuki kamar mandi dengan kesal. Eyra terdiam sejenak, ah! mungkin anak itu akan mandi sore, namun sekilas ingatan tiba-tiba menghampirinya, iapun bergegas mengikuti Eyra smp. Dan benar saja dugaannya, Eyra smp merendam dirinya di bathup dengan seragam sekolah yang masih dikenakannya.

"Apa yang kurang dariku?"

"Buktinya, aku selalu dicari untuk hal penting, tetapi kenyataannya hidupku tidak sepenting itu," gumamnya. Lantas ia pun memasukkan kepalanya ke dalam air. Namun setelah dua menit lamanya, mengapa gadis itu tak kunjung naik ke permukaan.

"Ra.." Eyra mencoba memanggil gadis itu.

"Eyraaa! Woi!" terdengar sedikit aneh ketika ia harus meneriaki namanya sendiri.

"Ish! Eyrafa Lamont!" seketika gadis smp itu naik ke permukaan, nafasnya tersenggal-senggal. Ia seperti mendengar suara yang memanggil namanya, namun nihil, tak ada siapapun disana.

Apakah aku memang sebodoh ini dulu?

"Tetap saja aku tidak berani melakukan ini," gumam gadis itu. Eyra mendelik, "Dasar bocah! Kau harus bertahan hidup sepertiku, huh! Bukannya melakukan trik sampah ini."

Eyra memutuskan untuk kembali ke kamar dan merebahkan diri di kasur, entahlah, ia merasa lelah menghadapi kejutan-kejutan ini. Mengapa semuanya terasa sangat nyata, namun dirinya hanyalah sebuah bayangan yang tidak terlihat.

Bagaimana dengan tubuhku sekarang? Aku tidak ingat apa yang terakhir kali terjadi sampai membuatku terlempar ke sini.

Next~~

Reset [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang