"Lagi-lagi aku gagal menjadi pahlawan yang seharusnya menggantikan papah ketika kau membutuhkan pertolongan."
●●●
Cklek~
Pintu terbuka menampilkan sesosok pemuda yang datang membawa sebuket lily putih ditangannya, ia meletakkan buket itu tepat di samping gadis yang masih setia memejamkan mata, menyembunyikan manik coklat terang yang selalu menjadi candu untuk siapapun. Padahal sudah sebulan lamanya setelah kejadian maut itu.
"Aku merindukanmu, Ra.." Agress mendudukkan diri dikursi, tangannya meraih jari-jemari Eyra yang terasa dingin.
"Apa kau tidak merindukanku? Kau harus segera sadar, Ra. Tapi aku takut, ketika kau sadar, kau mengingat segalanya dan kembali membenciku," Agress mengeratkan sentuhannya pada jari-jemari Eyra.
"Kau harus mendengar pernyataan dari seluruh perasaanku..."
"Oh iya, dua minggu yang lalu, keluargaku sudah pindah ke luar negri, begitupun denganku. Sekarang aku juga sudah tidak berkuliah di kampus yang sama denganmu, Ra. Apa kau akan memarahiku seperti waktu itu? Maka cepatlah sadar, aku ingin kau mengeluh meminta agar aku tetap disisimu.."
Nit~ Nit~ Nit~ (Alarm jam tangan)
Agress tersenyum hampa, sebelum ia benar-benar bangkit, Agress mencium tangan Eyra begitu tulus, lalu pamit untuk pergi. Agress akan selalu mengunjungi Eyra setiap akhir pekan seperti ini, ia tidak bisa menemani Eyra setiap saat, karena dirinya ditahan oleh sang ayah jauh di negara lain, membuat Agress harus diam-diam terbang dan pergi mengunjungi Eyra.
●●●
"Kau akan menjaganya, Zril?" tanya Retta yang diangguki Razril.
"Lalu siapa yang akan menemaniku cek up?"
"Aku, sehabis mengantarmu, aku akan langsung kembali ke rumah sakit," Retta terdiam, setelah kecelakaan yang menimpa adiknya perkataan Razril semakin terasa dingin meski pria itu masih memberikan perhatiannya, namun Retta sudah tak merasa memiliki Razril yang hangat seperti dulu.
Jujur Retta merindukannya, namun ia semakin sadar, mengingat betapa hancurnya dulu ketika diri Retta kehilangan Alan, dan kini Retta harus bisa mengerti perasaan Razril yang sedang kecewa terhadap dirinya sendiri karena gagal menjaga Eyra.
Tak lama mereka pun pergi menuju rumah sakit, setelah menemani Retta cek up dan mengantarkan gadis itu pulang, Razril kembali mengunjungi ruangan Eyra membawa sebungkus makanan yang ia beli di Restoran kesukaan Velyn sang mamah.
"Mah..." Velyn tak menoleh, ia hanya berdehem seadanya.
"Sudah makan?" Velyn tak menjawab.
"Sudah bang, tadi sama Hika.." Hika tumbuh semakin dewasa, ia sedikit memahami situasi yang terjadi diantara Velyn dan Razril. Maka dari itu ia yang mewakili Velyn menjawab pertanyaan Razril.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reset [TAMAT]
FantasyBagaimana rasanya ketika kamu bangun dari tidurmu, semua kenangan yang menyakitkan lenyap seketika, bukan kecelakaan bukan kebetulan, namun ini sebuah keajaiban. Kamu kembali hidup tanpa bayang-bayang masa lalu yang kelam. Namun kosong, seakan bayi...