XX. SISI LAIN NERAKA [REVISI]

183 33 1
                                    

Hai hai haiiii~ aku kembali lagi dengan bab 20! Jangan lupa tinggalkan vote + komen setelah kalian membaca ya! Have fun reading ^^


WhatsApp to Om Kei 🩵

Me:
Maafin aku yaaa 😭
Bos aku ngotot harus kerja Sabtu
Jadinya nggak bisa ngedate
Ini aku harus nunggu seminggu lagi?

Keigo:
No problem 😘
Hari Minggu masih ada waktu kok
Sebelum ke airport kita bisa ngedate dulu
Semangat kerjanya baby

Hancur sudah rencana pertemuan mingguannya dengan Keigo. Semuanya terjadi karena Bara yang begitu keras kepala memaksa Leony untuk tetap bekerja pada hari Sabtu, yang mana sebetulnya berada di luar jadwal kerja yang resmi.

Leony berwajah murung sejak pagi hari tadi, sarapannya tidak senikmat hari-hari biasanya, suasana di apartemen juga tidak sedamai hari-hari lainnya ketika Leony akan bertemu dengan Keigo pada hari Sabtu. Sebuah gaun berwarna biru langit terpaksa harus dibiarkan menggantung di dalam lemari karena kencannya yang gagal bersama Keigo. Memang akan selalu ada hari esok, tetapi Leony tidak berencana untuk mengenakannya di hari-hari lain selain hari Sabtu ini, hari yang tepat untuk digunakan menjalin kasih bersama Keigo di sebuah restoran mewah.

Entah apa yang akan mereka lakukan pada hari Minggu, mengetahui bahwa Keigo hanya memiliki sedikit waktu sebelum harus kembali terbang ke Singapura pada sore hari.

Pukul satu setelah makan siang, Leony keluar dari apartemen dan disambut oleh terik matahari Jakarta yang seakan membakar kulit. Beruntung Leony tidak pernah lalai untuk memakai krim pelindung dari sinar matahari. Ketika sedang berjalan menuju ke parkiran mobil, ponsel pintar Leony berdering dan terpampang nama Bara pada layarnya.

"Mau apa lagi sih nih bos rese?!" gerutunya, benar-benar tidak habis pikir dengan sikap Bara yang selalu mengganggunya. Mau tidak mau, Leony harus menjawab panggilannya. "Ekhm," berdehem untuk menghilangkan nuansa kesal, "halo?"

"Kamu belum berangkat, kan?"

"... kenapa memangnya, pak? Janjinya kan masih jam dua?"

"Oke, saya jemput kamu sekarang. Tunggu di apartemen kamu, jangan ke mana-mana!"

"HAH?!?!?!! BAPAK?!?!?!!"

Tut ... tut ... tut ... garis telepon pun terputus. Tensi darahnya kemungkinan naik lagi dan sudah melewati batas normal. "Si anjir! Nggak ngotak banget nih manusia, ya kali mau jemput gue?!" serunya tidak percaya.

Apakah Leony mau dijemput oleh Bara? Tentu saja tidak, tetapi mengetahui sifat Bara yang benar-benar sulit untuk ditaklukan dan cenderung seenaknya, Leony tidak ingin menambah masalah hidup dengan membangkang kepada Bara. Namun, Leony bersumpah itu akan menjadi hari terakhir di mana Leony menuruti perintah Bara yang semena-mena.

Tidak sampai sepuluh menit, mobil Honda Civic berwarna hitam masuk ke halaman parkir apartemen Leony. Nomor plat mobil dan ciri-cirinya tidak asing karena mobil tersebut merupakan fasilitas kantor yang diberikan kepada Bara sebagai seorang kepala divisi berprestasi.

Begitu mobil itu berhenti di depan Leony, jendela bagian penumpang depan pun terbuka. "Masuk!"

Leony memutar bola mata, kemudian berjalan malas saat akan masuk ke dalam mobil. Tasnya ia simpan di antara kedua kaki, sabuk pengaman dipasang dengan sempurna, lalu menghela napas berat. "Pak, lain kali nggak usah jemput-jemput gini, lah. Nggak suka saya."

"Mmm," Bara menganggukkan kepala, "oke." jawabnya dengan begitu santai, dilanjutkan dengan menginjak pedal gas dan mengemudi keluar dari wilayah apartemen Leony.

The Art of Babygirlism ✔️ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang