06

1K 80 3
                                    

...

si kembar Choi berjalan bersama sembari bergandengan tangan, mereka hendak pergi ke supermarket yang berada di lantai dasar apartemen nya.

mereka hanya pergi berdua karena mama nya telah pergi bekerja, jadi terpaksa merek harus pergi berdua saja tanpa pendamping orang dewasa.

tapi mereka tidak merasa takut di culik karena supermarket nya masih berada di area apartemen, dan juga penjagaan sangat ketat.. seseorang yang bukan bagian dari penghuni apart itu tidak diizinkan masuk jika belum dapat perizinan.

jeongwoo terus menarik lengan sang kembaran supaya langkahnya lebih cepat, ia tidak sabar untuk membeli berbagai macam ice cream dan cokelat kesukaan nya..

"ayoo cepat!! kamu lelet banget sih"

"jangan lari lari, nanti jatuh!" Kata junghwan, dan jeongwoo langsung memelankan langkah nya.

setelah sampai di supermarket, jeongwoo langsung berlari menuju rak cokelat yang berada di paling ujung. dan junghwan hanya mengikuti kemana jeongwoo pergi.

akibat berlarian, jeongwoo terjatuh karena tidak sengaja tersandung kakinya sendiri. dan itu membuat kepalanya terbentur pada
lemari pendingin di hadapan nya.

"Jeje!" panggil junghwan khawatir saat melihat kembaran nya sudah terduduk sembari memegangi kepalanya yang sakit.

"sakit.." lirih jeongwoo

"jeongwoo astaga!"

jeongwoo mendongak, melihat pria bertubuh kecil seperti mamanya bersimpuh di hadapan nya sembari menatapnya khawatir.

"dasar ceroboh!" ucap junghwan

air mata yang sedari tadi di tahan oleh jeongwoo akhirnya mengalir bebas membasahi pipi gembul nya karena melihat sang kembaran yang khawatir pada nya.

"hiks.. kepala jeje sangat sakit" keluh nya sembari memegangi kepala.

"cup.. cup jangan menangis"

"kenapa mommy cio ada disini?" tanya junghwan kepada pria kecil itu.

Mashiho menunjuk dua dugong peliharaan nya yang tengah mengambil beberapa camilan, mereka doyoung dan haruto.

"Mengapa kalian hanya berdua.. dimana mama kalian?"

"mama pergi ke cafe, Jeje ingin membeli jajan.. jadi kami pergi bersama"

mashiho membawa dua tuyul itu pada tempat duduk yang berada di depan supermarket, lalu ia memberi mereka dua botol minuman bergambar Pororo.

"Apakah masih sakit?" Tanya nya pada jeongwoo.

"Tidak.. terimakasih mommy cio"

Mereka duduk bersama sembari menunggu dua dugong kesayangan mashiho yang sedang asik memborong seisi supermarket.

Tapi tidak lama kemudian ketiga orang yang telah berbelanja itu keluar, dan menghampiri mereka.

"kenapa mereka ada disini?" tanya haruti sembari mendelik sebal.

"Haruto! Tidak boleh seperti itu" tegur mashiho.

"mommy cio cepat marahi haru karena dia sangat nakal di sekolah!" Adu jeongwoo yang langsung dapat tatapan tajam dari haruto.

"dasar pengadu, cemen sekali.." cibirnya kesal.

Doyoung memukul pelan lengan haruto karena dia sangat gemash dengan adik kesayangannya itu, memang sangat nakal sekali ..

Jika saja dia bukan adiknya, sudah pasti doyoung akan membuangnya ke pasar loak. Kelakuannya itu sangat berbanding balik dengan haruto karena ia sangat baik, ramah dan tentu saja tampan. Sedangkan haruto hanya tampan saja, tapi kelakuannya sama seperti dugong.

"sudah jangan berantem, ayo kita pulang. Juju dan Jeje ikut mommy cio dulu ya?"

"Huum.."





























Hyunsuk berjalan menuju mobilnya yang berada diparkiran, setelah itu ia melajukan kendaraannya menuju rumah mashiho untuk menjemput dua tuyul nya.

Di perjalanan menuju rumah karibnya, tiba tiba saja hujan turun dengan derasnya hingga membuat hyunsuk kesulitan untuk melihat jalanan. Tapi untungnya ia sampai ditujuan dengan selamat.

Mobilnya berhenti di depan perkarangan rumah milik keluarga Kim, lalu ia keluar dari mobil dengan mengenakan payung supaya tidak kehujanan.

"jangan lari lari nanti jatuh lagi"

"berhenti menyemprotkan air itu kepadaku, haru!" tegur jeongwoo

"tidak mau, wlee" ucapnya dengan nada mengejek.

Hyunsuk menghentikan langkahnya saat melihat tiga orang anak laki laki yang tengah bermain hujan di halaman rumah, dahinya mengerut tak suka karena melihat mereka sangat bersenang senang dibawah derasnya hujan

"Junghwan, Jeongwoo!" Panggilnya tegas

Dua anak tuyul yang dipanggil namanya itu langsung menoleh, mereka terkejut saat melihat sang mama yang berdiri tak jauh dari sana menatap dengan pandangan tak suka.

"mama, hehe.." kata junghwan cengengesan. Sedangkan jeongwoo memainkan ujung pakaian sembari menundukkan kepalanya karena takut melihat wajah garang hyunsuk.

Mereka tidak sadar jika satu personil lagi telah menghilang entah kemana.

"Kenapa main hujan.. nanti kalo kalian sakit gimana?"

"Maaf mama.." ucap keduanya menyesal.

Hyunsuk menghela nafas, lalu menggiring kedua tuyulnya ke dalam rumah milik mashiho agar berhenti bermain hujan.

Papa - hoonsuk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang