18

694 65 3
                                    

...

Saat ini jihoon tengah berada dirumah kakaknya, ia sedang menunggu kedatangan keponakannya yang telah melakukan liburan kenaikan kelas ke pulau Jeju dan hari ini dia akan pulang.

Tak lama setelahnya terdengar suara pin ditekan, dan pintu dibuka menampilkan sang keponakan dengan mata yang memerah karena habis menangis.

"om jihoon.." panggilnya pelan.

Jihoon langsung menghampiri sang keponakan yang masih berdiri di dekat pintu, lalu memeluknya dengan erat.

"bunda.. kenapa bunda tinggalin aku.."

Hari jihoon terasa sangat sakit saat melihat keponakannya menangis, ia merasa bersalah karena tidak bisa menjaga bundanya dengan baik.

Rami mengetahui bundanya telah tiada saat dia masih berada disana, sehabis menerima telepon dia memutuskan untuk langsung pulang kerumah. Padahal masa liburannya belum selesai.

"sudah jangan menangis lagi, nanti kamu sakit.. kalo rami sakit nanti bunda sedih, kamu gak mau bikin bunda sedih kan?"

"aku udah gak punya siapa-siapa lagi sekarang.." sedihnya.

"kata siapa? Rami masih punya om disini, rami gak sendirian.. jadi jangan nangis lagi ya?" Bujuk jihoon.

Rami mengangguk, lalu dia mengusap airmata nya dan menghentikan tangisannya.

"om harus janji.. jangan tinggalin aku sendirian ya?" Pintanya sembari mengaitkan jari kelingking nya dengan jari kelingking milik jihoon.

"iya janji!"

Setelah itu jihoon menggendong Rani dan membawanya ke apartemen hyunsuk terlebih dulu.

..















"Jihoon, kamu harus makan!"

Hyunsuk kewalahan mengurus bayi besarnya karena dia tak mau makan, setelah mendiang kakaknya dikebumikan tadi sore di samping makan suaminya, jihoon tidak berbicara sama sekali dan hanya melamun saja.

Hal ini membuat hyunsuk sangat khawatir karena takut jihoon jatuh sakit. Wajahnya pucat seperti mayat, matanya merah karena sehabis menangis.

"makan sedikit ya?" Pinta hyunsuk, tapi jihoon malas membalas nya dengan gelengan kepala.

Akhirnya hyunsuk menyerah, dan dia mencari cara lain supaya jihoon mau makan.

"Juju sayang, sini dulu nak." Panggilnya pada sang anak.

Junghwan patuh , lalu menghampiri hyunsuk. "ada apa mama?"

"mulai saat ini kamu panggil om jihoon dengan sebutan papa ya"

"om jihoon itu papa aku?"

"iya sayang, dia papa kamu yang selama ini hilang"

Air mata junghwan menetes membasahi pipi gembulnya, ia sangat senang akhirnya bisa bertemu dengan papanya setelah sekian lama. Dan ternyata papanya adalah orang baik yang telah mentraktir nya waktu itu, hyunsuk yang melihat itupun langsung membawa junghwan kedalam dekapannya.

Sebenarnya hyunsuk sangat terkejut saat melihat junghwan menangis, karena yang ia tau bahwa junghwan itu anak yang kuat, dia tidak pernah menangis dan selalu menutupi kesedihannya sendirian karena dia tidak mau menyusahkan orang lain.

"sudah jangan menangis.. masa jagoan nangis sih".

Junghwan mengusap airmata nya, lalu menatap sang mama sembari tersenyum lebar. Selepas itu junghwan mengetcup pipi hyunsuk dengan penuh kasih sayang.

"kamu bujuk papa ya? mama mau pergi kerumah sakit lagi"..

"oke mama.."

Setelah hyunsuk pergi, junghwan langsung menjalankan aksinya yaitu membujuk papanya supaya mau makan! Lalu ia mendekati jihoon yang kini tengah terduduk sembari melamun diruang tamu.

Wajahnya terlihat sangat memprihatinkan karena sangat pucat, kantung matanya hitam seperti panda, dan pandangan nya kosong.

dengan perlahan junghwan mendekati jihoon, ia berdiri dihadapannya sembari tersenyum.

"papa jangan sedih terus.. kakaknya papa udah tenang disana. Nanti kalo papa sedih terus, kakaknya papa pasti bakal sedih juga"

"kamu panggil saya apa tadi?" Tanya jihoon memastikan.

"papa, soalnya papa kan papa aku dan papanya Jeje juga!"

Jihoon tak bisa menahan senyumnya, jujur ia sangat bahagia karena telah dipertemukan kembali dengan para kesayangannha. Tapi disisi lain, jihoon masih sedih karena kehilangan sang kakak. Belum lagi mamanya telah berhasil kabur entah kemana.

"sekarang papa makan ya? Juju temenin"

"iya.."

Akhirnya jihoon pun mau makan bersama junghwan, usaha junghwan ternyata membuahkan hasil.

"oh iya papa juju mau tanya, rami itu siapanya papa?"

"dia anak kakaknya papa yang berarti adalah saudara kamu juga, jadi kalian harus akur ya.. gak boleh berantem."

"oke papa, dia juga baik kok! cuma masih malu-malu aja. Soalnya tadi Juju ajak main bareng tapi dia gak mau dan malah main sendirian dikamar."

"sebenarnya dia bukan anak pendiam, coba nanti kamu ajak main lagi.."

"oke papa!"


Papa - hoonsuk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang