07

916 82 1
                                    

...

Dimalam hari yang yang gelap gulita, junghwan berjalan dengan sedikit sempoyongan menuju kamar sang mama. Ia merasa jika kepalanya sangat pusing, mata dan hidungnya telah memerah karena menangis.

Junghwan mengetuk pintu kamar mama nya agak brutal, tapi mama nya itu tak kunjung keluar.

"Mama buka pintunya.. kepala Juju sakit"

Ketukan pintu kamar itu semakin lama semakin memelan karena junghwan merasakan jika tubuhnya semakin lemas hingga tidak kuat menahan berat tubuhnya, dan berakhir ia terduduk di depan pintu sembari memegangi kepalanya yang terasa sangat sakit.

"hiks.. mama"

pintu kamar itu dibuka, dan menampilkan hyunsuk yang sepertinya baru selesai mandi. Ia terkejut saat melihat keberadaan sang anak di depan pintu kamarnya.

"astaga Juju!" Pekiknya

Hyunsuk segera membawa junghwan ke dalam kamarnya dan langsung membaringkan sang anak diranjang. Ia juga menempelkan ByeBye fever untuk menurunkan panas.

Setelah menempelkan plester penurun panas pada junghwan, hyunsuk berlari menuju kamar sikembar untuk melihat keadaan satu anaknya lagi.

Hal pertama yang dilihatnya saat masuk ke dalam kamar ialah jeongwoo yang tengah berbaring lemah diatas ranjangnya sembari menutupi hampir seluruh tubuhnya dengan selimut.

Hyunsuk langsung mendekat dan memeriksa keadaan jeongwoo, dan ternyata keadaan nya sama seperti junghwan. Tubuhnya sangat panas, wajahnya pucat seperti mayat hidup. Ia pun membawa jeongwoo menuju kamarnya supaya lebih mudah mengurus keduanya.

Tak lupa ia juga menempelkan plester penurun panas pada dahi jeongwoo, dan membaringkan jeongwoo di samping Junghwan.

Hyunsuk sangat sedih melihat dua moodbooster nya sakit, ia merasa jika dirinya tidaklah becus mengurus mereka berdua karena terlalu sibuk bekerja. Tapi jika tidak bekerja, ia tidak bisa membiayai hidupnya dengan anak anak.

"minum obat dulu, ya?"

Jeongwoo mengangguk karena dia ingin cepat sembuh, sedangkan junghwan sudah terlelap sedari tadi. Tapi hyunsuk tetap membangunkan nya supaya meminum obat juga.

"udah, kalian tidur lagi aja"

"mama juga bobo sini.." kata jeongwoo sembari menunjuk tempat kosong di sebelahnya.

Hyunsuk mengetcup pucuk kelapa anak anaknya terlebih dahulu, setelah itu ia membaringkan tubuhnya disamping jeongwoo yang sudah terlelap.

'cepet sembuh ya.. dua tuyulku'

Walaupun sebenarnya hyunsuk merasa sangat lelah karena bekerja, tapi ia tidak pernah mengeluh saat mengurus dua tuyulnya.

Hyunsuk malah bahagia karena kejadian mereka berdua yang membuat hidupnya menjadi berwarna seperti pelangi.
.


































"ada apa jihoon?" tanya seorang wanita cantik yang melihat keadaannya.

"Kepalaku terasa seperti mau pecah, sakit sekali.."

"Itu karena kamu terlalu gila bekerja, bodoh!"

Wanita cantik itu Roseane park, kakak kandung jihoon. Ia berdecak sebal karena melihat sang adik yang terlalu banyak bekerja tanpa memperhatikan kesehatannya.

"cepat berbaring!" titah rose, kebetulan dia adalah seorang perawat.

Jihoon menuruti perintah sang kakak dan membaringkan tubuhnya diranjang, lalu menutupi hampir seluruh tubuhnya dengan selimut karena merasa sangat dingin.

Rose mengambil peralatan medisnya terlebih dahulu, setelah itu memeriksa keadaan jihoon dengan seksama. Ia bernapas lega karena tidak ada yang serius dengan adiknya, jihoon hanya tidak enak badan.

Jihoon sedikit terkejut saat ada sesuatu yang kenyal mendarat di dahinya, dan ternyata kakaknya telah menempelkan plester penurun panas pada dahinya.

"apa yang ka–

"Sssttt jangan banyak bicara, cepat minum obatnya". Rose memotong ucapan sang adik sebelum dia mengajukan protesnya, ia langsung . menyodorkan obat pereda sakit dan segelas air pada jihoon.

"Tidurlah, jika butuh sesuatu panggil kakak!"

Jihoon mengangguk pelan, lalu memejamkan matanya karena efek obat yang diberikan oleh sang kakak.

Sejujurnya jihoon belum ingat jelas, tapi ia percaya jika rose memanglah kakak kandungnya.

Sedikit demi sedikit jihoon mulai mengingat walaupun belum sepenuhnya, ia hanya baru mengingat papa dan mamanya yang saat ini tak tau berada dimana, karena kakaknya itu tidak memberi tahu keberadaan keduanya.

Papa - hoonsuk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang