4. Posisi

117 22 3
                                    

Bible masih berusaha menyeimbangkan langkahnya dengan Biu. Mereka sudah berlari cukup lama, tapi kecepatan Biu tidak berkurang sedikitpun. Kejadiannya sangat cepat, tiba-tiba saja sebuah mobil sport menabrak taksi yang mereka tumpangi hingga oleng dan menabrak trotoar. Mereka harus bergegas melarikan diri, padahal Bible cukup tau kalau Biu terluka karena melindungi dirinya di dalam taksi tadi.

"Biu, kita istirahat dulu ya," pinta Bible. Dia sudah mulai kelelahan. Sejak tadi mereka sudah berlari tanpa henti. Bible mendengar Biu menghela napas lalu mengajaknya untuk masuk ke dalam gang sempit. Mereka bersembunyi di balik celah-celah tembok.

"Kau baik-baik saja?" tanya Biu namun Bible belum bisa menjawab apapun. Dia kesulitan bernapas, tempat itu terlalu gelap untuknya.

"Bib, hey."

"A, aku tidak bisa bernapas," Bible meremas kerah jaket Biu, berusaha menenangkan dirinya sendiri meskipun susah. Bahkan kini kedua tangannya sudah gemetar.

"It's ok."

Bible menutup kedua matanya yang sudah berair ketika Biu memeluk dan mengusap punggungnya lembut. Bible membenamkan wajahnya di bahu pria yang baru ia kenal beberapa hari itu.

"Arm akan menjemput sebentar lagi, tenanglah."

Sepuluh menit menunggu dan akhirnya Arm datang menjemput mereka.

"Kalian baik-baik saja?" tanya Arm yang masih sambil fokus menyetir.

"Biu terluka," jawab Bible pelan.

"Hanya luka kecil," sahut Biu santai.

"Siapa mereka?"

"Aku tidak tau, tapi yang pasti mereka mengincar anak ini."

Bible menelan salivanya berat saat Biu menatapnya tajam.

"Sudah kubilang, dia berbahaya."

"Hidup kita selalu dalam bahaya dengan atau tanpa adanya Bible."

Bible hanya diam, kedua tangannya saling bertaut, dia tidak bisa berkata apapun mendengar pembicaraan dua pria dewasa itu.

"Hhhh kita mau kemana sekarang?"

"Apakah ayahmu pulang malam ini?" tanya Biu.

"Ti, tidak. Ayah sedang ke luar kota."

"Ke rumah dia saja."

Terdengar Arm menghela napas kasar tapi dia tetap melajukan mobilnya. Bible masih duduk terdiam, kejadian barusan membuatnya cukup ketakutan. Dia ada di dalam mobil dan tiba-tiba mobil itu ditabrak oleh orang asing. Beruntung dirinya tidak terluka parah karena Biu memeluknya. Tapi tetap saja Bible masih ketakutan. Tubuhnya menegang ketika Biu menggenggam sebelah tangannya.

"Arm, tidak bisakah kau lebih cepat? Tubuhku sakit semua."

"Tidak usah berlagak jadi orang paling lemah, Bii. Itu tidak cocok untukmu."

"Dasar jahat."

Bible tersenyum simpul melihat bagaimana Biu menggenggam tangannya , berusaha membuat dirinya lebih tenang. Sesampainya di rumah, Biu memilih langsung mandi sedangkan Bible menyiapkan makan malam. Cuma menu sederhana, nasi hangat , nori dan telur dadar. Bible belum membeli bahan makanan, jadi dia hanya bisa membuat itu. Bible terbiasa belanja bahan makanan dengan ayahnya jadi dia akan menunggu sampai ayahnya pulang. 

"Kau mau makan malam dengan menu seperti itu?" 

"Ti, tidak bisakah kau bersikap seperti layaknya manusia? Aku hampir tidak  bisa mendengar langkah kakimu," protes Bible yang justru membuat Biu terkekeh. 

The Bloody DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang