"Keluar dari situ sekarang. Bible dalam bahaya."
Biu menggeram ketika orang yang ia hadapi sejak tadi tidak berkurang sedikitpun justru malah lebih banyak. Misi yang ia terima hanya mengambil sebuah dokumen rahasia yang tersimpan di dalam gedung tua. Biu tidak menyangka kalau ternyata misi ini sudah bocor dan ada pihak musuh yang mengetahui tentang keberadaan Bible. Besar kemungkinan anak itu sedang dalam bahaya sekarang.
"Bii, aku mendengar kegaduhan di mobil. Ada orang yang berusaha mendobrak. Aku menyusul ke sana."
"Bangsat!!" seru Biu sambil menendang dua orang sekaligus yang ada di hadapannya.
"Siapa sebenarnya kalian?" Ada sekitar lima belas orang yang menyerang Biu saat ini, Biu sudah menjatuhkan tujuh orang, masih ada delapan orang lagi yang harus ia hadapi. Bukan hal yang susah sebenarnya, tapi pikiran Biu saat ini sedang kacau. Dia memikirkan anak laki-laki yang ia tinggalkan di dalam mobil. Biu akui kali ini dirinya ceroboh. Biu tidak bisa berpikir jernih saat tau Bible sedang bersama laki-laki lain. Bahkan dia langsung menjemput anak itu padahal dia tau kalau dirinya sedang ada misi.
"AKH!" Tubuh kurus Biu terlempar ke lantai saat ia mendapatkan tendangan dari samping. Biu baru saja menumbangkan tiga orang, tapi dirinya sudah kelelahan. DIa hampir kehabisan tenaga.
"Cihhh, kukira kau memang sekuat yang dibicarakan orang-orang selama ini. Tapi ternyata kau sangat lemah," ucap salah satu dari mereka. Kedua tangannya mengepal erat. Biu benar-benar emosi. Dia harus segera menyelamatkan Bible, tapi masih harus menghadapi lima orang di hadapannya. Biu langsung bangkit berdiri. Diambilnya kursi kayu tidak jauh dari tempatnya berdiri. Dengan sisa tenaga yang ia miliki, Biu langsung menghadang lima orang di hadapannya.
Biu membuat gerakan memutar hingga kursi yang ia panggul di bahu mengenai dua orang yang menghadang di belakangnya. Sebelah kakinya yang bebas terangkat dan menendang satu orang di hadapannya.
"Shit!" Biu kembali mengumpat ketika serangannya tidak berhasil menumbangkan satupun dari lima orang itu. Biu kembali mengangkat kursinya, membuat ia harus menerima dua tendangan sekaligus di perutnya namun di saat yang bersamaan Biu mengayunkan kursinya ke depan hingga membentur kepala dua orang yang baru saja menendangnya. Berlangsung sangat cepat, tiga orang yang tersisa langsung menyerang Biu tanpa henti, namun seolah mendapat tenaga tambahan, Biu bisa membalas serangan tiga orang itu tanpa jeda sedikitpun. Kecepatannya meningkat dua kali lipat hingga dalam waktu singkat akhirnya Biu bisa menumbangkan tiga orang itu. Baru saja Biu hendak lari keluar, namun seorang pria bertubuh tinggi menghadangnya tepat di depan pintu masuk.
"Kau ...."
"Lama tak bertemu," ucapnya sambil menyeringai.
"Kai. Ini ulahmu ternyata," ucap Biu datar.
Pria bernama Kai itu hanya tersenyum, Biu masih berusaha tenang meskipun dalam hati dia benar-benar panik memikirkan kondisi Bible di luar sana. Namun kepanikan Biu nampaknya terbaca oleh Kai karena pemuda itu menyeringai menatap kedua tangan kecil Biu yang mengepal erat.
"Apakah kau mau menyelamatkan anak itu? Sejak kapan seorang Jakapan jadi sebaik ini? Sejauh yang aku tau, kau tidak punya ketertarikan pada orang lain, apalagi itu menyangkut perasaan."
Biu mendekat, memperpendek jarak di antara mereka berdua. Sampai Biu bisa merasakan deru napas Kai di wajah manisnya.
"Apapun yang kulakukan dan kurasakan, itu tidak ada hubungannya dengan pengkhianat sepertimu."
"Lalu, apakah kau tau siapa anak itu? Kau sudah tau siapa ayahnya? Melihat bagaimana kamu sangat melindungi anak itu, sepertinya kamu belum tau apapun tentangnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bloody Daisy
FanfictionBuild Jakapan Puttha Harusnya aku tidak membawanya masuk ke dalam duniaku. Kami berbeda. Terlalu banyak darah yang tertumpah karena kehadiranku dalam hidupnya. Bible Wichapas Sumettikul Aku tidak pernah menyangka kalau mencintai seseorang akan me...