"Bible sudah bangun?" tanya Arm saat Biu baru keluar dari kamar.
"Sudah, tapi dia sama sekali tidak mau bicara denganku."
Setelah agak tenang dan menyelesaikan ujiannya, Biu bergegas membawa Bible pulang ke rumah aman. Biu pikir, masalah di antara mereka sudah selesai, tapi ternyata tidak. Sesampainya di rumah aman, Bible mengurung diri di dalam kamar. Dia tidak mau bicara dengan siapapun terutama Biu. Bagaimana dengan si manis? Tentu saja moodnya benar-benar buruk sekarang.
"Apakah memang sesusah itu menjalin hubungan dengan anak kecil?" Biu mengacak rambutnya frustasi. Lagipula dia tidak semarah itu kan tadi, tapi kenapa Bible jadi tidak mau bicara dengannya sama sekali.
"Jangan sok tua kamu, Bii. Usia kalian cuma beda tujuh tahun," ucap Arm sarkastik.
"Tujuh tahun itu tidak sedikit ya, tuan Arm yang terhormat. Bahkan fase hidupnya untuk menuju kedewasaan saja masih sangat jauh."
"Cih." Wajah manis Biu memberengut kesal mendengar sahabatnya itu mendecih.
"Tuan, saya membawa makan siang untuk Bible," ucap Jo yang saat itu membawa nampan berisi makanan untuk kekasih tampannya.
"Biar aku saja yang memberinya makan," tawar Biu tapi Arm justru menahan tangannya untuk mengambil nampan itu. "Apa?" tanya Biu kesal.
"Biar Jo saja yang masuk. Kurasa kalau kamu yang membawanya, Bible malah tidak mau makan sama sekali," ucap Arm yang membuat mood Biu benar-benar makin buruk.
"Aku ingin sekali membunuhmu, Arm."
"Aku juga mencintaimu, Bii."
Biu harus benar-benar ekstra sabar saat melihat kekasihnya itu mau makan dan bicara dengan Jo. Bahkan dia tertawa saat Jo membantunya minum obat.
"Kau tau kalau anak itu emosinya tidak stabil, dan salah satu penyebabnya adalah dirimu. Bersabarlah, dia akan mencarimu nanti."
"Huh, aku kesal. Sampai kapan kita harus ada di sini? Aku ingin bekerja."
"Berani keluar dari tempat ini, aku akan menggantung kalian berdua."
Arm dan Biu menoleh perlahan dan sudah ada Mile yang berdiri dengan gagahnya di belakang mereka.
"Hehe, p'Mile," kekeh Biu.
"Tidak usah tertawa. Ikut aku ke ruangan sekarang."
Biu enggan meninggalkan pacar kecilnya. Tapi dia juga tidak mungkin menolak perintah Mile.
"Sudah, ayo. Biarkan Bible bersama Jo."
Akhirnya Biu hanya bisa pasrah saat Arm menariknya pergi. Biu tidak mempermasalahkan Jo yang dekat dengan kekasihnya itu. Tapi tidak bisa dipungkiri kalau Biu kesal melihat kedekatan mereka berdua.
"Apa-apaan ini?" tanya Arm saat selesai membaca artikel yang diberikan oleh Mile. Di sini, semua akses internet hanya ada di ruang kerja Mile. Semua yang mau menggunakan internet hanya bisa di ruangan ini dan menggunakan perangkat yang sudah disediakan. Semua alat komunikasi disimpan di dalam sana dan hanya boleh diaktifkan saat berada di luar jangkauan lokasi rumah aman.
"Keadaan di luar sana semakin tidak terkendali sejak identitas Eagle terbongkar. Banyak kelompok mafia yang berkeliaran mencari keberadaan kelompok itu.
"Apakah banyak yang mengincar Eagle?" tanya Arm.
"Entahlah, mungkin begitu," jawab Mile. Sedangkan Biu masih sibuk dengan pikirannya sendiri. Dia tidak peduli dengan Eagle dan perkumpulan apapun itu. Yang dia pikirkan hanyalah keselamatan kekasihnya. Melihat bagaimana Bible membongkar identitas Eagle dengan mudah, tidak menutup kemungkinan sudah banyak orang yang mengetahui kemampuannya. Dan tentu sudah banyak di luar sana yang mengincar Bible.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bloody Daisy
FanficBuild Jakapan Puttha Harusnya aku tidak membawanya masuk ke dalam duniaku. Kami berbeda. Terlalu banyak darah yang tertumpah karena kehadiranku dalam hidupnya. Bible Wichapas Sumettikul Aku tidak pernah menyangka kalau mencintai seseorang akan me...