16. Perhatian

49 15 1
                                    

"Grey, kemarilah, hihihi kau lucu sekali." 

Pagi Bible disibukkan dengan bayi kucing yang dia bawa kemarin, berhubung anak kucing itu tidak diizinkan untuk masuk ke dalam rumah, akhirnya Biu membelikan kandang besar dan rumah kucing di halaman belakang. Pada awalnya Bible ngotot ingin membawa Grey untuk tidur dengannya di dalam kamar, tapi Arm menjelaskan kalau Biu tidak suka binatang. Akhirnya Bible mengalah untuk membiarkan Grey tidur di belakang. Tapi, itu membuat Bible jadi lebih sering ada di belakang rumah. Bahkan hari ini, Bible sudah ada di belakang bersama Grey dari jam lima subuh. 

"Kenapa kau lucu sekali, hm." 

Bible agak terkejut ketika sebuah kain hangat tiba-tiba menutupi tubuhnya yang saat itu cuma pakai kaos tipis dan celana pendek. 

"Selamat pagi, Biu," sapanya riang. 

Bible tersenyum manis saat Biu menyusul duduk di sebelahnya. 

"Aku kesal saat bangun tidur tapi kamu tidak ada di sampingku." 

"Hehe maafkan aku, tadi aku memberi makan Grey dulu dan menemaninya main sebentar." 

Bible hanya diam saja menikmati Biu yang sedang merapikan surainya. Meskipun terlihat galak, tapi punya sisi lembut dan itu selalu terlihat saat mereka sedang berdua saja. 

"Meong." 

"Ng? Mau apa kamu? Jauh sana." 

"Meong." 

"Jangan dekat-dekat, ih. Pergi sana." 

Yahhh, benar-benar kelembutan Biu hanya untuk dirinya, bahkan pada Grey saja Biu masih segalak itu. 

*** 

"Ai Arm, apa-apaan kamu membawa anjing ke rumah ini hah?" 

"Kenapa? Kamu mau marah? Bahkan kamu tidak marah ketika Bible membawa Grey kemari." 

Biu nampak mengacak rambutnya frustasi, tapi tentu dia tidak bisa melakukan apapun karena Arm sudah membawa anjing kecil itu masuk ke dalam rumah. Akhirnya Biu memutuskan untuk masuk ke kamar, sedangkan Bible dan Arm justru tergelak karena mereka berhasil membuat Biu takluk. 

"Siapa namanya?" tanya Bible sambil mengelus-elus anak anjing dalam pelukan Arm. 

"Chibi. Aku berencana menamainya Chibi." 

"Ao, nama itu lucu sekali. Halo, Chibi, kuharap kau bisa berteman baik dengan Grey yaa." 

Akhirnya hari itu Bible dan Arm menghabiskan waktu dengan peliharaan baru mereka. Bahkan Bible sama sekali tidak masuk ke dalam rumah hingga hampir sore, sampai Bible merasakan perutnya lapar.

"Aku lapar," keluh Bible sambil mengusap perut ratanya.

"Haha ... Aku juga. Ayo masuk, mereka juga sudah tidur."

Bible bergegas berdiri menyusul Arm yang sudah berjalan masuk ke dalam rumah. Berkat dua anabul lucu itu, Bible dan Arm bisa sedikit lebih akur. Bahkan hari ini mereka banyak tertawa bersama.

"Biu?" panggil Arm namun tidak ada sahutan dari pemuda manis itu.

"Aku cek di kamar deh." Bible mengambil inisiatif untuk mengecek Biu di dalam kamar. Tapi nihil, keberadaan pemuda manis itu tidak nampak. Baru saja Bible hendak memeriksa ke kamar mandi, suara jeritan Arm yang menyebutkan nama Biu langsung membuat Bible refleks lari keluar dari kamar. Dilihatnya Arm sedang memapah Biu dari arah dapur.

"Biu kenapa?" tanya Bible panik.

"Kita bawa ke Mile dulu."

Bible langsung mengambil alih tubuh Biu karena Arm yang akan menyetir. Sepanjang perjalanan hanya diisi keheningan. Bible duduk di kursi belakang bersama Biu yang berbaring berbantalkan pahanya. Tubuh kurus Biu terasa dingin dan lembab, bahkan keningnya masih terlihat sangat basah. Jantung Bible berdegup kencang, pasalnya ini pertama kalinya dia melihat si manis jatuh pingsan. Melihat wajahnya yang pucat membuat Bible ingin menangis.

The Bloody DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang