"Bagaimana? Masih tidak mau makan?"
Biu mengangguk. Ia lalu menyusul duduk di samping Arm yang sedang asyik menyantap mie instannya di meja makan.
"Dia yang berbuat salah kenapa jadi dia yang ngambek," cibir Arm yang langsung membuat Biu melotot tajam.
"Kau tau sendiri kondisinya sedang tidak stabil."
"Huh, bela saja terus."
Hari ini Biu membawa Bible pulang ke hunian pribadinya. Sebenarnya anak itu minta dibawa pulang ke rumahnya sendiri. Tapi melihat bagaimana Bible selama di sana tidak bisa tidur, akhirnya Biu memutuskan untuk membawanya kemari. Bible kini berada dalam pengawasan penuh. Bahkan saat mereka tidak bersama, Biu akan mengutus Jo atau Arm untuk menjaga anak itu. Biu belum mengetahui identitas kelompok mafia yang sudah membunuh Korn, untuk itu Biu harus terus waspada.
"Kamu sudah tau identitas pembunuh Korn?"
"Biu, kamu baru menyuruhku tadi malam ya."
"CK." Biu berdecak kesal. Suasana hatinya juga sedang tidak baik sekarang. "Biasanya juga kau bisa bekerja cepat. Aku tidak mau tau, kamu harus mencari identitasnya malam ini juga."
"Biuuuuuu. Aku akan menghajarmu. Dasar menyebalkan."
Biu memilih abai dan memutuskan untuk masuk ke dalam kamar. Dilihatnya Bible masih betah bergelung di dalam selimut. Biu lalu merangkak naik ke atas tempat tidur.
"Bib, kamu tidak mau makan?"
"....."
"Mau kumasakkan sesuatu?"
"....."
"Kalau kamu tetap diam seperti itu, aku akan menelanjangimu."
Biu hampir tergelak saat melihat Bible yang sudah keluar dari selimutnya. Bahkan wajah tampannya sudah terlihat panik.
"Kenapa kau panik begitu?" tanya Biu geli.
"Biu jahat, ih."
Biu langsung ikut berbaring di atas tubuh Bible yang baru saja kembali berbaring menyamping.
"Biu berat."
"Biarkan saja. Aku juga mau ikut malas-malasan sepertimu."
Akhirnya Bible membiarkan saja Biu berbaring di atas tubuhnya, ya meskipun Biu yakin anak itu pasti keberatan. Berat badan Biu 68kg, tidak terlalu berat untuk tubuhnya yang memiliki tinggi 178cm, tapi pasti cukup membuat engap juga kan.
"Kamu tidak lapar?" tanya Biu lembut.
"Aku kangen ayah."
Biu cukup paham perasaan Bible, apalagi saat dia tau kalau Korn adalah satu-satunya keluarga yang dimiliki Bible. Biu juga paham kalau misalnya Bible ingin balas dendam pada orang-orang itu. Tapi satu hal yang Biu takutkan adalah, orang yang Bible hadapi saat ini bukanlah mafia sembarangan. Mereka bisa mengalahkan sebanyak itu anggota kepolisian yang menjaga Bible dengan mudah. Biu juga paham kalau Korn bukanlah detektif sembarangan, dulunya pria itu adalah seorang polisi senior, tidak mungkin dia tidak bisa melindungi dirinya sendiri.
"Bib, berjanjilah padaku kalau kau tidak akan melakukan hal gegabah seperti tadi siang."
"..."
"Bib!" panggil Biu sambil menelentangkan tubuh Bible hingga kini mereka saling berhadapan.
"Kamu tidak tau rasanya kehilangan satu-satunya orang yang kau jadikan tempat berlindung, Bii. Aku tidak punya siapapun lagi."
Biu yang saat itu posisinya ada di atas tubuh Bible langsung mencengkram kedua bahu Bible.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bloody Daisy
Fiksi PenggemarBuild Jakapan Puttha Harusnya aku tidak membawanya masuk ke dalam duniaku. Kami berbeda. Terlalu banyak darah yang tertumpah karena kehadiranku dalam hidupnya. Bible Wichapas Sumettikul Aku tidak pernah menyangka kalau mencintai seseorang akan me...