Bible mengerjapkan matanya, berusaha menarik kembali penglihatannya yang mengabur. Pemuda tampan itu mengerang pelan merasakan denyutan nyeri di kepalanya. Dia sudah terlalu banyak menangis sehingga membuat kepalanya terasa pusing. Kedua matanya pun sakit karena sembab. Pandangan Bible mengedar ke sekitar dan sepi, tidak ada siapapun di dalam kamar itu kecuali satu. Bible melihat sosok pria bertubuh tinggi yang sedang duduk di sudut kamar, namun karena situasi ruangan yang gelap dan hanya mendapat sedikit sinar bulan dari celah gorden membuat Bible tidak bisa melihat jelas sosok pria itu.
"Biu?" panggil Bible pelan. Bible merangkak turun dari tempat tidur namun langkahnya terhenti ketika sinar bulan tidak sengaja menyoroti sosok itu. Mata Bible menatap pria itu nanar.
"Jo,,, nathan?"
Bible tidak menyangka, benar-benar tidak menyangka kalau orang yang dia lihat adalah sahabatnya sendiri, Jonathan. Beberapa hari ini mereka memang tidak saling berkomunikasi, Bible pun tidak pernah menghubungi temannya itu karena dia yang terlalu sibuk menghadapi sang ayah. Tapi Bible tidak menyangka kalau akan bertemu dengan sahabatnya di tempat seperti ini. Jonathan terlihat sedang menghubungi seseorang melalui ponselnya.
"Bible sudah bangun, tuan."
.....
"Dia baik-baik saja. Saya akan menyiapkan makan malam untuknya."
.....
"Baik, tuan. Saya tidak akan meninggalkan ruangan ini. Baik."
Jonathan terlihat menghubungi seseorang lagi.
"Antarkan makan malam ke kamar tuan Build."
Selesai dengan telpon, Jonathan bergegas mendekati Bible yang masih duduk diam di pinggiran tempat tidur.
"Kau baik-baik saja? Butuh sesuatu?" tanyanya lembut. Bible hanya diam, sampai Jonathan jongkok di hadapannya dan menggenggam kedua tangannya.
"Maafkan aku," ucapnya pelan. Bible terdiam, matanya menatap Jo sayu. Tubuhnya terlalu lemas untuk bisa bicara. Dia sangat lelah. Bible menarik pelan tangannya yang ada dalam genggaman tangan Jo.
"Apakah masih ada hal lain yang kau sembunyikan dariku?" tanya Bible pelan.
"Aku bisa jelaskan, Bib. Aku tidak bermaksud membohongimu. Tapi aku juga tidak tau kalau tuan Build mengenalmu."
"Tapi hari itu harusnya kau sudah tau kan?! Lalu kenapa diam saja?"
"Aku terlalu bingung. Aku tidak tau harus bersikap seperti apa. Di satu sisi aku juga tidak terlalu mengenalnya. Secara teknis aku adalah anggotanya tuan Mile. Bertemu dengan tuan Build pun sangat jarang. Aku tau kalau semua yang sudah terjadi membuatmu bingung. Aku tidak mau membuatmu semakin kepikiran."
"Kau, pergilah. Aku mau sendirian."
"Bible ...."
"Pergi."
Bible kembali naik ke tempat tidur. Ia berbaring membelakangi Jonathan. Matanya kembali menutup. Tidur jauh lebih baik daripada harus bangun dan menghadapi banyak hal yang membuatnya bingung.
***
Tidur Bible terusik ketika ia merasakan sebuah tangan yang sedang mengelus surainya. Bible mengerang, berusaha meraih kembali kesadarannya dari dunia mimpi.
"Biu? Kaukah itu?"
Bible berbalik, netranya menangkap sosok Biu yang sedang berbaring menyamping di belakangnya.
"Hey, maaf membangunkanmu," ucapnya. Bible menggeleng pelan. Ia lalu mengubah posisi berbaringnya jadi menghadap pada Biu.
"Bagaimana perasaanmu?" tanya Biu ketika Bible tak kunjung buka suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bloody Daisy
FanfictionBuild Jakapan Puttha Harusnya aku tidak membawanya masuk ke dalam duniaku. Kami berbeda. Terlalu banyak darah yang tertumpah karena kehadiranku dalam hidupnya. Bible Wichapas Sumettikul Aku tidak pernah menyangka kalau mencintai seseorang akan me...