19. Rahasia

58 17 0
                                    

Biu masih terdiam, sejak tadi Bible mendesak untuk bercerita tentang Jes. Biu ingin sekali menceritakannya. Tapi melihat bagaimana reaksi Bible kemarin, Biu tidak sampai hati untuk menceritakan semuanya. Ya, Biu tau kalau kemarin Bible bertemu dengan Jes. Saat dia masih pingsan, Biu meminta bantuan Mile  mendapatkan koneksi di universitas itu untuk memeriksa kamera pengawas. Biu tau kenakalan pria tampannya yang sudah berbohong pada pengawalnya dan memilih kabur. Sejujurnya Biu kesal, tapi melihat bagaimana Bible masih ketakutan saat sadar, Biu jadi tidak tega. 

"Biu, ceritakan padaku naa," pinta Bible lagi. 

"Istirahatlah, Bib. Agar kamu bisa segera pulih," ucap Biu, dia hendak  pergi tapi Bible menahan lengannya. 

"Kalian menjagaku sampai seperti itu, tapi kalian tidak mengizinkanku untuk mengetahui alasan yang sebenarnya. Kalian memperlakukan  aku seperti anak kecil, menjagaku tapi membiarkanku tidak tau apa-apa." 

Kedua tangan kecil Biu mengepal erat. Dia tidak mungkin setega itu untuk memberitahu Bible, tapi dia juga paham perasaan Bible.

"Eagle adalah perkumpulan mafia paling besar di Thailand. Bisnis mereka mencakup penggelapan obat terlarang dan senjata api. Tidak ada yang bisa membongkar identitas gelap mereka, oleh karena itu kepolisian merekrut beberapa detektif ternama, salah satunya Korn Sumettikul." 

"P'Mile," tegur Biu. 

"Apa? Dia berhak tau tentang kebenarannya. Dia benar, kita yang sudah memperlakukannya seperti anak kecil. Dia juga harus tau agar bisa bertanggung jawab pada dirinya sendiri," ucap Mile yang langsung membuat Biu terdiam. Pria dominan itu menatap Bible datar. Sedangkan Apo yang baru datang langsung menghampiri Biu, ia memeluk pria manis yang sedang kalut itu. 

"Jelaskan, paman," pinta Bible. 

"Korn menerima kasus ini karena dia pun sangat ingin mengungkap tentang perkumpulan itu, meskipun dia tau kalau yang terancam bahaya tidak hanya dirinya, tapi kau juga. Sampai akhirnya tragedi malam itu, identitas Korn terbongkar, mereka menyerang kalian. Eagle punya tim eksekutor yang dipimpin langsung oleh anak bungsu mereka, orang itu adalah ...."

"P'Jes kan," potong Bible yang langsung membuat semua orang terdiam di dalam ruangan itu. Biu melihat Bible menunduk, ia yang merasa tidak tega bergegas mendekati Bible.

"Hey, Bib," panggil Biu sambil membingkai wajah tampan Bible dengan kedua telapak tangan kecilnya. Jantung Biu berdenyut nyeri melihat tatapan kesedihan anak itu.

"Aku tidak apa-apa, Biu. Aku mau tidur."

Biu membiarkan saja Bible berbaring membelakanginya. Bahkan pemuda manis itu justru mengalah dan memilih keluar dari ruangan. Begitu juga Mile dan Apo.

"Apa tidak apa kita biarkan dia sendirian?" tanya Apo.

"Biarkan saja, Po. Dia butuh waktu," ucap Biu pelan.

"Kau tidak mau memberitahu tentang asal usul kalian juga?" tanya Mile. Kepala Biu makin tertunduk dalam.

"Phi lihat kan bagaimana hancurnya dia saat ini? Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi kalau dia tau semuanya," ucap Biu lirih.

"Beri dia waktu, phi. Biarkan saja seperti ini dulu," sambung Apo.

Akhirnya malam itu semua memilih untuk menyendiri. Biu mengurung dirinya di dalam kamar yang ada tepat di sebelah Bible. Sedangkan Bible masih di dalam kamar dengan Jo yang menjaga di depan pintu. Semua memiliki waktunya sendiri-sendiri. Sampai tiba-tiba menjelang tengah malam, suara riuh terdengar di luar. Di saat yang bersamaan Arm masuk dengan wajah paniknya. 

"Ada apa?" tanya Biu bingung. Dia berjalan mendekati Arm. 

"Apo ... Dia ...." Arm tidak dapat melanjutkan kata-katanya, dia langsung menarik tangan Biu, membawanya ke luar, di sana sudah ada beberapa pengawal yang terluka sedang saling mengobati di ruang tamu, sedangkan mereka pergi ke ruangan khusus yang ada  di bagian belakang rumah. Tubuh Biu menegang saat melihat Mile yang sedang berusaha menghentikan pendarahan di perut kiri Apo. 

The Bloody DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang