"Kalau tuan Build tau, dia pasti akan menghajarku."
"Ao, ayolah Jo. Kau terlalu berlebihan."
"Kau tau sendiri kan kalau dia memperingatkan kita untuk langsung pulang ke rumah tuan Mile setelah selesai kuliah. Dia melarang kita untuk mampir kemanapun."
"Tapi kan kita tidak ke tempat yang aneh-aneh."
"Tetap saja dia akan marah karena kita pergi tanpa seizinnya."
Bible memutar bola matanya mendengar omelan Jo sejak tadi. Sepulang kuliah, Bible merengek untuk dibawa pulang ke rumahnya. Itu bukan tanpa alasan, sejak kematian Korn, Bible memang hampir tidak pernah ke rumah ini lagi. Dia tidak keberatan dengan itu, karena Bible pun belum mampu untuk tinggal di rumah ini lagi sejak kejadian mengerikan yang merenggut nyawa ayahnya. Karena itulah dia meminta diantar ke rumah itu lagi untuk mengambil beberapa barang penting, setidaknya dia akan lebih tenang.
Begitu sampai, Bible langsung lari ke kamarnya yang ada di lantai dua. Barang pertama yang dia ambil adalah album foto milik keluarganya, buku harian sang ayah, lalu beberapa peralatan pribadi miliknya. Bible juga mengambil beberapa pakaian miliknya, bukan sembarang pakaian, tapi itu adalah kaos kesayangan yang selalu ayahnya belikan kalau sedang tugas jauh.
"Bib, ayo cepat," suruh Jo.
"Uhh, iya."
Bible sempat bimbang saat melihat bantal boba kesayangannya. Tidurnya sering tidak bisa nyenyak mungkin juga karena bantal itu tidak bersamanya. Bantal itu adalah hadiah ulang dari Korn saat ia berusia tujuh belas tahun. Korn memberikan bantal itu karena Bible yang hampir setiap hari suka sekali membeli minuman boba, padahal itu tidak baik untuk kesehatannya. Sejak saat itu, si boba tidak pernah lepas darinya, Bible selalu tidur bersama boneka itu.
"Kamu mau membawa Boo?"
Bible mengangguk ragu.
"Kalau aku membawanya, Biu akan tau kalau kita kemari."
"Tapi kamu butuh dia untuk bisa tidur nyenyak kan? Aku tau kalau beberapa minggu ini kamu tidak bisa tidur nyenyak tanpa dia."
"Mmmm," Bible menggumam.
"Ambil saja, aku akan tanggung jawab kalau tuan Biu marah."
Bible bingung, dia berjalan pelan mendekati tempat tidur. Tepat saat tangannya hendak meraih Boo, sebuah dentuman kencang terdengar di depan pintu kamarnya. Bible bergegas lari ke luar dan langkahnya langsung terhenti saat melihat Jo yang sudah terbaring tidak sadarkan diri di depan kamarnya.
"Jo," pekik Bible panik.
"Aku sudah lama menunggu momen ini. Kau pergi tanpa pengawasan."
Bible mendongak, tubuhnya menegang saat melihat sosok Kai yang berdiri menjulang tepat di hadapannya. Tubuh Bible langsung jatuh terduduk di lantai melihat bagaimana pria itu menyeringai menatapnya.
"Biu ceroboh sekali menempatkan bocah ingusan sepertinya untuk menjagamu, cih."
Bible menyeret mundur tubuhnya berusaha menjauh dari Kai.
"Kamu takut? Dasar anak kecil."
Rahang Bible mengeras saat melihat Kai menertawakan dirinya. Bible memaksa dirinya untuk berdiri dan menghadang Kai. Dia tau kalau dirinya tidak akan bisa mengalahkan pria itu. Tapi Bible tidak akan membiarkan sesuatu terjadi pada dirinya.
"Aku bertanya-tanya, hal apa yang membuat Biu jadi menyukai anak kecil sepertimu. Tapi, kurasa dia hanya butuh mainan saja. Orang seperti Biu tidak mungkin serius denganmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bloody Daisy
FanfictionBuild Jakapan Puttha Harusnya aku tidak membawanya masuk ke dalam duniaku. Kami berbeda. Terlalu banyak darah yang tertumpah karena kehadiranku dalam hidupnya. Bible Wichapas Sumettikul Aku tidak pernah menyangka kalau mencintai seseorang akan me...