Bab 1

200 15 0
                                    

Malam itu terasa hangat meskipun hujan rintik mulai turun di luar. Di dalam rumah kontrakan kecil mereka, keempat sahabat itu duduk melingkar di ruang utama, menikmati nasi goreng yang baru saja mereka beli. Aroma nasi goreng yang menggoda bercampur dengan tawa dan canda mereka.

"cemana tugasmu ben?" tanya Indra sambil menyendok nasi gorengnya.

Bene, yang sedang sibuk mengaduk nasi gorengnya, mengangkat bahu. "gak tau lah aku, masih sedikit aku selesainya. Minggu depan deadline-nya."

"suruh siapa lah masuk jurusan susah kek gitu," ujar Oki sambil menggigit kerupuk. "semangat ya ben, kami ga bisa bantu, kau sendiri aja."

Bene melirik sinis oki. "iya ki, makasi loh atas semangatnya."

Boris, yang sejak tadi hanya mendengarkan, tiba-tiba menatap serius ke arah Indra. "inda, lain kali kau hati². Kau tahu kan, kita semua di sini saling jaga. lain kali, kabari kami jika kau lambat pulang."

Indra mengangguk pelan. "iyaa, aku tadi lagi asyik baca buku di perpustakaan aja. jadi lupa ngabarin."

Mereka melanjutkan makan malam dengan cerita-cerita ringan tentang hari-hari mereka. Boris bercerita tentang dosen hukum yang terkenal galak, sementara Oki mengeluh tentang kode pemrograman yang tak kunjung selesai. Canda tawa terus mengalir, membuat malam itu terasa begitu spesial.

Setelah makan malam, mereka berkumpul di ruang tamu. Boris membawa gitar dan mulai memainkan lagu-lagu lama yang mereka semua tahu. Nyanyian dan tawa mereka terdengar sampai ke luar rumah, mengalahkan suara hujan yang mulai deras.

Ketika malam semakin larut, satu per satu dari mereka mulai merasa lelah. Oki yang paling pertama menguap, diikuti oleh Bene dan Indra. Akhirnya, Boris meletakkan gitarnya dan mengajak mereka semua untuk beristirahat.

"tidur lah yuk, udah malam pun," ujar Boris sambil berdiri dan merentangkan tangannya.

Mereka semua setuju dan mulai beranjak ke kamar masing-masing. Namun, sebelum benar-benar berpisah untuk tidur, Indra memanggil teman-temannya.

"eh makasi yaa... bersyukur kali aku punya kawan kek kalian." ucap indra diiringi dengan senyumannya

"jijik kali aku dengar kau ngomong kek gitu da" canda oki

"hehe, cuman bilang makasi aja loh" ucap indra santai

"udahlah masuk kamar, makin malam makin ga jelas kelen" suruh boris

boris oki indra dan bene pun memasuki kamar masing masing.

Di kamar kecilnya, Indra duduk di tepi tempat tidur, memikirkan kejadian hari itu. Ia benar benar merasa beruntung memiliki teman-teman seperti Boris, Oki, dan Bene. Mereka bukan hanya teman sekamar, tapi sudah seperti keluarga sendiri di kota yang asing ini. walaupun mereka memang tidak pernah romantis romantisan seperti difilm film__

Indra berbaring dan menatap langit-langit, mendengarkan suara hujan yang menenangkan, bermain dengan pikirannya sendiri. Dengan senyum kecil di wajahnya, ia menutup mata dan membiarkan dirinya terlelap

---

tengkyuu yang udah baca sampe habiiss ❤️

update sesuai mood yaa hehe ✌🏻

4 kehidupan 1 duniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang