Bab 13

154 22 2
                                    

Setelah kejadian pelemparan batu, mereka mencoba kembali menjalani hari-hari mereka seperti biasa. bapak kos memperingati untuk terus berhati hati, cctv belum terpasang jadi mereka dalam keadaan rawan bahaya. Meski rasa khawatir masih menyelimuti, mereka berusaha menjalani aktivitas sehari-hari dengan normal. Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama.

Suatu sore, Indra baru pulang dari perpustakaan umum, sepanjang perjalanan dia merasa ada yg mengikutinya. sesampainya dirumah, ia menemukan secarik kertas terselip di pintu kamarnya. Ia membukanya dan membaca isinya dengan cepat. Wajahnya seketika berubah pucat.

"Kenapa, nda?" tanya Oki yang kebetulan lewat.

"Ini... surat ancaman," kata Indra dengan suara gemetar. Ia menyerahkan kertas itu kepada Oki.

Oki membaca tulisan yang tertera di kertas tersebut:

"Pergi dari sini sebelum kau menyesal."

Oki merasakan desiran dingin di punggungnya. "Kita harus kasih tahu yang lain."

Malam itu, mereka berkumpul di ruang tamu. Indra menceritakan tentang surat ancaman yang diterimanya. Bene yang sedang duduk di sofa tiba-tiba teringat sesuatu.

"Aku juga dapet surat tadi pagi," kata Bene, mengambil secarik kertas dari dalam tasnya. "Aku pikir kalian iseng aja ke aku"

Surat itu berbunyi:

"Kalian tidak diinginkan di sini. Pergi dari Jakarta."

Boris tampak paling khawatir. "Kita harus gimana, nih? Gak mungkin kan kita pergi begitu aja? tadi aja aku keluar ada keperluan juga berasa dibuntutin sama orang"

"aku juga" kata indra

"Kita gak boleh sembarangan. kita ga tau siapa yg ngelakuin ini, mereka sampe masuk ke dalam rumah tanpa sepengetahuan kita waktu kita lengah" ucap oki

bene menyela mereka "lagian kelen ngapain sih keluar keluar ga penting? udah tau kondisinya kek gini, lagian kan sekarang masih libur semester, dirumah aja lah"

"apanya yg ga penting? aku keluar itu penting ya, kalau kau ga tau ga usah ngomong kek gitu ben. kau tanya aja sama inda ni aja, dari pagi sampai sore diperpus ngapain lah?" ucap boris dgn nada yang sedikit membentak

"ngapain kau lempar ke aku? aku aja ga tau kau ngapain berarti kau ga perlu tau aku ngapain aja diperpus. lagian kau udah tau aku suka diperpus ris, kok bisa bisanya kau bilang gitu ke aku?!" ucap indra dengan nada bergetar, nafas dia mulai tak beraturan

oki yang memperhatikan itu segera melerai mereka, khawatir takut indra sesak lagi
"udah udah!! ris, kenapa emosi kali keknya, tenangkan dirimu dulu, minta maaf lah ke inda" ucap oki

"maaf ben ki, agak kebawa suasana tadi. maaf nda, aku ngebentak kau" ucap boris sembari menatap indra.

"aku pun minta maaf" kata bene

Mereka menenangkan diri sejenak, hening.

Mereka lalu memutuskan untuk lebih berhati-hati. Namun, Oki tampaknya menyimpan sesuatu. Ia sering terlihat termenung, seolah memikirkan sesuatu yang tidak ia ungkapkan kepada teman-temannya.

Malam itu, mereka mencoba tidur dengan tenang. bene merasa bersalah tadi menanyakan hal yg tidak penting itu, pertanyaan dia memicu pertengkaran antara boris dan indra

indra mencoba tidur tapi tidak bisa, sepertinya sesak dia kambuh lagi, dia merasa kecewa dengan boris tadi. walaupun sudah meminta maaf, indra tetap kesal. perpus adalah tempat untuk dia lari dari kehidupan yg tidak dia inginkan ini, membaca buku membuatnya bisa menenangkan diri dari hiruk pikuk pikirannya. Malam ini indra tertidur, tertidur setelah dia melawan sakitnya, sama seperti hari hari sebelumnya, bedanya, malam ini lebih terasa sakit....

Boris pun merasa tidak tenang, dia merasa bersalah sudah membentak indra seperti itu. biasanya dia memperlakukan indra seperti adiknya sendiri, dia tidak pernah membentaknya. boris tidak bisa tidur akhirnya dia memutuskan ke dapur untuk mengambil minum. Saat berjalan menuju dapur dia mendengar sesuatu dikamar oki. Boris memergoki Oki sedang berbicara di telepon dengan seseorang.

"Kau yakin itu mereka? Aku takut kalau ini dibiarin terus, mereka nyakitin kawan kawanku disini" kata Oki di telepon.

Setelah telepon selesai, Boris mendekati Oki. "Ki, telponan sama siapa?"

Oki terdiam sejenak "oh ini... telponan sama lolox"

"ngomongin apa? kau ga nyembunyiin sesuatu kan?" desak Boris.

"engga kok ris, aman" kata oki

"yaudah lah kalo gitu, aku mau ambil minum aja, kau tidur ya" ucap boris. sebenernya boris masih curiga..

"iya" jawab oki

Malam itu mereka tidur, dengan pikiran dan hati yg kacau.

~~~

bersambung ~

4 kehidupan 1 duniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang