Bab 11

140 20 3
                                    

Hari ke 5 camping. Pagi itu, setelah sarapan, mereka memulai perjalanan menuju desa terdekat. Kata boris, di sekitar desa tersebut ada air terjun yang indah dan belum banyak diketahui orang, boris tau dari temannya. Mereka memutuskan untuk menuju desa itu terlebih dahulu, meminta izin kepada penduduk desa untuk pergi ke air terjun tersebut. Air terjun itu milik penduduk desa, yang biasanya mengambil air bersih dari sana.

Oki masih memperhatikan Indra dengan cermat, memastikan sahabatnya baik-baik saja.

Di tengah perjalanan, mereka sampai di sebuah bukit kecil dengan pemandangan yang indah. Mereka berhenti sejenak untuk menikmati pemandangan dan beristirahat.

Saat mereka melanjutkan perjalanan, Oki mendekatkan diri ke Indra. Dia terus memperhatikan Indra, takut terjadi sesuatu.

"Oki, kenapa sih kau liatin aku kayak gitu?" tanya Indra tiba-tiba dengan nada kesal.

Oki memberhentikan langkahnya dan mencegat Indra. "Aku cuma khawatir Nda. Kau gapapa? kalau capek bilang jangan diam aja."

Indra mendesah. "Ki, aku sudah bilang aku gapapa. Kenapa kau gak percaya sama aku? Minggir, Ki, itu Bene sama Boris makin jauh nanti," sambung Indra.

"Kau tahu kenapa aku gak percaya, Nda. Aku liat kau malam itu, aku tau malam itu kau kesakitan, Nda, dan kau selalu bilang gapapa, pura pura ga terjadi apa apa. Aku gak bisa diam aja ya!!" jawab Oki dengan suara tegas dan sedikit membentak.

Indra terdiam, dia sedikit terkejut melihat Oki membentaknya.

Oki mendekat. "Maaf," ucap Oki.

Indra menghela napas dalam-dalam, menatap Oki sejenak. Perlahan, Indra maju mendekati Oki dan memeluknya.

"aku jg minta maaf ya ki, udah buat kau khawatir" kata Indra dengan suara pelan.

Oki memeluk Indra lebih erat.

air matanya mengalir perlahan "makasi ya, Ki. Mungkin aku perlu waktu"

Mereka berdua berpelukan dalam keheningan, merasakan kekuatan persahabatan yang semakin erat.

Bene dan Boris yang sudah berjalan lebih jauh, menoleh dan melihat mereka. Boris melambaikan tangan, memberi isyarat agar mereka segera menyusul. Indra dan Oki melepaskan pelukan mereka dan bergegas menyusul Bene dan Boris.

Sesampainya di desa, mereka disambut dengan ramah oleh penduduk setempat. Desa itu kecil dan tenang, dengan penduduk yang bersahaja. Mereka mendatangi kepala desa, Pak Hasan, untuk meminta izin pergi ke air terjun.

Pak Hasan menyambut mereka dengan senyuman. "Silakan, anak-anak. Air terjun itu memang indah, tapi hati-hati ya. Jalannya agak licin dan curam. dan tolong jaga kebersihannya ya"

"Baik, Terima kasih, Pak Hasan," kata Oki.

Mereka melanjutkan perjalanan menuju air terjun dengan semangat baru. Perjalanan itu cukup menantang, dengan jalan setapak yang sempit dan berbatu. Namun, pemandangan yang mereka temui semakin memotivasi mereka untuk terus maju.

Setelah sekitar 30 menit berjalan, mereka akhirnya sampai di air terjun tersembunyi itu. Airnya jernih dan segar, memantulkan cahaya matahari yang menerobos pepohonan. Mereka terpesona oleh keindahan alam yang belum terjamah oleh banyak orang.

Mereka berempat segera menceburkan diri ke dalam air, merasakan kesegaran yang menyegarkan tubuh mereka. Tawa dan canda mengisi udara, melupakan sejenak kekhawatiran dan beban yang ada.

Indra tampak ceria. Dia tertawa bersama yang lain, menikmati setiap momen dengan penuh kebahagiaan.

Oki memperhatikan itu, terkadang dia bertanya tanya bagaimana bisa orang seceria itu memiliki banyak luka yg disembunyikan.

bene naik duluan, dia duduk di bebatuan pinggir air terjun tersebut, gemercik air mengenai badannya. dia menikmati pemandangan sekitar yg sangat asri.

indra menyusulnya, duduk bersama bene. "ben" ucap indra

bene menoleh ke arah indra "iya nda?"

indra menatap bene "kau gapapa? jangan pikirin kuliahmu itu ya, kan lagi seneng seneng kita sekarang"

bene mengalihkan pandangannya ke air terjun "gapapa loh nda, lagi menikmati pemandangan aja. bagus kali disini, tenang"

indra merangkul bene "seneng aku liat kau kek gini" ucap indra sambil tersenyum
bene pun membalasnya dgn senyuman juga.

"bene inda, ngapain kelen senyum senyum ga jelas itu, mau ciuman kelen ya?" goda boris dari bawah

"mulutmu!!" balas inda
bene hanya tertawa melihatnya

oki pun ikut teriak "turun lah sini, berenang lagi"

"iya iyaa!" ucap indra
indra mengajak bene "ayok ben" dan dibalas anggukan oleh bene

mereka berempat pun berenang di air terjun itu sampai lelah. mereka beristirahat di bebatuan dan membuka alat alat masak mereka, oki menyalakan kompor portabel dan memasak mie. mereka berempat menikmati suasana sekitar yg sangat sejuk dan tenang sambil memakan mie.

cukup sederhana, tapi memuaskan.

sore itu, mereka beranjak pulang ke tempat camping, berpamitan dgn pak hasan dan penduduk desa. malam hari mereka sudah sampai ke tempat camping, setelah sampai di tenda, mereka duduk mengelilingi api unggun, menikmati angin malam yang sejuk.

~~~

bersambung ~

4 kehidupan 1 duniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang