Bab 7

153 18 0
                                    

☁️☁️☁️

Hari keberangkatan camping akhirnya tiba. Semua persiapan sudah dilakukan sejak malam sebelumnya. Mereka semua terlihat antusias, bersemangat untuk menghabiskan waktu bersama di alam terbuka.

Pagi-pagi sekali, mereka berkumpul di ruang tamu rumah kontrakan. Oki, sebagai orang yang paling terorganisir, memastikan semuanya siap.

"Semua udah siap, kan? Tenda, sleeping bag, peralatan masak, makanan, semuanya?" tanya Oki dengan nada sedikit mengatur.

Bene mengangguk. "Udah siap, Ki. Aku bawa snack juga, buat jaga-jaga."

Boris menambahkan, "Aku udah cek lagi, semua barang kita bawa. Tinggal kita berangkat."

Indra tersenyum, merasa sedikit lebih ringan melihat semangat teman-temannya. "Ayok lah berangkat"

Mereka semua memasukkan barang-barang ke dalam mobil sewaan yang sudah mereka siapkan. Perjalanan mereka dimulai dengan tawa dan canda, menikmati pemandangan sepanjang jalan.

Setelah beberapa jam perjalanan, mereka akhirnya tiba di tempat tujuan. Lokasi camping yang mereka pilih berada di pinggir danau di antara gunung-gunung indah dengan pemandangan yang menakjubkan. Suasana sejuk dan segar menyambut mereka.

"bagus kali tempatnya ki, pintar jg kau milih ya" seru Bene sambil menatap sekitar. ada beberapa org yg camping jg dilokasi tersebut tetapi tidak ramai

Mereka segera membongkar barang-barang dan mulai mendirikan tenda. Boris dan Oki bekerja sama mendirikan tenda besar untuk mereka berempat, sementara Bene dan Indra mengurus peralatan masak dan makanan.

Setelah tenda berdiri dan peralatan siap, mereka duduk di sekitar api unggun yang baru saja mereka nyalakan. Oki mengeluarkan gitar dan mulai memainkan beberapa lagu, menciptakan suasana hangat dan menyenangkan.

"Sore ini kita santai aja dulu, besok baru kita jalan-jalan eksplor sekitar sini" kata Oki sambil tersenyum.

***

Malam itu, di bawah langit penuh bintang, mereka bercerita tentang masa lalu, mimpi-mimpi, dan rencana masa depan. Canda tawa mengisi malam, seolah semua beban yang mereka rasakan hilang sejenak.

Namun, di tengah malam, Indra terbangun, hal itu terjadi lagi. indra kembali merasakan sakit di dadanya, dia berusaha mengatur nafasnya yang tidak karuan. dia berusaha keluar dari tenda untuk menenangkan diri dan berusaha tidak membangunkan yang lain.

Saat dirinya mulai tenang dia melihat sekitar danau, dan di tepi danau ia melihat seseorang duduk terdiam menatap danau.

Bene.

Indra merasa ada yang tidak biasa, dan rasa ingin tahunya membuatnya mendekat. "Ben, kau ngapain di sini?"

Bene tersentak sedikit, menoleh ke arah Indra. "Oh, Nda. Aku nggak bisa tidur, jadi aku ke sini aja. kau ngapain disini?"

"oh aku cuman kebangun aja tadi, terus pengen jalan jalan sebentar" ucap indra berbohong

Indra duduk di sebelah Bene, memandang ke arah danau yang tenang. "Kenapa nggak bisa tidur? akhir akhir ini kau sering begadang keknya"

Bene menghela napas panjang. "lagi banyak pikiran aja nda"

Indra mengangguk, memcoba mengerti perasaan sahabatnya. "Tapi kita selalu punya satu sama lain, kan? kau bisa cerita ke aku boris atau oki"

Bene tersenyum tipis. "Iyaa, tapi... ga segampang itu nda"

indra tidak akan memaksa bene untuk bercerita, dia tau itu rasanya sangat tidak nyaman.

Mereka berdua duduk dalam diam, menikmati ketenangan malam. Suara hembusan angin yang sejuk dan cahaya bulan yang memantul di permukaan air menciptakan suasana damai

"kau.. pernah ga sih nda, ngerasa kecewa sama diri sendiri, ngerasa gagal" ucap bene akhirnya, mencoba membuka diri.

indra menatap bene dengan penuh perhatian. "aku rasa, semua orang pernah ngerasa dirinya gagal ben, tergantung orang itu mau terus berjuang untuk maju atau engga"

suasana hening kembali

"aku gagal nda, aku ngecewain bapak ku" ucap bene pelan sembari menahan air mata

"kau gak gagal ben, kau udah berusaha sebisa kau, itu udah yang terbaik" jawab Indra pelan.

air mata bene mengalir
"tapi bapak gak akan paham nda, aku udah berusaha sebisa mungkin, dapat nilai terbaik, lulus cepet, mulai nyari info lowongan pekerjaan di bumn ntah itu magang atau tetap. bapak tetap kek gitu, maksa keinginannya, gak pernah menanyakan keinginanku apa. apa aku mau ngejalanin hidup kek gini. semua yang kulakukan itu untuk dia nda, aku lakukan yang terbaik semampuku. tapi ga cukup... tetap kurang dimata dia" bene mengucapkan dengan suara yg sedikit tertahan dengan isakannya

"ini bukan kehidupan yang aku mau nda... ini 'kehidupan' yang bapak mau" ucap bene pelan.

indra menatap bene. "Aku ngerti perasaanmu sekarang ben, kau udah berusaha sebaik mungkin. Perasaan kecewamu wajar, kau udah ngelakuin segala cara biar bapakmu bangga. tapi kau jangan terus terusan kek gini, jangan salahkan dirimu sendiri. aku tau kau hebat ben, gak banyak orang yang bisa kek kau, usahamu itu udah yang terbaik yang kau bisa, itu udah keren kali loh ben. usahamu gak sia-sia. kau tetap hebat dengan atau tanpa pengakuan dia. kalau ada apa apa cerita ben, cerita ke aku boris atau oki, kami siap membantu kau apapun kondisinya. kau gak sendiri bene, ada kami yang selalu ada disampingmu" ujar indra dengan suara yang menenangkan.

bene menatap indra dengan mata yg masih berkaca kaca, tapi ada sedikit senyum di bibirnya "makasih ya nda, aku bersyukur punya sahabat kayak kalian" kata Bene dengan suara yang lembut namun masih terdengar emosi.

Bene pun memeluk Indra dan dibalas juga oleh Indra sambil mengusap punggung Bene. Pelukan yang hangat dan tulus dari seorang sahabat memberikan rasa nyaman. Suasana di pinggir danau yang sejuk, dikelilingi pegunungan asri, di bawah langit yang indah dihiasi bulan purnama dan bintang-bintang yang berkilauan, menambah kehangatan momen tersebut.

malam itu, adalah malam yang sangat indah dan damai bagi mereka berdua. mereka berdua melepas pelukan dan tersenyum tulus satu sama lain. memandangi air danau yg tenang dan cahaya bulan yang memantul dipermukaan air.

sesaat sebelum masuk kembali ke tenda. keduanya terdiam sejenak, menikmati keheningan malam yang penuh kedamaian.

ternyata benar, pelukan dari orang tersayang mampu meringankan beban dalam diri.

***

bersambung ~

4 kehidupan 1 duniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang