Bab 14

137 24 9
                                    


Keesokan harinya, Indra terbangun dengan tubuh lelah. Dia hanya berharap kejadian semalam tidak terulang lagi. Sementara itu, Bene mencoba menenangkan diri dengan sarapan pagi bersama.

"Oki mana?" tanya Bene, memperhatikan ke sekeliling ruangan.

"Kayaknya tadi dia keluar sebentar," jawab Indra sambil mengerutkan kening. "Dia nggak pamit ke kau?"

Bene menggeleng. "Aku kira dia di kamar."

~~~

Sementara itu, Oki berjalan cepat menuju kafe kecil di ujung jalan. Di sana, dia bertemu dengan Lolox, temannya yang sudah menunggu di sudut ruangan. Lolox adalah teman satu jurusannya.

"Kau telat, Ki," kata Lolox sambil menyesap kopinya.

"Maaf, tadi aku harus pastiin mereka nggak curiga" jawab Oki sambil duduk. "Jadi, kau yakin geng motor itu yg lemparin batu ke rumah ku?"

Lolox menunjukkan beberapa video dan foto kepada Oki. "sebenernya aku ga yakin yakin kali sih, cuman kan kata tetanggamu itu yg nyerang geng motor dan kau pernah berurusan sama salah satu orang yang ternyata anggota geng motor disini, jadi aku asumsikan kalau mereka"

Oki melihat video dan foto para anggota geng motor tersebut dan melihat satu orang yg dia tau ternyata salah satu anggotanya. "Waktu itu aku ga tau kalau dia salah satu anggota geng motor"

"Aku yakin kalau kalian ga aman, Ki. Mereka termasuk geng motor paling ditakuti dijakarta. Mereka ga akan tinggal diam ki, mereka termasuk nekat dalam bertindak"

"Terus aku harus gimana. Mereka udah mantau kawan kawanku sejak beberapa hari yang lalu, bahkan sampai diikutin" kata Oki dengan cemas.

"kalian harus hati-hati. Mereka nggak main-main, jangan kepisah, tetep bareng terus minimal berdua, jangan sendirian" kata Lolox serius.

"mereka semua dateng waktu lemparin batu kerumah?" tanya oki

"kayaknya sih iya ki" jawab lolox sembari melihat foto foto geng motor tersebut

"berapa orang anggotanya?" oki bertanya lagi

"13"

~~~

Di rumah, Indra dan Bene sedang duduk di ruang tamu, menonton tv sambil membicarakan kejadian-kejadian terakhir.

"Aku dapet surat lagi tadi pagi," kata Bene tiba-tiba, mengambil secarik kertas dari dalam tasnya. "Di selipin  dipintu depan"

Surat itu berbunyi: "Pergi dari sini, dasar anak kampung, bisanya ngerusuh."

"Kenapa kau baru bilang sekarang, Ben?" seru Indra.

"Aku nemuinnya sebelum kelen bangun tadi pagi, jadi kusimpan aja dulu suratnya, trus kelupaan" jawab Bene.

Sementara itu, Boris sedang berada di luar. Sebenernya, Dia merasa tidak tenang meninggalkan teman-temannya dalam keadaan seperti ini, saat pergi pun dia hanya berpamitan kepada bene.

Ketika Boris kembali ke rumah, dia menemukan Indra dan Bene sedang berbincang diruang tamu. "Kalian lagi ngapain?" tanya Boris.

Bene menjawab. "Nonton tv aja"

boris melihat indra memegang secarik kertas "apa itu nda?"

indra memberi kertas tersebut kepada boris

"itu kertas ancaman lagi, aku dapat tadi pagi dipintu depan" kata bene menjelaskan.

"simpen aja nanti semua kertas² nya" ucap boris

indra beranjak dan berjalan keluar rumah. bene yg menyadari itu bertanya "mau kemana kau?"

"beli pisang goreng didepan" jawab indra

"gapapa kau sendirian gitu? bahaya loh. ris temanilah itu nanti kenapa napa" ucap bene

"kau mau kutemani nda?" tanya boris

"gausah aku bisa sendiri, cuman deket kok" ucap indra tanpa menoleh sedikitpun

"hati hati ndaa!" teriak bene

'dia masih marah ya sama aku?'
ucap boris dalam hati

~~~

Tak lama kemudian, Oki kembali ke rumah. Dia langsung duduk bersama bene dan boris di ruang tamu. "inda mana?"

"keluar tadi beli pisang goreng" jelas bene

oki terkejut "loh sendirian? kok gak kelen temenin"

"dia bilang cuman deket aja ki, jadi bisa sendiri" ucap boris

"ya tapi tetep aja bahaya ris, aku susul aja ya takut dia kenapa kenapa" oki berdiri ingin menyusul indra

oki berjalan keluar dari komplek kecil itu dan menuju ke tempat dimana indra biasa beli pisang goreng, jaraknya tidak terlalu jauh hanya 2 menit berjalan. Tetapi disana tidak ada siapa siapa, indra tidak ada.

Oki balik kerumah dan mencari bene "Ben, inda beli pisang goreng dimana? ditempat biasa orang jual gorengan itu ga ada dia?!"

"Kata dia beli didepan ki, didepan kan cuman disitu, ga ada lagi orang jual gorengan disekitar sini. Kau yakin dia ga ada?" bene terdengar panik

"Kau yg betul ki, ga perhatian mungkin jadinya ga liat" ucap boris khawatir

"betul lah paok, kau pikir aku minus? udah aku cari betulan ga ada. gimana ini?" oki terlihat panik

boris berinisiatif "telfon aja dulu cobak"

bene pun mengambil telfonnya "coba ku telfon ya"

ketika bene mencoba menelfon indra, tiba tiba terdengar suara dari sofa ruang tamu

oki mendengarnya "suara apa itu?"

boris mencari sumber suara, boris menemukan hp indra diantara bantal sofa "hpnya inda, gak bawa hp dia, gimana ki"

"keluar kita, ayok cari bareng. sekarang!" tegas oki

~~~

bersambung ~

~~~

maap telat upload hehe
aku up setiap senin dan Jumat, kalau telat dikit gpp lah yaaa :')

4 kehidupan 1 duniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang