Universitas ZA, depan gedung fakultas seni.
" Apa baik-baik saja kita menyergapnya langsung seperti ini, kenapa kita tidak minta nomornya dan menghubungi nya, bertanya terlebih dahulu lebih terhormat kurasa !" Ucap Dila.
"Tidak perlu basa basi. Aku tidak sabar ingin menanyainya langsung !" Jean.
"Halo kakak kakak, apa yang membawa kalian kesini ? Apa kalian perlu sesuatu?" Ucap Jeremy dari fakultas seni.
"Hei, apa kau melihat Yangi ?" -Tanya Jean tampak serius dan itu membuat Jeremy canggung.
"Ee.. Yangi biasanya ada di ruang seni lab lV, dia suka melukis sampai larut disana !" -Jeremi.
"Baiklah, terimakasih !" Ucap Jean menepuk pundak Jerami.
"Ayo guys kita temui dia !" Ucap Jean, di penglihatan Jeremy Jean seperti preman yang memimpin kelompoknya.
"Apakah Yangi akan dalam bahaya ?" Ucap Jeremi bicara pada diri sendiri seraya menatap empat wanita itu masuk gedung fakultas seni.
"Yangi, apa yang sudah dia lakukan, selalu saja ada orang-orang yang mengincar mu, itu hanya sekelompok wanita dia tidak akan terbunuh ia kan ?" Ucap Jeremy cemas.
Di koridor Jean dan lainnya begitu fokus mencari ruang seni lab lV, sesekali Jean menabrak seseorang karena saking fokusnya ingin segera menemukan Yangi, bahkan ia mendengus kesal lalu dan terus berjalan tanpa meminta maaf terlebih dahulu. Pilihan yang tepat bagi Shinta, Dila dan Wini untuk mengikuti Jean, inilah gunanya mereka berada disisi Jean untuk meminimalisir kekacauan yang dibuat Jean, mereka harus tersenyum canggung dan menunduk meminta maaf pada setiap orang yang ditabrak Jean bahkan yang hanya sekedar ditatap sinis oleh Jean.
Tibalah di depan ruang seni Lab lV, ketik memasuki ruangan mereka disuguhkan dengan banyaknya canvas besar dengan berbagai lukisan yang digores di atasnya. Ada 2 orang satu wanita dan satu pria sedang mengamati seseorang yang sedang melukis dengan gembira penuh imajinasi. Jika itu Yangi kesannya sungguh aneh bagi Jean serta lainnya melihat bagaimana sebelumnya mereka mendengar serta melabeli Yangi adalah pria buruk dengan obsesi aneh terhadap gambar yang mengerikan ternyata melukis dengan senyum seperti keindahan taman bunga di cuaca cerah.
"Waw, ini pertama kalinya kau melukis sesuatu selain gambar hantu mengerikan !" Ucap si wanita berambut panjang kuncir kuda dengan dress putih selutut.
"Siapa dia, tidak biasanya kau melukis manusia hidup seperti ini !" Tanya si pria dengan kaos putih celana hitam memiliki dan memiliki warna rambut pirang.
"Hei, apa kau yang namanya Yangi !" Ucap Jean beranjak mendekat. Wini berjalan ke belakang untuk melihat apa yang Yangi lukis.
"Siapa kalian ?" Ucap Si wanita agak kesal melihat para wanita yang baru saja masuk dengan arogan tersebut.
"Kei, yang dilukis olehnya ini Kei kan coba kalian lihat!" Ucap Wini, dengan sigap Jean ikut melihat apa yang Yangi lukis di atas canvas nya bahkan ia mendorong Si wanita cantik dengan dress putih untuk menyingkir.
"Hei !!!" Wanita dress putih mendengus kesal.
"Siapa kalian, kalian bukan dari fakultas kami kan ? jika ingin membuat keributan sebaiknya kalian pergi !" Ucap Si pria tapi Yangi menghentikan kedua temannya itu.
"Kalian berdua pergilah dulu !" -Yangi.
"Tapi !"
"Tidak apa-apa!" Ucap Yangi, kedua nya pun pergi.
"Kami akan menunggu selama 30 menit jika kau tidak keluar 30 menit kami akan kembali !" Ucap si wanita. Lalu pria dan wanita yang ternyata pasangan sejoli itu pun pergi meninggalkan ruangan.
"Siapa kau sebenarnya kenapa kau bisa kenal Kei ?" -Jean.
"Kalian mengenal pria yang sedang ku gambar ini ? Benarkah kalian mengenalnya? Bisakah kalian mempertemukan ku dengan nya?" Ucap Yangi tampak antusias. Jean dan ketiga temannya pun bingung dengan tingkah pria yang mengenakan celemek penuh dengan cat warna tersebut.
"Kau tidak mengenalnya jadi bagaimana kau tau Kei bagaimana foto Kei bisa ada padamu?" -Jean.
"Anak itu, aku bertemu dengannya di lokasi ditemukannya mayat dengan kematian misterius. Aku bertabrakan dengannya dia terburu-buru pergi meninggalkan ponselnya, seperti itulah caraku mendapatkan foto nya. Aku menunggunya untuk mengembalikan ponselnya tapi dia tidak kembali dan aku tidak bisa menunggu lama karena ada urusan jadi aku menitipkan ponselnya di kantor pos terdekat !" Ucap Yangi ekspresi nya tampak kesenangan. Senyum dengan sorot mata tajam memancarkan itu tampak semakin mengerikan. Sangat jelas Yangi memiliki ketertarikan terhadap Kei.
"Kau mengambil fotonya tanpa izin. Kau seperti stalker yang gila!" -Wini.
"Kenapa kalian menatap ku seperti seorang penjahat. Siapa anak ini bagi kalian apa dia keluarga kalian ? Adik salah satu dari kalian ? Anak itu bukan kah dia aneh ?" -Yangi.
"Apa maksudmu ?!" -Jean.
"Dia terlihat gelisah, seolah dia tau apa yang terjadi pada kasus kematian misterius itu. Total sudah ada empat sekarang kematian aneh yang terjadi di kota ini, dan setiap itu terjadi dia selalu ada di dekat lokasi !" -Yangi.
"Kau juga berada dilokasi, kau mencoba melempar kecurigaan pada orang lain ?!" -Shina.
"Aku hanya sekali pergi ke lokasi dan itu waktu aku bertabrakan dengannya, karena dia tampak aneh jadi aku menyelidiki setiap kasus yang sama, kalian mencari ku bukan tanpa tau siapa aku sebenarnya iyakan? Kalian pasti sudah mencari tau tentangku, aku adalah pelukis mayat, aku mencari inspirasi untuk lukisan ku dan itu adalah kali pertama bagiku untuk mencoba melihat langsung mayat bukan dari foto tapi aku tidak bisa melihatnya karena banyak sekali polisi yang mencegah orang masuk. Aku mencurigai anak itu bukan tanpa alasan. Siapapun yang melihatnya pasti merasakan hal yang sama, aku mulai mencari tau dari rekaman cctv. Dia ada di setiap lokasi, terkadang berpura-pura sebagai pejalan kaki yang hanya lewat !" Ucap Yangi, apa ia ucapkan membuat Jean menjadi ikut curiga dengan Kei. Apa yang Yangi katakan masuk akal, bahkan tanpa adanya hal ini Jean memang tidak menyukai anak itu.
"Apa namanya Kei? Bisakah kalian mempertemukan ku dengannya ?" Ucap Yangi antusias.
"Aku akan mempertemukan kalian berdua nanti !" Ucap Jean, Wini, Dila dan Shina kaget mendengarnya.
"Jen, apa yang kau katakan?" -Dila.
"Benarkah ??!" -Yangi tampak senang.
Dikoridor.
"Jen, kau yakin ingin mempertemukan dia dengan Kei ? Kau percaya begitu saja apa dia katakan ?" -Shina tampak cemas.
"Jen, aku tau kau tidak menyukainya tapi kita tidak bisa mempercayai kata-kata Yangi begitu saja. Kei hanya seorang anak kecil bagaimana jika Yangi melukai Kei.
"Kalian pikir anak itu bisa dimulai? Kalian tidak ingat apa yang dikatakan Tian dan Denis tentangnya ? Di terkutuk, dialah yang dapat mencelakakan orang lain makanya dia butuh Tian karena Tian memiliki energi seperti Jimat penghalang roh jahat. Aku tidak sudi adikku dimanfaatkan seperti Jimat. Aku tidak perduli, Yangi tampak tertarik dengannya, akan bagus jika dia mengambilnya dan merawatnya menjauhkannya dari adikku !" Ucap Jean, setelah mendengarnya Shina berhenti berjalan.
"Shina !" -Dila cemas melihat Shina tampak marah.
"Aku tidak tau kau seperti ini, jika kita tiba-tiba bermusuhan dan kau kesal kepadaku apa kau juga akan tanpa hati menyerahkan ku pada seseorang yang tertarik padaku ?" Ucap Shina tampak marah, sedih dan kecewa.
"Ti-tidak !" Jean tersadar bahwa ia telah memiliki pikiran jahat tentang menyerahkan Kei pada Yangi tanpa peduli apapun yang terjadi pada Kei.
"Maafkan aku !" Ucap Jean merasa bersalah.
Next ..
KAMU SEDANG MEMBACA
Siswa Kutukan Sekolah Menengah Atas(END)
Teen FictionKei si siswa SMA yang dikutuk, berjuang untuk memecahkan misteri dibalik kutukan yang menghancurkan kehidupannya.