Bab 24 - Hari yang tenang dan damai.

21 8 0
                                    

    Tawa lepas bagai musik ceria yang mengakhiri cerita persahabatan disekolah dengan happy ending hari ini. Di lapangan yang ramai dengan medali dan hadiah uang tunai yang di dapatkan oleh kelas 2 membuah haru tangis tawa bercampur aduk dalam sorak sorai keceriaan seluruh teman sekelas. Pelukan kebahagiaan dari teman-teman bak sebuah perban yang membalut luka Kei, dan hari ini perban itu di lepas dan sedang merayakan kesembuhannya.

    Kei menatap langit yang mendung, cuaca yang teduh hari ini bagai tanda penyemangat untuk Kei agar melakukan tugasnya dengan baik tanpa mengkhawatirkan cuaca panas.

     Namun diantara orang-orang yang berjalan ke berbagai arah karena acara lomba yang sudah selesai, Kei merasakan ada sepasang mata yang memperhatikan nya diantara kerumunan, seseorang yang kehadiran terasa tapi Kei tidak dapat menemukan sosoknya..

_

_

_



      Sepertinya kebahagiaan tengah menyertai seluruh warga kota, kemana pun Kei memandang seraya dipenuhi dengan bunga yang menyegarkan. Sudah lama Kei merasakan ketenangan seperti ini.

  Hari ini banyak sekali siswa dari sekolah lain yang turut hadir memeriahkan acara jalan santai menuju perbukitan yang ada di belakang sekolah setelah pemukiman warga. Bahkan Liyan dan Shion juga turut hadir.


"Aku antusias ikut mendaftar dan membeli  voucher tiket undian setelah mengetahui kalau sekolahmu mengadakan acara jalan santai. Aku ingin pergi bersamamu sambil bernostalgia mengenang momen ketika kita SMP !" Ucap Liyan sambil ingin menaruh tangannya di pundak Kei tapi Kei Replek menghindar.

"Heh, maaf aku lupa, ahhh susah sekali mengobrol tanpa saling bersentuhan!" Keluh Liyan.

"Hei, kita juga nggak selalu harus saling bersentuhan untuk bicara !" -Shion.

"Tapi semakin erat hubungan pertemanan akan semakin banyak kita bersentuhan. Bahkan sahabat juga bisa saling cium!!" Ucap Liyan menyeruakan kekesalan, tapi kemudian malu sendiri.

"Sahabat macam apa yang ciuman !!!" Protes Jeri.

"Pria dan wanita mungkin masih mending. Tapi kalian sama-sama pria !!" Tunjuk Jeri pada ketiga sahabat lama itu.

"Hei, kau cemburu karena persahabatan mereka yang begitu dalam ? Aku bisa menciummu jika kau ingin persahabatan kita jadi lebih dalam !!" Ucap Denis menarik bahu dan kepala Jeri yang berusaha menghindar.

"Apa kau gila, lepaskan aku. Toloongg Denia sudah Gilaaaaaa AaaKHhhh !!!"




     Kei tertawa lepas melihat tingkah kocak teman-temannya bahkan Denis yang biasa kalem juga bisa bertingkah konyol seperti itu. Merasakan otot pipi yang tertarik Kei menyadari bahwa ia telah tersenyum begitu lebar, seketika rasanya angin sejuk menerpa lembut tubuhnya, mengelus pipi serta rambutnya dengan samar. Kei mendongak menatap langit ditengah rombongan para siswa yang mengikuti acara jalan santai. Langit cerah yang teduh ini benar-benar seraya meniup luka dihatinya menenangkannya bagai buaian cinta kasih seorang ibu hingga tanpa sadar air matanya pun hampir lolos dari dari sudut matanya.

   "Jika kutukan ini tidak pernah ada mungkin seperti inilah rasanya kehidupan normal !" Suara hati Kei.

"Yahh Kei botol minum yang ku bawa dari rumah tertinggal di kelas, bagaimana ini!" Keluh manja Tian yang berjalan berdempetan dibelakang Kei serta menaruh dahu di bahunya. Kedekatan Kei dan Tian itu tampak membuat iri Liyan dan Shion sebagai teman yang pernah begitu dekat dengannya yang kini bahkan berjabat tangan saja tidak bisa.

   Disisi lain ada Baron dan Angga yang masih bersikap dingin. Meski Baron bersikap dingin namun tidak sekali pun Baron mencoba mengabaikan Angga meskipun ia membalasnya dengan ketus.

" Kau merindukanku kan ? Jika tidak bagaimana kau akhirnya mau pergi bersamaku ke acara ini?" -Goda Angga mengikuti Baron tiga langkah di belakang

"Singkirkan kepercayaan dirimu yang menjijikan itu, aku ikut acara ini karena aku menyukai semua acara olahraga!!" Ucap Baron bersikap cool dengan kedua tangan di masuk di saku celana dan wajah masamnya.


"Hei, ayolah berhenti merajuk, ayo kita nikmati acara ini dengan santai jangan bersitegang seperti ini. Aku akan menjagamu jika kau cape aku akan menggendong mu !" -Angga.

"Kau gila, kau terdengar seperti sedang merayu wanita. Jauh-jauh lah dariku kau membuatku malu !!" Ucap Baron berjalan lebih cepat. Angga dibelakang tersenyum puas melihat tingkah lucu Baron yang gelagapan, jika ini cerita dalam anime maka wajah Baron saat ini pasti sedang memerah.


    Di barisan paling belakang Yangi ikut serta dalam acara jalan santai dengan kamera yang terkalung di lehernya Yangi yang sudah ngos-ngosan terus minum dan banyak berkeringat.

"Aku mengikuti acara ini karena Jean bilang anak itu bersekolah disini. Aku langsung mendaftar ketika melihat pemberitahuan dari halaman ig SMU Shin sedang mengadakan acara jalan santai. Tapi dimana Kei? Aku lupa bahwa ini acara sekolah, sudah pasti banyak sekali anak-anak seusia Kei yang ikut serta !" Keluh Yangi bahkan belum separuh jalan ia sudah menyerah.

"Ah sudahlah aku akan menunggu saja. Aku sudah tidak kuat lagi. Sebenarnya seberapa jauh mereka berjalan !?" Ucap Yangi yang kini duduk di pinggir jalan.

Tiba di perbukitan, Kei merasa takjub akan kesejukan alam. Kei bertanya-tanya apakah suasana menyenangkan, tenang dan damai ini karena cuacanya yang teduh atau karena alamnya yang indah dan sejuk. Atau karena hampir semua orang sedang memiliki perasaan yang bahagia saat ini ?
Bahkan Kei juga tak melihat hantu dengan aura hitam sejak tadi. Yang Kei lihat satu-satunya adalah ketika baru tiba di perbukitan. Energinya dari roh gunung hampir mirip dengan energi roh yang mengikuti Denis. Apakah mungkin roh yang menempel pada Denis adalah roh gunung? Namun itu hanya pikiran random Kei.


"Hei mana Denis ?" Tanya Selya agak panik.

"Dia jalan duluan ke depan, tuhh !!" Tunjuk Tian.

"Ikutin bodoh !" Ucap Selya mukul lengan Jeri yang acuh tak acuh.

"Hei, itu sakit !!" -Jeri.

"Cepat ikuti dia, temanmu itu baru saja putus dengan pacarnya. Kita tidak tau apa yang ada dipikirannya saat ini !!" Ucap Selya dengan ekspresi rada mengancam.

"A-a.. b-baik baik ...!"
"WOII BROO !!" Teriak Jeri dengan lantang dan besar hingga membuat semua orang menatap ke arahnya namun Jeri tidak peduli dia berlari ke Denis dan ketika Denis melihat Jeri, dengan lucu Denis bertingkah kaget dan takut hingga ia berlari semakin menjauh dari Jeri.


"Dua cunguk itu !!!" Selya yang geram memancarkan laser dari matanya. Tian yang mengingat selama ini dia selalu jadi sasaran Selya itu menarik Kei menyusup diantara orang-orang untuk menjauh dari Selya.

"Selya lagi dalam mood yang buruk. Aku harus menghindarinya jika tidak ingin kena sasaran amukannya !" Bisik Tian.

"Haha, kau tidak perlu berbisik dia tidak akan mendengar!" Ucap Kei, Tian terlihat terdiam dan tampang bodohnya terlihat agak kaget.

"Perasaan aneh sedang menyerang hati sekarang!"

"Hah ?" -Kei.

"Aku merasa seperti ibu yang baru saja mendengar anaknya belajar bicara untuk pertama kalinya!" Ucap Tian dengan mata berbinar terharu, Kei tidak bisa tidak tertawa, ia mendorong wajah bodoh itu untuk menyudahi tingkah konyolnya.





     Di sudut tepi jalan dekat pohon besar seseorang seakan bersembunyi memperhatikan keduanya, ditangannya terdapat sebuah kalung yang menjadi gelang. Bukan hanya Kei dan Tian, ia juga memperhatikan Denis dan Jeri. Dengan mudah matanya dapat menemukan mereka di tengah banyaknya orang berada disana.





"Siapa ??"
"Perasaan seperti di awasi oleh seseorang ini muncul lagi, ini sama seperti kemarin !" Ucap Kei menatap ke arah pohon besar namun lagi-lagi tidak ada orang yang mencurigakan yang tertangkap oleh matanya.








Next....

Siswa Kutukan Sekolah Menengah Atas(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang