Waktu menunjukkan pukul 20:45, Kei dan keluarga Tian baru saja selesai makan malam, saat memasuki kamar telpon masuk di ponsel Kei, Kei pergi ke balkon, Tian menguping pembicaraan Kei yang sekilas ia lihat tadi itu telpon dari ibunya Kei.
/"Nak kau baik-baik saja kan ? Kau mengangkat telpon artinya kau baik saja !"
"Kei, jangan membenci kami ya sayang. Ibu tidak tau harus apa, maafkan ibu sudah meninggalkanmu sendirian !" Ucap ibu terdengar menangis dan samar-samar sepertinya ada ayah disampingnya.
"Kamu mengurus dirimu dengan baik kan ? Makanlah teratur, makanan yang udah ibu buat pasti basi. Beli lah makanan kesukaanmu jangan khawatir kehabisan uang ibu dan ayah akan mengirim uang padamu per-dua Minggu sekali !"
(Suara ayah samar :" memangnya dia bisa pergi mencari makanan keluar? Bagaimana kalau kita sewa pembantu untuk memasak dan bebersih?!"
"Tapi bagaimana jika mereka juga tidak tahan ?"
Tian bingung telpon masih menempel ditelinga Kei tapi Kei sama sekali tidak mengatakan apa pun.
Kei mendengarkan Ayah dan ibunya berdebat, yang awalnya membahas mencari pembantu kini pembahasan mulai menyebar kemana-mana. Kei tidak tahu harus mengatakan apa. Mereka sepertinya lega ketika Kei mengangkat telpon. Jika saja sekolah barunya tidak ada orang seperti Tian dan lainnya mungkin saat ini Kei sudah terbaring membusuk di kamarnya. Meski marah, kecewa, kesal serta ingin meluapkan amarahnya tapi tidak bisa berkata apa-apa.
"Tidak bisa seperti ini !" Gumam Kei seperti menangis.
" Aku tidak bisa terus seperti ini !"
/" Huss diam Kei sepertinya bicara, tutup mulut mu sebentar!" Ucap ibu pada Ayah.
"Bisakah kau loud speaker aku ingin mendengar nya !" -Ayah.
"Kalian begitu percaya padaku bahwa aku akan bertahan, atau kalian sudah siap untuk kehilangan?" -Air mata mengalir di pipi Kei.
"Tidak, Kei ibu tidak pernah berpikir seperti itu !"
"Aku akan berusaha membuat semuanya normal kembali, jadi saat aku bisa kembali kalian akan pulang kan ?" Ucap Kei tangisan nya mulai terdengar.
"Maafkan ibu sayang, ibu minta maaf !" Ibu terdengar menangis. Kei tertunduk dilantai dengan menyembunyikan wajahnya di lutut nya, ponsel tergeletak di lantai dengan panggilan yang masih terhubung.
Tian yang sedari tadi menguping dan mengintip merasa bersalah telah melakukan itu ketika melihat keadaan Kei yang terlihat rapuh seperti akan hancur hanya dengan sedikit sentuhan. Tian beranjak pergi dari kamarnya dan membiarkan Kei sendiri.
Tian menuruni tangga karena mendengar suara ramai di lantai utama. Ketika sampai di bawah Tian bergegas ingin naik kembali tapi kakak perempuan yang sangat menyayangi nya itu dengan cepat menahan Tian. Pelukan serta cubitan pada pipi nya telah Tian dapatkan.
"Ahhh hentikan, apa kau tidak malu melakukan ini pada pria yang sudah dewasa di depan teman-teman mu!" Ucap Tian menunjuk teman-teman Ka Jean yang melonggo melihat Jean yang biasanya dingin dan pemarah seperti kak Ros pada teman-teman nya menjadi kakak baik hati yang sangat gemas pada adiknya walaupun adik itu sudah besar bahkan lebih tinggi darinya.
"Hei, apa kau secara tidak sengaja menganggap adikmu kucing ?" Ucap Wini gadis rock n roll rambut sebahu suka memakai lipstik gelap dan pakaian serba hitam.
"Wahh adikmu cukup manis, bolehkah aku menyentuh pipinya?" Ucap Shina gadis berdada besar berkaca mata dan berwajah baby.
"Tidak !" Mengatakan tidak seraya menarik kepala Tian dan saling menempelkan wajahnya.
"Ahh hentikan, ma !!!!!" Teriak Tian meminta pertolongan ibunya.
"Haha, Jean biarkan adik kecilmu pergi, bukankah kau bilang kau ingin mencari sesuatu?" Ucap Dila gadis normal biasa dengan wajah kalem dan tenang.
"Apa, ada apa ?!" Ibu Tian yang baru saja dari toilet itu berlari keluar untuk melihat apa yang terjadi pada anak laki-lakinya dan ketika tahu alasannya ibu menghela nafas berbalik pergi.
"Ma!!" -Tian.
"Lepaskan adikmu Jean, sebelum dia trauma bertemu denganmu !" Ucap ibu lalu menghilang dari pandangan.
"Ahh baiklah, hei ku dengar kau mematahkan tanganmu apa sudah sembuh dengan baik ?" Jean memeriksa Tian dengan memutar tubuh Tian.
"Ka Jen, yang terluka tanganku !" Ucap Tian kesal.
"Hee, aku hanya memeriksanya, semua baik, baiklah kau boleh pergi!" Ucap Jean mengelus kepala Tian.
"Woah setan !" Ucap Wini terlihat kaget menunjuk ke atas tangga. Semua menengok dan melihat Kei berdiri diam di sana.
"Ku pikir ada sesuatu yang terjadi, maaf mengganggu !" -Kei.
"Apa dia adikmu juga Jean?" -Dila.
"Dia sangat manis !" Ucap Shina ingin menyusul Kei ke atas tapi di tahan Jean dengan menarik kerah belakangnya.
"Dia temanmu yang menginap itu ?" Tanya Ka Jean pada Tian.
"Iya, aku akan ke kamar ku sekarang !" Ucap Tian beranjak menaiki tangga. Para gadis itu terus menatap Kei dengan tatapan yang beragam yang paling mencolok adalah tatapan tajam Kak Jean yang dingin.
"Sepertinya kakakmu tidak menyukaiku !" Bisik Kei.
"Abaikan saja dia, dia sedang badmood karena tidak bisa mengganggu ku. Ayo masuk aku merasa ngantuk ?" Ucap Tian memasuki kamarnya.
Dikamar Jean.
"Kalian melihatnya ?" Ucap Jean sangat serius begitu juga yang lainnya, hanya Dila yang wajahnya biasa-biasa saja."Iya aku melihatnya !" Ucap Shina ekspresinya dibuat-buat.
"Dia sangat manis. Wajahnya kecil rambutnya hitam lurus dan terlihat lembut, bibirnya berwarna peach, tubuhnya tinggi kulitnya putih dia-
Mulut Shina ditutup oleh Jean yang terlihat sedikit kesal.
"Bisakah kau serius ?" -Jean.
"Dia mirip dengan foto yang ada di wallpaper orang misterius itu !" Ucap Wini.
"Benarkan !!" Ucap Jean sembari menepuk kasus karena ia tak salah menduga.
"Foto apa ?" Ucap Shina kebingungan.
"Kau sepertinya tidak ada saat kami bertabrakan dengan mahasiswa yang terkenal aneh dari fakultas seni itu !" -Wini.
"Ponselnya terjatuh saat itu ponselnya menyala dan itu berada di galeri disana kami melihat ada banyak gambar mengerikan. Setelah itu kami menutup galeri dan melihat wallpaper nya yang mirip dengan temannya adik Jean tadi !" Ucap Dila menjelaskan.
"Orang aneh itu, apa dia punya hubungan dengan teman adikmu ?" -Shina.
"Itulah yang membuatku takut. Koleksi foto orang itu aneh dan tidak wajar semua berisi foto-foto mayat. Bagaimana jika dia adik dari orang aneh itu dan bagaimana jika Tianku diculik.. disiksa.. Akhh.. aku tidak bisa membayangkan nya, aku harus memisahkannya dari adikku !" Ucap Jean panik.
"Tenanglah, mari kita pikirkan bagaimana cara memisahkan adikmu dengan temannya!" -Wini.
Next ..
KAMU SEDANG MEMBACA
Siswa Kutukan Sekolah Menengah Atas(END)
Novela JuvenilKei si siswa SMA yang dikutuk, berjuang untuk memecahkan misteri dibalik kutukan yang menghancurkan kehidupannya.