Kei merasa tidak nyaman berada dalam mobil bersama ayahnya. Ayahnya sejak tadi hanya diam dan raut wajahnya begitu serius. Kei mencoba untuk mencairkan suasana dengan iseng bertanya apa yang sebenarnya yang telah ayahnya persiapkan..
"Ayah mau membawaku kemana? Apa ayah dan ibu menyiapkan kejutan untukku ?" Ucap Kei dengan ekspresi bahagia tampak ia berharap itulah yang benar-benar akan terjadi. Tapi ayahnya berdecak tanpa berkata apa-apa tampak rasanya ada pikiran yang membebaninya.
Mendengar decakan ayahnya saja rasanya seperti ujung tombak telah menusuk dadanya. Perasaan takut dan sedih ini bagai hawa dingin yang menusuk.
Kei berusaha untuk berpikir positif ayah dan ibu adalah orang yang hangat. Mereka mencintai anak mereka, mereka menangis ketika melihat anak mereka menderita, decakan itu, raut wajah dingin itu pasti cuma prank..
Sampailah di depan sebuah restoran mewah. Saat itu hari mulai gelap ditambah mendung dan hujan yang masih menyisakan gerimis, ayah hanya diam memainkan ponselnya sesaat setelah memarkirkan mobilnya. Sebenarnya ingin bicara mencoba untuk kembali mencairkan suasana tapi ayah tiba-tiba bicara..
"Apa kau masih memiliki kutukan itu ? Kau sepertinya memiliki teman ayah dengar suara ramai saat terakhir kali kita mengobrol ditelpon !"
Kei hanya bisa tersenyum canggung dan mengiyakan nya dengan ragu-ragu..
"Ayo turun, ada seseorang yang ingin ayah perkenalkan padamu !" Ucap Ayah lalu beranjak turun. Kei terdiam mengikuti ayahnya dengan ditemani pertanyaan-pertanyaan di kepalanya..
Ayah menuju sebuah meja dengan seorang wanita cantik elegan berambut sebahu. Dilihat dari penampilannya wanita berusia sekitar 30 tahunan itu sepertinya adalah wanita terhormat yang lahir dan dibesarkan di keluarga terpandang. Yang membuat terkejut adalah ayah dan wanita itu begitu akrab saking akrabnya rasanya sulit percaya kalau mereka hanya berteman..
"Kau sudah lama menunggu?" Ucap ayah, wanita itu beranjak berdiri dari tempat duduknya ayah mengulurkan tangannya membantu wanita itu berdiri bagai seorang putri satu tangan memegang pinggang ramping dan seksi dan satu tangannya lagi mengelus rambut lembut dan halus itu. Senyum malu terpancar dari bibir merah wanita yang memiliki tahi lalat di bawah mata kirinya tersebut.
"Ini anakku Kei dia berusia 17 tahun sekarang !" Ucap Ayah memperkenalkan Kei pada wanita itu. Sulit bagi Kei untuk menutup mata setelah melihat keintiman ayahnya dan wanita itu. Rasanya kepalanya tiba-tiba kosong kakinya bahkan tidak terasa menapak di tanah lagi.
"Kau Kei, ku dengar kau sakit apa kau sudah lebih baik? Kau terlihat kurus apa ku ingin makan sesuatu apa yang kau sukai ayo kita makan yang banyak hari ini. Tante bahkan tidak keberatan jika harus memasakkan untukmu setiap hari jika kau mau !" Ucap wanita itu melangkah mendekat Kei dengan sikap antusiasnya dan ekspresi bahagia nya seakan bunga-bunga bertebaran disekitarnya..
"Tolong jelaskan padaku apa yang terjadi ?!" Ucap Kei menunduk seakan enggan untuk menunjukkan wajahnya yang sedang marah, terkejut , bingung dan sedih itu. Melihat aura suram dari anaknya ayah Kei dengan lembut menyuruh wanitanya untuk duduk dulu lalu bicara dengan anaknya yang masih berdiri tak bergeming di samping meja makan restoran dekat jendela yang telah di booking.
"Kei, Tante ini adalah Tante Anne, dia adalah kekasih ayah. Ayah akan menikah dengannya dalam waktu dekat ini..
"Lelucon macam apa ini?! Bagaimana kau akan menikah dengan orang lain sementara kau sudah punya ibuku ???" Ucap Kei menatap Ayahnya dengan kekecewaan yang amat dalam dengan mata yang memerah. Tante Anne yang tadinya tersenyum cerah kini senyum itu memudar dan ekspresi terlihat cemas dan merasa bersalah.
"Ini salahku, aku tidak mengatakannya padamu, sebenarnya Ayah dan ibu sudah bercerai sejak lama, bukan hanya ayah ibumu juga sudah memiliki seseorang yang lain dihatinya. Kami bercerai secara baik-baik!" Ucap Ayah seolah membenarkan dirinya. Kei kini berpikir decakan itu dan apa yang saat ini terjadi, fakta orangtuanya bercerai dan memiliki kekasih masing-masing Kei menyimpulkan bahwa mereka tak menginginkan nya. Karena Kei adalah mereka, mereka mau tidak mau harus bertanggung jawab.
Merepotkan..
Pasti itu yang ayah pikirkan tadi saat berdecak, batin Kei. Jika saja anak terkutuk ini tidak bukan anakku, sudah pasti aku tidak perlu malu memperkenalkan anakku pada kekasih sempurna ku ! Delusi Kei membayangkan ekspresi kekesalan ayahnya menatapnya seperti orang rendahan. Air mata mengalir deras dari mata yang bahkan yak berkedip. Tante Anne berdiri ekspresi merasa sangat bersalah dan cemas akan keadaan Kei.
"Sayang, biarkan di duduk dulu, Kei ayo duduk dan kita bicarakan ini lagi nanti, tenangkan dulu dirimu !" Ucap Tante Anne menarik lembut tangan Kei dengan niat menuntunnya duduk dan menenangkan tapi ia tak menduga akan mendapatkan reaksi kasar oleh anak dari kekasihnya.
"LEPASKAN, JANGAN MENYENTUHKU!!" Ucap Kei menepis dengan keras tangan dari sentuhan lembut wanita anggun itu, Kei merasa mendapatkan serangan double bukan hanya merasa buruk karena bertindak kasar pada wanita tapi ia juga merasa sangat buruk ketika ayahnya menampar wajahnya karena telah bertindak kasar. Orang-orang pun memperhatikan mereka karena keributan yang terjadi, pelayan mendekat mencoba untuk menengahi dan menegur dengan sopan agar tidak melakukan keributan dalam restoran mereka. Ayah memijat Kepala seraya meminta maaf pada pelayan.
Dirumah Tian, waktu sudah menunjukkan pukul 23:45, Tian sudah berulang kali tidur dan terbangun tapi Kei belum juga kembali. Tian resah tapi ia tak berpikiran negatif, ia pikir mungkin Kei menginap bersama kedua orangtuanya mengingat ia pergi dengan ayahnya jadi tidak ada yang perlu di khawatirkan tapi tetap saja rasanya resah karena tidak ada keberadaan Kei yang biasanya tidur bersama dengan di ruangan yang tidak terlalu besar ini. Tian tiba-tiba merasa kamarnya menjadi sangat luas dan begitu sunyi, kamarnya terasa asing padahal ia tidur di ruangan ini setiap hari..
Alarm berbunyi waktu menunjukkan jam 5 pagi, Tian terbangun dan melihat Kei baru saja selesai mandi.
"Kau sudah pulang?! Kapan kau sampai ?!" Awalnya Tian merasa senang melihat Kei kembali tapi melihat matanya yang bengkak dan sendu sepertinya sesuatu telah terjadi. Tian tau bahwa Kei telah banyak menangis tadi malam, apa dia menangis sendirian? Dimana dia tadi malam ? Jika saja aku tau aku akan berlari untuk mencarinya ! Batin Tian merasa pilu dihatinya melihat teman yang sudah seperti saudara baginya itu telah menghabiskan malam yang begitu menyedihkan sendirian. Tapi lagi-lagi Tian tidak bisa bertanya ia berharap Kei menceritakan sendiri masalahnya yang bisa Tian lakukan hanyalah memberinya pelukan.
Kei agak kaget melihat ekspresi Tian yang tiba-tiba terdiam, ia sudah tahu pasti mata bengkaknya ini akan disadari oleh Tian tapi tetap saja reaksi Tian benar-benar tak terduga. Bukan hanya menunjukkan ekspresi kepedulian dan seolah dapat merasakan sakit yang Kei alami namun ia juga memberikan pelukan hangat yang membuatnya tak bisa tidak mengandalkannya.
Kei kembali menangis dengan keras, cengkraman kuat dari tangan Kei yang mencengkram punggung Tian benar-benar menunjukkan betapa sakit yang sedang Kei rasakan benar-benar tak tertahan. Tangan dan jari jemari yang merah dan tampak sedikit ada luka lecet itu mencengkram kuat punggung dari pria berhati malaikat yang memberikan pelukan dan tumpuan untuk tubuh rapuh dan lemah Kei si pria terkutuk..
Next ..
KAMU SEDANG MEMBACA
Siswa Kutukan Sekolah Menengah Atas(END)
Dla nastolatkówKei si siswa SMA yang dikutuk, berjuang untuk memecahkan misteri dibalik kutukan yang menghancurkan kehidupannya.