Bab 33 - bertemu Julio

22 8 0
                                    

     Seminggu disekap oleh Yangi dengan alibi ingin menampung dan ingin mengenalnya lebih baik dengan harapan bahwa Yangi bisa saja membantu untuk menyudahinya Kutukannya. Kei mendapati Yangi hanyalah orang gila yang terobsesi padanya setelah mencurigainya terkait kematian misterius yang terjadi di kota. Kei lebih tersiksa bahkan terpikir ingin mengakhiri hidupnya ia pikir ia akan mencelakakan orang lain lagi jika terus hidup, ia benar-benar putus asa namun alam bawah sadarnya benar-benar ingin hidup dan kembali normal, Kei menjadi gila ia menghancurkan segala hal yang menghalangi langkahnya, mencari kunci dan melarikan diri dengan bebas.

  Kei berlari tanpa tahu akan kemana, sebenarnya ia terpikir ingin menemui orangtuanya tapi hal itu malah tambah membuat dadanya sesak karena ia tak tau dimana ibu atau ayahnya tinggal. Mau menghubungi mereka pun Kei tidak bisa karena ia merusak ponselnya ia menginjaknya hingga tidak bisa menyala lagi saat ia tau orangtuanya ternyata sudah bercerai.

  Kei menangis hingga tersedu-sedu di jalanan, tidak peduli orang lain menatapnya seperti orang gila. Kei berjalan tanpa arah ia lelah secara batin kepalanya pusing dan pandangan berputar-putar, dadanya semakin sesak Kei duduk di trotoar dan bersandar tanpa sadar yang ia sandari adalah pembatas jembatan. Saat sadar Kei menatap sekitar dengan bingung bagaimana ia bisa sampai ke sana bahkan ia baru saja sadar hari mulai gelap.

Kei berbalik menatap ke bawah jembatan angin berhembus menerpa badan dan wajahnya seolah tengah memeluk dan menyeka air matanya. Dinginnya angin merasuk ke dalam tubuhnya membuatnya merasa nyaman seperti berendam di dalam air yang dingin. Merasa ia harus menaiki pagar dan melompat membayangkannya saja kurang ia ingin membasuh dirinya di dalam setelah itu mungkin baru bisa kembali berpikir dan memulai nya kembali dari awal mengulangi semuanya agar bisa menyusun semuanya lagi puzzle yang telah berantakan.

Kei berdiri di pembatas jembatan, satu kakinya telah naik dan tangannya berpegangan erat ancang-ancang ingin melompat. Beberapa mobil berjalan pelan melihat nya sebagian berhenti namun dengan ragu-ragu mereka keluar mobil dan melangkah mendekat seolah menunggu tindakan pria muda itu terlebih lanjut lagi dulu baru akan menolongnya. Mereka pikir mereka pasti sempat menangkapnya jika ia kemudian melompat.

Seorang dengan rambut pirang dan penampilan mencolok bak seorang idol boygrup itu berlari dengan cepat kearah pria muda yang berdiri di pembatas jembatan tersebut lalu menariknya dengan keras.

Pria yang tampak tidak asing itu membentak Kei dengan keras bahkan ia memarahi orang-orang yang ragu-ragu untuk menolongnya. Beberapa orang beralasan dan malah kesal saat pria yang lebih muda dari mereka itu berbicara dengan kasar menegur mereka. Sebagian bahkan masih berpikir ini hanya pertunjukan untuk membuat konten.

Jelas setelahnya mereka sadar raut wajah putus asa remaja yang baru saja ditarik dari atas pembatas jembatan itu, raut wajah lelah seperti sudah lama menangis, kakinya terlihat kotor dan lecet seperti telah lama berjalan jauh tanpa alas kaki.

Kemudian setelahnya anak itu kembali menangis dengan keras seraya menutupi telinganya memejamkan matanya erat. Semua tampak cemas dan bersimpati kepadanya kemudian. Pria berambut pirang itu seakan tahu harus berbuat apa ia menekan pundak Kei mendorongnya hingga Kei mengangkat wajahnya yang penuh air mata menatap nanar pria didepannya yang bertindak cukup kasar itu.

Namun, meski tubuh dan wajahnya bersikap kasar yang membuat Kei orang yang melihatnya salah paham tapi ia adalah orang yang benar-benar baik dan peduli pada orang lain. Ia melepaskan kalungnya dan tiba-tiba memasangkan ke leher Kei.

"Aku tau rasanya, kau putus asa karena mereka?" Ucapnya seraya menatap asap dari roh-roh negatif yang mengelilingi Kei, Kei terkejut orang asing di depannya ini juga bisa melihat para roh terlebih wajahnya terlihat mirip dengan Ka Kim. Kei teringat akan penglihatan yang ia dapat saat ke rumah Ka Kim dan bingkai foto yang ada di bawah jembatan, orang yang didepannya ini adalah Julio..


Belum lagi Kei menyelesaikan rasanya terkejutnya tiba-tiba suara bariton seseorang memanggilnya dari kejauhan dengan panik berlari ke arah Kei mencengkram kedua lengan Kei dengan erat menatap wajahnya seakan memastikan bahwa ia benar-benar adalah Kei, lalu orang itu memeluknya erat, sangat erat.

"Yon, aku tidak bisa bernafas!" Ucap Kei menepuk punggung Shion karena rasanya ia hampir pindah alam karena pelukannya sahabatnya waktu SMP yang bernama Shion itu.

"Kau tadi memanggilnya siapa ? Kei?? Apa kau orang yang menelpon ku karena kutukan itu?" Tanya Julio pada Shion dan Kei dengan ekspresi bingung serta sedikit terkejut.

" Hah ?" -Shion tak mengerti apa maksudnya karena ia tak tau apa-apa tapi kemudian Kei mengiyakannya dan sepertinya ia juga mengenali orang yang penampilannya mencolok tersebut.

"Kau langsung mengiyakan nya, apa kau tau aku ?" Ucap Julio speechless. Kei ingin menjawab tapi rasanya ia tak punya energi untuk bicara terlebih isakan habis menangis masih menguasainya.

"Maafkan aku dan teman ku, kau pasti kesulitan aku benar-benar minta maaf !" Ucap Shina duduk dengan kaki terlipat kebelakang sembari menunduk sikapnya menunjukkan betapa menyesalnya dan merasa sangat bersalahnya ia.

"Apa yang sebenarnya terjadi Ka Syan, bagaimana kau tau Kei pergi?" Ucap Shion menyebut Shina Syan, panggilan kecil antar keluarga.

"Apa sesuatu telah terjadi ?" -Julio penasaran apa sesuatu memicu Kei melakukan bunuh diri.

"Salah satu temanku sengaja membuat Kei tinggal bersama dengan salah satu mahasiswa jurusan Seni yang tertarik dengan Kei agar Kei menjauh dari adiknya. Aku mewakili nya meminta maaf yang sedalam-dalamnya atas kerugian dan kesulitan yang Kei alami !" Ucap Shina tampak berani dan bertanggung jawab tapi dalam diam dia menangis tanpa suara dan menyapu air mata.

"Tunggu, bagaimana kalau sebaiknya kita ke mobil ku dulu, cari tempat yang nyaman untuk bicara. Um maaf sebentar !" Ucap Julio menyuruh Shion untuk geser alias menyingkir sejenak agar ia bisa membopong Kei untuk berdiri dan berjalan.

"Jangan menyentuhnya, energi kalian bebenturan dia akan kesulitan bernafas dalam kondisi seperti ini !" Ucap Julio mengantisipasi Shion agar tidak menyentuh Kei dan membiarkan Julio yang membantunya. Begitulah akhirnya setelah pembicaraan panjang Kei pun tinggal bersama Julio sampai sekarang.

Flashback off






"Menyingkirlah dariku !" Ucap Kei dengan tangan terlihat di dada kini ia telah benar-benar tersemat di lantai dibawah kukungan Denis.

"Kei kau terlihat sedikit berbeda !" Ucap Denis menatap curiga Kei, Kei agak kesal dengan posisi mereka sekarang. Belum selesai dengan satu orang tiba-tiba datang lagi yang lainnya. Si jimat berjalan dengan energi yang meluap-luap seperti cahaya ilahi itu mengejutkan Kei dan Denis.

"Apa yang sedang kalian lakukan!" Ucapnya cukup keras seraya menunjuk keduanya yang tengah mesra-mesraan dilantai.

"Sudah terlambat aku sangat malu sekarang!" Ucap Kei menutupi wajahnya dengan tangannya.






Next..

Siswa Kutukan Sekolah Menengah Atas(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang