6

515 42 10
                                    

Mereka semua terpental kebelakang saat akan menuju gerbang itu. Seperti yang lainnya Alva ikut syock dia kemudian melirik ke semua teman-temannya yang ikut terpental bersama. "Laura ayo Ajun bantu!" Ajun kemudian membantu Laura berdiri di sana. Setelah Laura berdiri kemudian mereka berdua juga membantu Elsa berdiri.

Karena melihat Ajun, Alva pun kemudian membantu Arummy yang kebetulan berada di dekatnya. Chalista pun melirik ke arah Alva yang tengah membantu Arummy berdiri sementara posisinya berada jauh dari laki-laki itu dan Joan mengulurkan tangannya membantu Chalista. Dan dibelakang sana juga ada Levin yang tengah membantu Alynna berdiri. " kamu gak papa?" tanya Levin dan Alynna mengangguk sebagai tanda dia baik-baik saja.

"tuh kan kalian gak percaya , kita tu gak bisa keluar!" ujar Lexi datang dari belakang bersama Erland dan Willy.

"Aneh banget ya!" Devan menepuk pasir di tangannya.

"jadi gimana donk kita semua gak bisa keluar?" tanya Laura.

"pasti ada jalan lain!" Azell pun berjalan menelusuri sekitar tembok pagaran Sekolah itu.

" ya udah ayo kita berpencar mencari jalannya!" sahut Levin dan mereka pun mengangguk setuju.

Sebagian dari mereka mengikuti Azell ke arah utara yaitu Erland, Lexi, Willy, Laura, Elsa, Ajun, Devaan, Alva, Chalista, dan Joan . Sementara dibagian selatan ada Levin, Alynna, Arummi, Chania, Dellon, Jimmy, Hitto dan Yose. Dan akhirnya mereka bertemu di belakang sekolah . " gimana?" tanya Elsa dan rombongan Levin pun menggeleng.

"jadi gimana kita pulaaang?" rengek Chalista.

"sabar ya pasti ada jalan keluarnya!" Joan mencoba menenangkan gadis itu.

"sebenarnya apa yang terjadi sih kok semuanya jadi aneh gini?" ucap Dellon frustasi.

Mereka semua menggeleng kebingungan dan juga frustasi dengan yang baru saja mereka alami. Mereka terdiam di sana karena sangat panas Laura pun berjalan ke dekat dinding sekolah melihat itu mereka juga mengikuti gadis itu dan berlindung di balik dinding gedung itu sambil menatap tembok pagar yang tidak bisa mereka sentuh itu.

"gimana kalau dari atas sana, apa masih seperti ini juga ya?" tanya Jimmy tiba-tiba dan membuat yang lain menatap tembok yang tinggi itu. Rasanya sangat mustahil untuk ke atas sana ditambah lagi mereka tidak bisa menyentu dinding itu sama sekali, meskipun mustahil tapi setidaknya ada harapan.

Tiba-tiba Yose berdiri dari duduknya dan mengambil balok kayu di dekat sana mereka semua menatap apa yang dilakukan laki-laki itu dan ternyata Yose mencoba melempar balok kayu itu ke arah atas tembok tinggi itu dan ternyata balok itu kembali terpental itu membuktikan tidak ada harapan untuk mereka lagi.

"bahkan di atas sana juga sama," ucap Hitto terdengar lesuh.

"Brengseekk!" Erland menendang kaleng yang ada di sana karena kesal dan frustasi dengan yang mereka alami.

Cukup lama mereka terdiam di belakang gedung itu, Chania pun mulai memegang perutnya yang sudah berbunyi . "kira-kira sekarang udah jam berapa yah? perutku dah laper," ucap Chania pelan.

"gue juga!" ucap Alva.

Yang lain juga sebenarnya merasakan yang sama hanya saja mereka lebih memendamnya. Melihat semua itu Levin pun berinisiatif untuk mencari bantuan. "kalian tunggu sebentar di sini!" ucap Levin yang kemudian berjalan ke arah gedung sekolah.

"lo mau kemana?" tanya Azell.

"gue mau cari pertolongan dulu. Di di ruangan guru atau kepala sekolah kan ada telepon, " ucap Levin.

Yang lain mengangguk setuju. "Kalau gitu ayo kita ke sana!" sahut Arummy, mereka semua pun kembali masuk ke gedung sekolah itu menuju ruangan guru.

Mereka berlari menuju ruangan guru itu dan Levin sudah menemukan telepon itu. " berapa nomor nya?" tanya Levin.

LOST IN CLASS | Treasure X Baby monsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang