Bab 3 kejadian tak terduga

26 3 2
                                    


Pengumuman di seluruh sekolah bergema melalui pengeras suara, "Seluruh ketua kelas harap ke ruang guru sekarang."

Abeela, selaku ketua kelas X IPA 1, segera bergegas menuju sumber suara. Di saat yang bersamaan, Aksa, ketua kelas X IPS 1, juga beranjak menuju ruang guru. Tanpa disadari, mereka bertemu di koridor sekolah.

"Halo, Bell! Mau ke mana?" sapa Aksa dengan senyum ramah.

"Ke ruang guru. Kamu?" jawab Abeela, sedikit terkejut.

"Ohh, sama. Kalau begitu, kita bareng aja?" tawar Aksa.

"Boleh," kata Abeela sambil tersenyum malu.

Mereka berjalan berdampingan menuju ruang guru, perasaan canggung namun hangat menyelimuti. Percakapan ringan pun mulai mengalir.

"Jadi, kamu udah berapa lama jadi ketua kelas?" tanya Aksa.

"Baru aja sih, belum lama. Kamu sendiri?" balas Abeela.

"Aku juga. Ini pengalaman pertama jadi ketua kelas, agak gugup juga," Aksa tertawa kecil.

Abeela tersenyum. "Sama, aku juga merasa begitu. Tapi, ternyata seru juga bisa punya tanggung jawab seperti ini."

Mereka tiba di ruang guru dan mengikuti pertemuan singkat tentang tugas-tugas baru yang harus dikerjakan oleh ketua kelas. Setelah pertemuan selesai, mereka berjalan keluar bersama.

"Capek juga ya, jadi ketua kelas," kata Aksa sambil meregangkan tubuh.

"Iya, tapi menyenangkan. Apalagi kalau ada temen ngobrol kayak kamu," jawab Abeela, wajahnya memerah sedikit.

Aksa tertawa lagi. "Sama, Bell. Kamu asik diajak ngobrol."

Saat mereka berjalan menuju kantin, Naya dan Azella melihat mereka dari kejauhan. Naya tersenyum melihat sahabatnya tampak bahagia bersama Aksa.

"Hei, lihat itu! Abeela dan Aksa lagi jalan bareng. Serasi banget nggak sih?" bisik Naya.

"Iya, bener. Semoga mereka bisa lebih dekat lagi," balas Azella sambil tersenyum lebar.

Di kantin, Aksa dan Abeela memutuskan untuk duduk bersama dan melanjutkan obrolan mereka. Mereka mulai saling bercerita tentang hobi, keluarga, dan impian masing-masing.

"Aku suka main basket. Hampir tiap sore aku latihan di lapangan," kata Aksa.

"Serius? Aku suka nonton basket. Mungkin suatu saat aku bisa nonton kamu main," kata Abeela dengan antusias.

"Boleh banget! Aku akan senang kalau kamu datang," jawab Aksa dengan mata berbinar.

Obrolan mereka semakin akrab dan dalam, hingga bel masuk berbunyi. Mereka kembali ke kelas masing-masing dengan perasaan senang dan berharap bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama.

Malam harinya, Abeela tidak bisa berhenti memikirkan Aksa. Ia menceritakan semuanya kepada Naya dan Azella melalui grup chat mereka.

Abeela:"Guys, hari ini aku ngobrol banyak sama Aksa! Dia baik banget dan asik diajak ngobrol."

Naya: "Wah, seru banget! Aku lihat kalian tadi di kantin. Senang deh liat kalian bareng."

Azella: "Iya, Beel. Kalian kelihatan cocok. Terus aja deketin, siapa tahu bisa jadi lebih dari teman."

Suatu pagi, Naya mengendarai motor Vespa matic putih kesayangannya menuju sekolah. Pagi itu, dia sedikit terlambat dari biasanya. Ketika melihat spion, dia melihat rombongan anak WK di belakangnya. Hati Naya berdegup kencang.

All About You (A)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang