Bab 22 pentas seni terakhir

5 3 16
                                    

Pagi yang Sibuk

Hari Rabu itu terasa berbeda bagi Naya dan teman-teman sekelasnya. Kelas mereka sedang asyik dengan pelajaran seni yang dibawakan oleh Bu Ida. Ruangan yang biasanya hening, kini dipenuhi dengan suara riuh rendah murid-murid yang bersemangat membahas pentas seni yang akan datang.

"Nanti itu tampilnya per kelas ya. Jadi kalian bisa siapkan dari sekarang. Mulai Rabu depan kita tidak ada pertemuan lagi. Manfaatkanlah waktu itu untuk berlatih secara maksimal," jelas Bu Ida dengan senyum penuh semangat.

Kelas pun langsung heboh, Murid-murid saling menyampaikan ide mereka, sementara Naya dan kedua temannya lebih memilih untuk menyimak. Anak-anak yang biasanya jarang berinteraksi, kini tampak lebih dekat karena persiapan pentas seni ini.

Hingga kesepakatan pun tercapai, Mereka memutuskan untuk berlatih di sela-sela jam kosong dan setelah pulang sekolah. Latihan yang intensif ini ternyata juga membantu Naya melupakan sejenak luka di hatinya. Setiap hari, ia disibukkan dengan latihan dan tugas yang menumpuk.

Latihan Bersama

Hari Rabu terakhir sebelum penampilan, Abeela, ketua kelas, mendapat kabar dari Bu Ida bahwa ia akan melihat progres latihan kelas IPA 1 di sanggar seni. Namun, tanpa diduga, kelas IPS 1 juga datang bersamaan. Naya terkejut dan bertanya kepada Abeela.

"Bel, ini kita latihan bareng IPS 1?"

"Iya Nay Kayanya, Bu Ida juga nggak bilang ke aku," jawab Abeela.

"Haduh, males banget gue," keluh Naya.

Meskipun begitu, kedua kelas tetap berlatih bersama di sanggar seni. Bu Ida memantau mereka dengan senyuman bangga karena persiapan mereka sudah sangat matang. Namun, perhatian Naya terganggu ketika ia bertatapan dengan Alvaro. Pandangan Alvaro begitu dalam, seolah ingin berbicara. Tapi Naya berusaha untuk mengalihkan pandangan itu ke tempat lain.

Hari Pertunjukan

Hari yang ditunggu pun tiba. Di hari Rabu yang cerah, kelas IPA 1 mendapat giliran tampil.

Naya sesekali mengintip dari balik tirai, melihat guru-guru dan adik kelas yang mulai memenuhi kursi penonton

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naya sesekali mengintip dari balik tirai, melihat guru-guru dan adik kelas yang mulai memenuhi kursi penonton. Namun, di antara ratusan orang itu, Naya tidak melihat Zaki. Ia menduga Zaki benar-benar ingin move on darinya oleh sebab itu ia tidak datang untuk menonton. Tapi, di kejauhan Naya melihat Alvaro bersama anak-anak WK.

Sebelum tampil, mereka berdoa bersama di belakang tirai. Pertunjukan dimulai dengan dance pembukaan oleh teman-teman sekelas Naya, disusul dengan adegan-adegan yang memukau penonton. Riuh tepuk tangan memenuhi sanggar, membuat suasana semakin hidup. Penampilan mereka ditutup dengan tarian bersama yang membuat para guru dan penonton memberikan tepuk tangan meriah.

Selesai tampil, kelas IPA 1 merayakannya dengan small party di kelas. Mereka bersenang-senang, berfoto bersama, dan menikmati momen tersebut. Beberapa murid memilih untuk tinggal dan menonton penampilan kelas lain, sementara Naya dan kedua temannya memutuskan untuk pulang karena sudah sangat lelah.

All About You (A)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang