Bab 6 rahasia hati

21 3 8
                                    


Di keheningan malam itu, Naya duduk santai di kamarnya, ditemani suara kriket yang beriringan dengan hembusan angin malam. Lampu kamar yang redup memberikan suasana tenang, membuatnya nyaman setelah seharian beraktivitas. Namun, tiba-tiba ponselnya berbunyi, menandakan ada pesan masuk. Dengan malas, Naya meraih ponselnya yang tergeletak di sebelah bantal.

"Pesan dari Zaki." Ucap Naya.
Zaki selalu ramah dan perhatian, tapi bukan dia yang ada di hatinya. Perlahan, ia membuka pesan tersebut.

Zaki: "Nay, gue tanding di Bima besok. Lu dateng ya"?

Naya terdiam sejenak, menatap pesan itu. Ia tahu Zaki berharap banyak padanya, namun hatinya merasa berat. Naya bergumam, "Kenapa harus kamu sih yang ngajak? Padahal aku maunya Alvaro."

Dengan berat hati, ia mengetikkan balasan.

Naya : "Kayaknya gabisa deh, Ki. Ada urusan."

Zaki : "Gabisa banget, Nay"?

Naya : "Iya Ki, maaf ya."

Zaki: "Gapapa Nay. Mungkin next time aku harap kamu bisa dateng."

Naya menatap layar ponselnya dengan perasaan campur aduk. Sebenarnya, ia tidak ada urusan apa pun besok. Ia hanya ingin menjaga jarak dengan pria lain demi Alvaro, meskipun ia sendiri tidak tahu pasti apa yang Alvaro rasakan padanya.

Libur sekolah akhirnya tiba, memberikan sedikit kelegaan meski dengan hati yang bimbang. Liburan berarti tidak bisa sering bertemu Alvaro, pria yang telah mengacaukan pikirannya. Naya menghabiskan waktunya dengan bermain Mobile Legends, terkadang bersama Zara, sahabat yang selalu bisa memahami perasaannya.

Pertemuan di Kafe

Suatu pagi, Naya mengajak Zara untuk bertemu di sebuah cafe yang baru dibuka di dekat rumah mereka. Cafe tersebut terkenal dengan dekorasi yang Instagrammable dan berbagai macam kopi yang lezat. Mereka memilih meja di pojok, tempat favorit mereka yang sedikit terpencil dari keramaian.

"Zar, udah lama kita nggak ketemu kayak gini," kata Naya sambil tersenyum.

"Iya, Nay. Kangen juga ngobrol-ngobrol santai. By the way, gimana si Alvaro?" tanya Zara sambil meminum kopi latte-nya.

Naya menghela napas. "Ya gitu deh, Zar. Kadang perhatian, kadang cuek. Dan, kamu tau nggak, Zaki belakangan ini ngechatin aku terus."

"Hah, Zaki? Adik kelas kita dulu? Anak futsal itu kan?" Zara terkejut mendengarnya.

"Iya, Zar. Kaget banget aku," jawab Naya.

Zara tertawa kecil. "Terus gimana respon kamu, Nay?"

"Ya aku seadanya aja," jawab Naya santai.

"Kalo udah ngechatin kamu tiap hari gitu patut dipertanyakan kan si Nay," ucap Zara sambil tertawa kecil.

"Yee apaan sih. Lagi pula aku nggak bakal suka sama dia," balas Naya dengan nada sedikit kesal.

"Udah, Nay. Yang pasti-pasti aja daripada digantung tuh," kata Zara sambil tersenyum penuh arti.

Mereka melanjutkan obrolan seperti biasa. Zara pun juga bercerita tentang kehidupannya, Dan kisah percintaan nya.

Setelah berjam-jam berbincang, mereka memutuskan untuk pulang. Kafe mulai ramai oleh pengunjung lain yang datang untuk menikmati suasana sore. Naya dan Zara saling berpamitan, berjanji untuk bertemu lagi dalam waktu dekat.

Dalam perjalanan pulang, Naya merenung. Liburan ini mungkin tidak akan sepi-sepi amat. Meski tidak bisa sering bertemu Alvaro, ada Zara yang selalu ada untuknya. Dan mungkin, Zaki yang misterius itu akan membawa kejutan tersendiri.

Begitulah kehidupan Naya dan Zara, penuh dengan cerita, tawa, dan sedikit kebingungan. Mereka tahu bahwa apapun yang terjadi, mereka akan selalu ada untuk satu sama lain. Liburan ini mungkin akan menjadi salah satu momen yang tak terlupakan dalam persahabatan mereka.

Informasi Mengejutkan di Instagram

Keesokan harinya, Naya membuka Instagram dan melihat sebuah informasi yang muncul di beranda. SMA Darma Kencana memposting sebuah foto pengumuman siswa-siswi baru yang berhasil lolos untuk tahun ajaran baru. Naya merasa penasaran.

"Zaki lolos nggak ya?" pikir Naya. Tapi kemudian dia mengubah pikirannya. "Ah, ngapain juga mikirin dia. Nggak penting banget," gumamnya pada diri sendiri.

Tiba-tiba, Naya mendapat notifikasi pesan yang tidak lain dan tidak bukan dari Zaki.

"Eh, ini dia," batin Naya sambil membuka pesannya.

Zaki: "Nay, bisa lah kita pergi bareng ke sekolah nanti."

Naya tersenyum datar sambil mengetik balasan. "Hahaha, lolos lu? Congrats, Ki."

Rumah Zaki dan Naya tidak terlalu jauh dan berada di satu arah yang sama. Jadi, tawaran Zaki untuk pergi bareng sebenarnya cukup masuk akal.

Pertemuan di Bima Futsal

Sore harinya, Naya menerima ajakan Zaki untuk bertemu.

Zaki: "Nay, bisa ketemu nggak? Aku mau tanya-tanya nih."

Naya, yang merasa gabut dan tidak ada notif dari Alvaro, akhirnya menerima ajakan Zaki. "Di mana dan kapan? Tapi aku nggak bisa lama-lama ya, ada urusan," jawab Naya dengan nada sok sibuk.

Zaki: "Sore aja, Nay, di Bima Futsal. Nggak lama kok, Nay. Aku tau kalo kamu sibuk. Mau aku jemput nggak?"

Naya: "Nggak usah, Ki. Aku bisa pergi sendiri." Sebenarnya, Naya takut karena dia strict parents.

Zaki: "Oke, gua tunggu."

Sore pun tiba, dan Naya menepati janjinya. Zaki dari kejauhan melihat Naya dan terpukau, sudah lama ia tidak melihat Naya sejak SMP dulu. Zaki pun mendekat ke arah Naya.

"Halo, Kak Naya," sapa Zaki dengan tawa bercanda.

Naya hanya tersenyum kecil, dan Zaki mengajaknya duduk. Mereka berbincang banyak hal, mulai dari aturan-aturan di SMA Darma Kencana, sifat dan watak gurunya, hingga ekstrakurikuler karena Zaki tertarik bergabung dengan futsal SMADAKA.

Disisi lain, Zaki sangat senang bisa bertemu langsung dengan Naya. Tapi tidak dengan Naya, dia hanya menganggap Zaki itu sebatas adik kelasnya, tidak lebih. Namun, dalam hati kecilnya, Naya merasa nyaman berbicara dengan Zaki. Pembicaraan mereka mengalir begitu saja, membuat Naya sedikit lupa dengan kegalauan hatinya tentang Alvaro.

Hari semakin sore, dan Naya pun berpamitan untuk pulang. Zaki mengikuti di belakang Naya sampai di jalan yang memisahkan mereka. Sampai di rumah, ada pesan masuk di HP Naya.

Zaki: "Thank you ya, Nay, udah mau ketemu tadi."

Naya: "Iya, Ki, sama-sama," balas Naya singkat.

Malam itu, Naya merenung. Mungkin pertemuan dengan Zaki bisa menjadi awal dari sesuatu yang baru. Meski hatinya masih bimbang antara Alvaro dan Zaki, setidaknya dia menikmati momen ini. Di saat yang sama, Zaki merasa ada harapan untuk bisa lebih dekat dengan Naya.

Liburan ini, yang awalnya terasa membingungkan, mungkin akan membawa kejutan-kejutan yang tidak terduga. Naya masih harus mencari tahu apa yang sebenarnya dia rasakan, tapi satu hal yang pasti, dia tidak akan sendirian dalam perjalanan ini. Ada Zara dan mungkin, Zaki yang akan menemani langkahnya.

Persahabatan dan perasaan yang tak terduga membuat liburan ini menjadi momen yang tak terlupakan dalam hidup Naya.

Bagaimana kelanjutannya? Apakah Naya akan menemukan jawabannya di antara kebimbangan hatinya? Hanya waktu yang akan menjawabnya.

All About You (A)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang