Bab 12 masi mengagumi mu

9 2 16
                                    


Sabtu pagi itu, suasana di sekolah sangat ramai. Hari ini adalah hari ekskul dan organisasi, hari di mana para siswa menunjukkan bakat dan kemampuan mereka di luar kelas. Naya, bersama teman-temannya, sedang melatih adik-adik kelas di gazebo. Pandangannya tiba-tiba teralih ke lapangan. Di sana, terlihat Alvaro yang baru saja datang di sekolah. Pesona Alvaro memang memikat hati Naya, meskipun dia merasa tidak ada yang terlalu istimewa dalam diri Alvaro.

Saat istirahat, Naya mengajak Abeela untuk keliling sekolah. Namun, sebenarnya, Naya hanya ingin melihat Alvaro. Mereka berjalan menuju ruang MPK, tetapi Alvaro tidak ada di sana. Agar tidak terlihat sedang mencari seseorang mereka melanjutkan langkah hingga ke lapangan belakang sekolah. Di sana, Alvaro sedang bermain basket.

Naya dan Abeela duduk di tepi lapangan, melihat Alvaro dari kejauhan. Naya merasa hatinya tenang setiap kali melihat Alvaro, seolah-olah Alvaro adalah obat penenangnya. Tak lama, Aksa datang dan bergabung dengan Alvaro. Mereka bermain basket bersama. Abeela tampak fokus melihat Aksa, sementara Naya melihat Alvaro dengan perasaan bahagia yang tak terungkapkan. Saat Aksa berbisik pada Alvaro sambil melihat ke arah mereka, Alvaro pun tersenyum kecil ke arah Naya. Naya membalas senyuman itu dengan penuh kebahagiaan.

Mendadak, mereka menerima pesan yang memanggil mereka kembali ke gazebo. Dalam perjalanan, Naya melihat anak-anak futsal sedang berlatih, namun ia melihat Zaki tidak ada di sana. Naya tidak terlalu memikirkan hal itu dan melanjutkan perjalanan ke gazebo, tempat ekskulnya berlatih.

Waktu menunjukkan pukul 12 siang, dan semua kegiatan ekskul berakhir. Naya dan teman-temannya saling berpamitan. Naya dan Abeela berjalan ke parkiran, tetapi mereka tidak langsung pulang. Mereka duduk di motor masing-masing sambil bercerita. Tiba-tiba, Alvaro datang ke parkiran dan menyapa Naya.

"Latihan, Nay?" tanya Alvaro.
"Iya," jawab Naya singkat.
"Abis rapat, Al?" tanya naya
"Iya nih, pusing banget," jawab Alvaro.

Alvaro lalu berjalan ke arah motornya dan segera pulang, ia hanya membunyikan klakson saat melewati Naya.

"Kayaknya lagi sibuk banget tuh crush lu," kata Abeela.
"Nyibuk dia mah," jawab Naya sambil tertawa kecil.

Tiba-tiba, Naya mencetuskan ide

"Bel, kita hunting jajanan SD yuk."

"SD mana, Nay?" tanya Abeela.

"SD yang deket sini aja."

"Gas sih!" jawab Abeela bersemangat.

"Kita mau lewat WK atau muter?" tanya Naya.

"Terserah kamu sih, Nay. Aku mah ngikut aja," jawab Abeela.

"Hmm," ucap nanya sambil menatap Abeela

"Yaudah lewat WK. Jangan nggak puas ya kamu, sudah kurang baik apa lagi temanmu ini," kata Abeela sambil tertawa.

"Hahaha, kamu ngerti aja, Bel." jawab Naya

Mereka melanjutkan perjalanan lewat Warung Kembar yang ramai sekali. Setelah puas, mereka tiba di tempat jajanan SD dan mulai hunting berbagai makanan. Setelah membeli jajanan, mereka memutuskan makan di Ice Cream King sambil memesan es krim favorit mereka.

Pertemuan Tak Terduga

Tiba-tiba, ponsel Abeela berbunyi. Abeela segera mengangkat telepon itu dan bicara cukup lama. Setelah selesai, Abeela pamitan sebentar ke Naya.

"Nay, bentar ya. Gue tinggal dulu, mau beli titipan ayahku sebentar."
"Sendiri aja, Bel?" tanya Naya.
"Iya, udah gapapa, Nay. Jagain kursi ku ya."
"Oke," ucap Naya.

Tidak lama setelah Abeela pergi, Naya melihat Alvaro lewat. "Lah, Alvaro, mau kemana ya dia?" pikir Naya penasaran.

Lima belas menit kemudian, Abeela kembali.

"Dari mana aja, Bel?" tanya Naya.
"Itu, abis ke toko alat motor beli ini," jawab Abeela sambil menunjukkan titipan ayahnya.

"Oh, tau nggak sih tadi, nggak lama setelah kamu pergi, tiba-tiba Alvaro lewat. Kalian ketemu nggak?"

"Nah, kebetulan aku mau cerita tentang dia. Tadi, kan, aku ke toko alat motor yang sudah direkomendasi sama ayahku. Nah, setelah aku selesai belanja, tiba-tiba Alvaro datang ke toko itu, Nay. Dia kayak ngobrol serius dengan penjaga toko. Aku sempat dengar dari Aksa katanya Alvaro memang punya toko alat motor, tapi Aksa nggak kasih tahu di mana. Feeling-ku, Nay, itu toko dia," cerita Abeela.

"Waww, itu toko kan lumayan besar, yang di persimpangan itu kan?" tanya Naya.

"Iya, Nay."

"Ya, kita nggak tahu ya, punya dia apa bukan, tapi thanks infonya, Bel."

Mereka melanjutkan obrolan hingga pukul 14.30. Naya pun segera mengajak Abeela pulang, dan mereka pulang dengan arah yang berbeda.

Sabtu tetap menjadi hari yang dinantikan oleh Naya. Bukan hanya karena ekskul dan organisasi, tetapi juga karena kesempatan untuk bersama Alvaro, sosok yang selalu membuat hatinya tenang dan bahagia. Dan kini, Naya tahu bahwa di balik pesona Alvaro, terdapat banyak hal yang bisa dibanggakan.

Malam itu, Naya merasa bosan. Tidak ada yang bisa dia lakukan selain bermain Mobile Legends. Setelah membuka aplikasi, ia mendapati bahwa tidak ada satu pun teman yang biasanya diajak main bersama yang sedang online. Dengan sedikit ragu, ia memutuskan untuk bermain sendiri. Seperti yang sudah diduga, bermain sendiri memeang terasa sangat sepi dan tidak ada suasana yang seru.

Beberapa pertandingan berlalu dengan cepat. Ketika hendak memulai pertandingan baru, Naya melihat Alvaro, seorang yang sangat ia tunggu-tunggu itu, kini sedang aktif. Tanpa berpikir panjang, Naya langsung mengundangnya. Alvaro segera masuk ke room Naya dan mereka mulai bermain bersama.

Sesi permainan berlangsung seru seperti biasanya. Alvaro selalu bisa membuat Naya tertawa dengan candaan-candaannya. Namun tiba-tiba, di tengah permainan, Alvaro berkata, "Bentar ya, Nay, ada pembeli."

Naya terkejut mendengar itu. Ia teringat percakapan dengan Abeela tadi siang yang membahas tentang toko. Saat Alvaro kembali, Naya tak bisa menahan rasa penasarannya. "Kamu punya toko, Al?" tanyanya.

"Oh iya, Nay," jawab Alvaro singkat.

Naya tersenyum sendiri. Jangan-jangan benar apa yang dikatakan Abeela, pikirnya. Mereka melanjutkan permainan, tapi pikiran Naya terus berkecamuk tentang toko Alvaro. Meski begitu, Alvaro terus berhasil membuat Naya tersenyum dengan gombalannya. Mabar dengan Alvaro selalu membuat hati Naya berbunga-bunga, berbeda sekali dengan saat dia mabar dengan Zaki.

Kalau main sama Zaki, Naya merasa harus lebih mandiri. Zaki jarang sekali menolongnya di dalam game, bahkan sering membuatnya emosi karena gaya bermainnya yang seenaknya sendiri. Tapi entah kenapa, ada sesuatu yang membuat Naya tetap ingin bermain bersama Zaki, mungkin tantangan itu yang membuatnya tertarik.

Seiring malam semakin larut, Naya dan Alvaro semakin akrab. Alvaro adalah tipe orang yang mudah membuat orang lain nyaman di sekitarnya.

Setelah beberapa game, mereka memutuskan untuk istirahat. Naya mengirim pesan pribadi kepada Alvaro, "Seru banget mabar sama kamu, Al. Kapan-kapan main lagi ya!"

"Siap, Nay! Kapan pun kamu butuh teman mabar, aku ada," balas Alvaro dengan cepat.

Naya tersenyum lebar membaca pesan itu. Malam yang dimulai dengan kebosanan ternyata berakhir dengan sangat menyenangkan. Ia mematikan aplikasi Mobile Legends dan merebahkan diri di tempat tidur, masih tersenyum mengingat semua candaan dan obrolan seru dengan Alvaro.

Hari-hari berikutnya, Naya semakin sering mabar dengan Alvaro. Mereka semakin dekat, namun hanya di dunia game tidak dengan dunia nyata. Naya merasa nyaman berbicara dengan Alvaro, dan Alvaro selalu ada untuk mendengarkan ceritanya. Di sisi lain, hubungan Naya dengan Zaki juga semakin menarik. Meskipun sering membuatnya emosi, Zaki selalu ada ketika Naya benar-benar membutuhkan bantuan, membuat perasaan Naya campur aduk antara suka dan benci.

Kehidupan Naya pun berubah, tidak lagi membosankan. Setiap malamnya diwarnai dengan keseruan bermain game dan berbagi cerita dengan kedua orang spesial nya itu. Ia menyadari bahwa momen-momen sederhana seperti ini bisa membawa kebahagiaan yang tak terduga. Naya tidak sabar untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya dalam petualangannya di dunia game dan kehidupan nyata.

Kira-kira gimana ya selanjutnya?

All About You (A)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang