27. Merindu

442 44 12
                                    

Yoongi menggeleng sesudah Jimin menyuruhnya untuk tidak ikut campur antara dirinya dengan Yn.

Bagaimana pria itu tak ikut campur, jelas-jelas Yn tak ingin bersama Jimin, namun Jimin tetap kekeh untuk mempertahan Yn agar wanita itu mau kembali bersamanya.

"Kalau begitu rasakan ini." Ucap Jimin, lalu memberikan pukulan di wajah Yoongi

"JIMIIIN!" Teriak Yn dengan marah, setelah Jimin memukul Yoongi dengan cukup keras

Bugh...

Yoongi balas memukul wajah Jimin hingga membuatnya tersungkur ke tanah, kemudian menarik Yn untuk segera masuk ke dalam mobil mereka—sebelum Jimin kembali menahan paksa Yn.

.

Jungkook menutup pintu ruangan kerjanya selepas mengantar kepergian sang ayah—Tuan Jeon pergi dari sana. Sesudahnya, Jungkook kembali ke meja kerjanya, menarik dokumen perceraiannya dengan Yn, lalu memasukkan dokumen tersebut ke laci meja kerjanya.

Tak lama, ruangan kerja Jungkook terbuka, lalu menampakkan sosok Yoonie yang tersenyum cerah ke arahnya.

"Jungkook, aku punya kabar baik. Ternyata, anak kita laki-laki." Ucap Yoonie, sembari menghampiri Jungkook dengan wajah yang bahagia

Sedangkan Jungkook? Pria itu hanya mengangguk diam dengan senyum tipisnya pada Yoonie yang telah berdiri di hadapannya.

Setelahnya, Yoonie mengulurkan foto USG nya pada Jungkook, sebagai bukti bahwa anak mereka memang laki-laki.

Jungkook pun mengambil uluran foto USG tersebut, kemudian menatapnya dalam diam.

"Bagaimana? Kau sudah percayakan, kalau anak kita laki-laki." Ucap Yoonie pada Jungkook, tapi pria itu tetap saja diam—tak bergeming sedikitpun

Melihat reaksi Jungkook yang jauh dari ekspektasinya, Yoonie mengernyitkan keningnya—kesal.

"Jeon Jungkook." Panggil Yoonie dengan dinginnya, hingga berhasil membuat pria itu mengalihkan pandangan padanya

"Kenapa kau hanya diam saja? Seharusnya kau bahagia karena sebentar lagi kita akan dikaruniai anak laki-laki, sama seperti impian kita dulu saat awal-awal membina rumah tangga. Kenapa? Apa kau merindukannya? Apa kau masih berharap anak yang dikandungnya adalah anakmu juga? Benar begitu, Jeon Jungkook?" Sambung Yoonie—menuding kesal pada Jungkook yang berdiri diam di depannya

Setelahnya,  Jungkook pun mulai memikirkan tudingan Yoonie padanya, hingga tak berselang lama, ia pun mengangguk—mengiyakannya. "Ya. Kau benar. Aku merindukannya. Dan aku juga berharap anak yang dikandungnya adalah anakku." Jelasnya dengan mata yang memerah serta berkaca-kaca

Yoonie menggeleng, tak terima dengan jawaban yang diberikan Jungkook padanya. "Kau pasti salah. Perasaanmu pasti salah. Jadi ku mohon, katakan bahwa tudinganku padamu adalah salah, Jeon Jungkook." Pintanya, namun Jungkook malah menggeleng

.

"Min Yoongi." Panggil Yn pada Yoongi, dengan suara yang terdengar lirih—sesampainya mereka di apartemen dan ketika pria itu hendak masuk ke dalam kamarnya

Yoongi yang sudah membuka pintu kamarnya pun menoleh, melihat ke arah Yn dengan kening yang mengernyit.

"Wajahmu." Ucap Yn, menunjuk wajah Yoongi yang tadi terkena pukulan Jimin

"Tak apa." Balas Yoongi lalu tersenyum kecil pada Yn, demi menenangkannya dari kekhawatiran sendiri

Yn menggeleng, kemudian menarik Yoongi untuk duduk bersamanya di sofa ruang tengah apartemen pria itu. "Tak apa, apanya? Sudut bibirmu bahwa sedikit berdarah karena pukul Jimin."

Second WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang