Prolog

1.2K 102 9
                                    

Warga desa berbondong-bondong menyerang serigala berbulu putih di hutan, peperangan yang akan dimenangkan langsung oleh manusia jika lawan mereka hanyalah seekor serigala berstatus omega lemah.

Berbagai senjata telah berhasil melukai tubuh serigala malang itu, tetapi sang serigala masih tetap bertahan. Sorot matanya memancarkan kesedihan berharap dia dikasihani. Namun, manusia keji yang menyerangnya tak memiliki belas kasihan.

Dia bukanlah serigala biasa, melainkan dia seorang manusia serigala yang hidup ditengah-tengah kejamnya para manusia tak berperasaan. Mengetahui jika manusia serigala itu bukanlah manusia biasa membuat warga desa menangkapnya lalu menghujami serigala itu dengan tombak runcing.

Bahkan manusia serigala itu tak ada niat melukai para warga desa. Ia hidup bersama manusia karena ingin berdamai, tetapi keputusannya mengakibatkan dirinya berakhir ditangkap oleh manusia.

Sekarang yang bisa dilakukannya hanya memohon untuk dikasihani, tetapi mereka semua tak mempedulikannya.

"Manusia serigala sepertimu pantas dimusnahkan, lenyaplah kau bersama yang lain!"

Serigala itu mengubah wujudnya menjadi manusia. Beberapa luka menganga di tubuhnya benar-benar memprihatinkan. Lelaki itu menangis seraya bersujud memohon pengampunan agar mereka semua berhenti menyiksanya. Dia sedang hamil tua, dia tidak ingin kehilangan bayinya.

"K-Kumohon b-berhenti. Aku tahu kehadiranku membuat kalian murka, tapi a-aku tinggal diantara kalian karena aku membutuhkan perlindungan serta ingin mengajak kedua bangsa berdamai ...," cicit lelaki itu.

"Akhh ... t-tolong perutku s-sakit!"

Lelaki itu merintih sembari memegangi perutnya yang besar. Para warga desa saling menatap sampai akhirnya salah satu dari mereka maju. Dia mengeluarkan pisau kemudian menyayat perut lelaki itu.

Si manusia serigala menjerit kesakitan sampai darah merembes keluar. Manusia yang menyayat perutnya mengeluarkan bayi yang masih terbungkus lendir dan darah. Membuat napas lelaki itu memburu. Dia memandang memohon agar manusia itu memberikan anaknya.

"Lenyapkan bayi ini."

Mata lelaki itu melebar. "Tidak! Kumohon jangan!" Kepala lelaki itu menggeleng ribut. Ia merangkak mendekati kaki kepala desa yang menggendong anaknya.

"A-Aku akan menuruti perintah kalian, t-tapi aku mohon jangan lenyapkan bayiku ...."

Kepala desa memandang sendu lelaki di bawahnya ini. Sebenarnya kepala desa sudah melarang para warga agar tidak bertindak seenaknya, tetapi mereka semua tak mengindahkan perintahnya.

"Baiklah, kami tidak akan menghabisi anakmu, tapi ada satu syarat yang harus kau lakukan."

Lelaki itu menghapus air matanya. "Katakan apa syaratnya, a-aku akan melakukannya sesuai perintah kalian," ucapnya parau. Dia merasa sedikit lega mendapat keringanan dari para warga desa.

"Lompatlah dari tebing maka kami tidak akan menghabisi anakmu."

Lelaki itu menghilangkan senyuman yang sempat ditunjukannya. Dia memandang kepala desa yang juga sama terkejutnya dengan syarat tidak masuk akal itu.

"Hey, ini sama sekali tidak lucu. Jika Jaejoong tiada, anak ini akan bersama siapa? Aku sebagai kepala desa memerintahkan kalian berhenti menghakimi Jaejoong. Apa salahnya berdamai? Ayo bubar dan kembali ke rumah masing-masing," perintah kepala desa.

"Siwon, aku tau kekhawatiranmu, tapi mereka semua tidak ada yang bisa dipercaya. Apakah kau ingin melihat desa ini hancur karena satu manusia serigala? Aku yakin pasti setelah ini dia memanggil teman-temannya untuk menghancurkan desa," tuduh salah satu pria tua sembari menunjuk-tunjuk manusia serigala bernama Jaejoong.

Yuex BluesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang