29. Jejak Otsusuki

527 24 0
                                    

HATI-HATI
TYPO BERTEBARAN
.
.
.
.
.
JANGAN LUPA VOTE & KOMEN
.
.
HAPPY READING
.

Disclaimer: Masashi Kishimoto
Pairing: SasuFemNaru

- Second Chance -


"Tou-san! Tou-san!"

"Tou-san!"

Kediaman Uchiha terdengar ramai dengan pekikan anak anak, sebenarnya di dalam sana hanya ada dua orang anak. Namun keramaian mereka melebihi sekelompok anak yang tengah bermain, di hari pagi yang cerah panggilan mereka bagai alarm untuk kedua orang tuannya.

"Kaa-chan!"

Teriakan kembali terdengar dari lantai atas, tak lama di susul langkah kaki yang terdengar tergesa menuruni tangga.

"Astaga! Menma!" Teriak satu satunya wanita di sana, netra sapphire nya menatap tajam putra sulung nya yang menyengir di tangga dasar "jangan berlari saat menuruni tangga! Dasar anak nakal!"

Wanita itu, Uzumaki Naruto atau sekarang kita sebut sebagai Uchiha Naruto tengah memarahi sang putra sulung yakni Uchiha Menma. Naruto kadang bingung dengan tingkah anak itu yang kelewat hiperaktif di rumah, tapi seperti tembok berjalan kala melewati batas otoritas nya.

Memang copyan Uchiha Sasuke luar dalam.

"Hehe gomen kaa-chan" sahut nya menyengir tak berdosa. Menma, Uchiha menma. Anak berusia 4 tahun itu menggaruk tengkuk belakang nya tak gatal, ia begitu takut pada sang kaa-chan saat mode marah dari pada ayahnya yang mengaktifkan Mangekyo Sharingan.

"Dasar! Kau ini! Sana pergi ke dapur-"

"Kaacha!!"

Naruto melotot hampir terserang penyakit jantung dadakan kala melihat putra bungsunya melompat dari atas ke tangga dasar, tangan kanan nya menyentuh dadanya secara refleks melihat kejadian menegangkan di hadapannya.

"Au au au!! Kaa-chan!! Ini sakit..." Rengek nya

Tak tanggung, Naruto segera menarik telinga kanan putra bungsunya. Anak itu, Uchiha Boruto meringis dengan wajah yang hampir menangis. Telinga nya sudah merah menyaingi tomat kesukaan sang tou-san.

"Dasar! Kau ini! Di bilang berapa kali jangan suka melompat seperti itu, Boruto!!" Geram Naruto melepaskan jeweran nya.


VERSI LENGKAP SUDAH TERSEDIA DI PDF DAN KARYAKARSA

Second chanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang