Young girl.

620 32 30
                                    

🍹My Young Slut🍹

°°°

“Apa kau berniat ingin mematahkan semua tulangku?” kata Jina yang berada di bawah kukungan kekasihnya.

“Mungkin, jika kau masih berani dekat dengan Ji-Hwan.” Jimin menyahut sembari menggerakkan pinggulnya.

Dalam keadaan sama-sama telanjang. Jina tak habis pikir dengan kekasihnya yang sudah tiga puluh menit tak henti menghajarnya.

Sekarang Jina mengerti kenapa Jimin begitu menggebu ingin membuatnya lemah, lemas tak berdaya. Itu semua karena rasa cemburu.

Jina masih ingat saat bertemu dengan Jihwan berdua, saat dimana ia membahas masalah bisnis. Tak sengaja pula Jina melihat Jimin yang menatapnya tajam dari kejauhan.

Namun Jina waktu itu memilih untuk tak peduli, karena ia dan Jihwan tidak bermain api dibelakang Jimin. melainkan hanya membahas perkembangan bisnis, soal Butik Jina yang satu tahun terakhir ini terus berkembang pesat.

“Hah,” desah Jimin kala semua cairan miliknya menyembur begitu lancar dalam tubuh Jina.

Jina terkejut, tentu saja. “Kau mengeluarkannya di dalam?”

Mengatur nafasnya yang masih terengah-engah, Jimin jatuh lemas di samping Jina kemudian memeluk. Tak ada balasan dari Jimin, ia justru memejamkan mata.

“Aku akan marah jika kau tidak menjawab!” desak Jina.

“Sayang, apa salahnya jika aku mengeluarkannya di dalam? Kau tak perlu takut jika nanti hamil, aku yang akan bertanggung jawab penuh.”

Jina balik badan memunggungi Jimin, menarik selimut pula Jina hingga menutupi punggungnya yang terdapat tatto kupu-kupu.

“Sayang, kau marah?” Jimin mengelus dan mengecup punggung Jina berulang kali.

“Jadi kapan, kau akan menikahiku?”

Terdiam, Jimin malah kembali menarik Jina agar lebih dalam masuk ke dekapan hangatnya.

“Secepatnya.”

Menghela nafas lelah, Jina sebenarnya ingin protes. Namun karena sudah malas dan sering di kasih janji, Jina lebih memilih diam saja dari pada nanti mereka berdua berakhir berdebat.

“Kau tahu, kan? Aku mencintaimu lebih dari apa pun? Aku tahu sekarang mungkin kau ingin mengumpat. Tapi sungguh, aku tidak akan mengingkari janjiku.”

Pada akhirnya Jina balik badan, menyentuh lembut rahang tegas Jimin dan saling menatap satu sama lain. Setelahnya, Jina mengecup singkat bibir Jimin dan kembali menjauhkan wajahnya.

“Aku harap kau tidak pernah mengecewakan aku. Maaf jika aku terus mendesakmu.”

Memeluk, Jimin menarik Jina lagi masuk dalam pelukannya. Lalu mengusap punggung Jina dan menepuknya.

“Ayahmu bilang, jika aku boleh menikahimu di saat umurmu sudah genap dua puluh empat tahun.”

“Sebentar lagi. Aku bahkan tidak masalah jika di nikahi sekarang juga.” Semakin nyaman, Jina membenamkan kepalanya di dada bidang Jimin yang polos.

Lantas Jimin terkekeh. “Apa kau tidak malu menikah dengan lelaki yang jauh lebih tua darimu? Maksudku, usia kita jelas terpaut sangat jauh.”

“Untuk apa malu, aku mencintaimu.” Lalu Jina mendongak, menatap Jimin yang juga sama menatapnya. “Apa aku harus memanggilmu Ahjussi?” Jina tertawa.

“Sayang, aku tidak setua itu!”

Tawa Jina lepas. Mengingat umur Jimin sekarang sudah tiga puluh tujuh tahun. Jina sadar jika terkadang Jimin selalu mengkhawatirkan dirinya yang mungkin saja malu memiliki kekasih yang jauh lebih tua.

My Young SlutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang