Chapter 11

10 0 0
                                    

"Sepandai apapun kita menyembunyikan luka, jika luka itu tidak pernah kita obati, ia akan terus meradang bahkan menyebabkan kematian. Dan yah, tak ada manusia manapun yang ingin menyimpan masa lalu yang kelam, jika boleh memilih mereka mungkin tidak ingin dilahirkan ke dunia yang kejam ini."

•••

Seketika, suasana di ruangan itu berubah. Pintu utama terbuka, dan dengan langkah penuh kepercayaan diri, mereka memasuki ruangan, seperti dua bintang yang baru saja melangkah keluar dari layar besar. Semua mata tertuju pada mereka—sepasang anak populer yang selalu mencuri perhatian. Viera, tak ada senyuman ramah dibibir indahnya, ia mengenakan gaun simpel namun elegan yang seakan menyatu dengan aura kesempurnaannya. Di sampingnya, Agress berjalan dengan postur tegap, mata tajamnya mengamati sekitar dengan kesan tak terburu-buru.

Mereka bukan hanya sekadar memasuki ruangan—mereka seolah membawa kehadiran yang menggetarkan udara, mengisi ruang dengan pesona yang tak terbantahkan. Wajah-wajah yang sebelumnya tenggelam dalam obrolan mereka mendadak diam, seolah menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Viera dan Agress tahu betul bagaimana menjadi pusat perhatian, dan mereka menikmatinya, meskipun dengan cara yang sangat tenang, seolah dunia ini sudah terbiasa dengan keberadaan mereka.

Viera melangkah berdampingan dengan Agress menuju kantin, langkah mereka tak pernah luput dari tatapan yang tertuju. Siapa yang tak mengenal Viera Shopias? Gadis tunggal dari keluarga kaya raya yang kuliah di fakultas ekonomi dan bisnis. Tak sulit menebak jika kelak ia akan melanjutkan estafet kepemimpinan di perusahaan keluarganya. Bahkan, keluarga Viera tercatat sebagai salah satu donatur terbesar ketiga di kampus ini.

Setiap kali gadis itu menampakkan diri, keberadaannya selalu berhasil menarik perhatian dari warga kampus, terlebih jika Agress turut serta berdiri disampingnya. Keduanya adalah main character of FEB. 

"Apa kau tidak melihat Eyra sejak pagi?" Agress menggeleng, keduanya sudah duduk di kursi kantin.

"Kau tidak menjemputnya?" Viera kembali bertanya.

"Dia memiliki mk siang. Mengapa kau tidak menelfonnya saja, alih-alih terus menanyainya seperti ini."

"Ck, kau kan selalunya menempeli dia kemana-mana, makanya aku bertanya," Viera segera menelfon Eyra, namun panggilannya tak dijawab. Ia pun meletakkan ponselnya lagi. Agress sudah memesan makanannya lebih dulu meninggalkan Viera di tempatnya.

"Sebaiknya kau harus mulai fokus membantu Om Rendy," ucap Viera ketika keduanya sedang menyantap hidangan masing-masing.

"Aku memang selalu fokus, Vei."

"Aku tahu, maksudku kau harus mulai terjun langsung, mengawasi perusahaan ayahmu. Apa kau tidak ingin bertanya apa yang aku temukan saat perjalananku kemarin?"

"Memangnya apa?" tanyanya dengan malas.

"Ck, kau ini. Untung aku baik dan tulus berteman denganmu."

"Cih, kau bukanlah temanku satu-satunya. Memangnya apa yang kau temukan, Viera?" kini Agress bertanya dengan serius.

"Aku berhasil mendapatkan Akses untuk mengetahui siapa anak angkat yang telah diafirmasi akan menjadi penerus oleh keluarga Benardy."

Matanya yang tajam menatap dengan penuh curiga, seolah kata-kata yang baru saja terucap itu bukanlah suatu kebenaran yang bisa diterima begitu saja. "Benarkah?" tanyanya, suara itu penuh pertanyaan yang tersembunyi dalam intonasi.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ResetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang