BAB 14. Cemburu

558 64 2
                                    

Aku menutup pintu mobil sebelum melambai pada orang didalamnya.

Setelah pertemuan dengan Kong dan banyak berbincang, aku juga telah meluruskan kesalahpahaman diantara kami berdua. Sepertinya ini awal yang baik, karena mungkin hubunganku dengan Kong bisa terjalin sebaik sebelumnya. Setidaknya itu yang aku harapkan sekarang.

Kong tersenyum kearahku sembari memberikan tanda dan kembali melajukan kendaraannya. Sementara, aku berjalan memasuki sebuah gedung untuk kemudian melakukan pekerjaanku seperti biasa.

Setelah keluar dari lift, aku menuju unit apartemen milik P'Naret untuk melakukan beberapa pekerjaanku disana. Karena terakhir kali dia bilang sedang banyak pekerjaan, jadi mungkin P'Naret masih di kantor saat ini. Aku berniat untuk datang membersihkan apartemennya serta  menyiapkan makan malam.

Klik

Setelah membuka pintu, aku melepas sepatuku dan meletakkannya di rak biasa. Aku juga meletakkan tas ranselku disebelah sofa tamu, kemudian berjalan kedapur untuk mulai membersihkan piring bekas sarapannya pagi ini.

"Kau baru sampai?" suara berat itu mengejutkanku dari arah belakang.

"Oh, Phi kau sudah pulang?" Aku seketika menoleh kearahnya.

"Bukankah kau bilang kuliahmu selesai jam 1?"

"Ya. Tadi aku ada urusan sebentar Phi, Maaf tidak memberitahumu sebelumnya."

"Aku memang memberikan izin untukmu datang setelah kuliahmu selesai, tapi bukan berarti kau bisa menggunakan alasan itu untuk orang lain"

"Ya?"

"......"

"Apa maksutnya Phi?"

Dia tidak menjawab dan hanya berlalu setelah mengambil air dari dalam kulkas. Entah apa maksut perkataannya, tapi itu membuatku bertanya-tanya. **

_

_

Setelah selesai dengan pekerjaan rumah, dan membuat menu makan malam, aku mengetuk pintu kamar P'Naret di lantai dua, namun tidak ada jawaban.

Sejak tadi sore tadi, dia belum turun kebawah lagi. Kurasa dia juga belum makan. Jadi aku berinisiatif untuk membawakan makanan malam ke kamarnya di lt. 2.

Mungkin dia sedang sangat sibuk dengan pekerjaan, sehingga hanya fokus di ruang kerjanya bersama tumpukan berkas yang menggunung seperti yang biasa dia lakukan.

Tok tok tok

"Phi! apa kau didalam? Bisakah aku masuk?" Seruku dari balik pintu kamarnya. Namun, hingga beberapa kali aku mengetuk pintu, tidak ada jawaban sama sekali dari dalam ruangan.

"Aku membawakan makanan untukmu" ujarku lagi. Namun lagi-lagi tidak ada jawaban.

Setelah mempertimbangkan beberapa hal, aku memutuskan untuk masuk kedalam sekedar untuk meletakkan makanan yang kubawa, kemudian keluar lagi setelahnya. Meskipun awalnya aku ragu, namun karena aku belum melihat dia makan sejak aku datang, dan washtafel juga dalam keadaan bersih. Artinya, dia belum menyentuh papapun dari tadi siang.

"Phi...?"

"......."

"Aku akan meletakkan makananmu di meja, jika sudah selesai, kau bisa menaruhnya di depan pintu. Aku akan membereskannya." Ujarku lagi sembari meletakkan nampan berisi makanan yang ku bawa keatas meja di sebelah tempat tidurnya.

Aku kemudian berjalan untuk keluar, namun sebelum sampai didepan pintu, seseorang keluar dari pintu lainnya dengan kondisi rambut basah dan hanya terbalut handuk dari bagian pusar hingga lutut  kakinya. Sementara tangannya sibuk mengeringkan tetesan air yang terjatuh dari tiap helai rambutnya.

MY STEP BROTHER, MY LOVER 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang