"Apa kau tidak lapar?" Aku berjalan menghampiri Tin yang masih fokus menatap pemandangan laut diluar dengan matanya yang berbinar.
"Aku belum lapar" jawabnya singkat. Pandangan matanya masih fokus melihat sisi luar jendela dan tidak beralih sedikitpun. Anak ini terlihat lebih antusias dari sebelumnya. wajah polosnya sesekali menorehkan senyum takjub yang membuatku merasa terpesona. Dia tidak melakukan apapun, tapi entah kenapa setiap kali melihat anak ini aku merasa jauh lebih bahagia.
"Tapi aku lapar."
"Bukankah kau sudah makan dipesawat tadi?"
"Sudah, tapi aku lapar lagi."
"oh, Kalau begitu pergilah makan. Aku akan menunggu disini."
"Kau tidak mau ikut denganku?"
"Sudah kubilang aku tidak lapar phi."
"Tapi aku ingin makan denganmu."
Aku mengambil posisi duduk didebelahnya dengan memasang wajah memelas. Pemuda itu melihat kearahku sesaat, sembari menghela nafasnya panjang.
"Baiklah, apa yang ingin kau makan?"
Aku refleks tersenyum dengan puas. "Sebenarnya ada satu restaurant terkenal tak jauh dari sini, aku sering datang untuk makan disana setiap kali aku datang kemari. Kali ini aku ingin makan disana bersamamu."
"Oke, kalau begitu ayo kesana" serunya seketika beranjak dari tempat duduknya.
"Kau mau kemana?"
"Bukankah kau mengajakku makan? ayo kesana."
"Sekarang? apa kau tidak perlu mengganti pakaianmu dulu?" Aku menatap penampilan pemuda yang berdiri di depanku. Dia mengenakan sweater panjang berwarna putih dibalut dengan jaket hitamnya, dengan bawahan celana abu-abu. Karena cuaca saat ini sedang sangat terik, kufikir dia tidak akan nyaman mengenakan pakaiannya saat ini. Terlebih, aku berniat membawanya berkeliling dan lebih banyak mengunjungi tempat-tempat terbuka.
"Phi, kau bilang itu dekat dari sini kan? apakah aku perlu mengganti bajuku?"
"Ya.. karena mungkin kau akan merasa tidak nyaman. Hari ini aku berniat untuk membawamu berkeliling, tidak hanya makan saja. Ada banyak tempat menyenangkan yang ingin aku tunjukkan padamu."
"Hari ini?"
"Ehem. karena besok aku ada pertemuan dan meeting seharian. Jadi, kufikir aku tidak akan memiliki banyak waktu untuk membawamu jalan-jalan."
"Tapi kau tidak perlu membawaku jalan-jalan. Lagi pula, aku kesini bukan untuk itu. Aku datang untuk menunaikan kewajibanku sesuai perjanjian yang sudah kita sepakati."
"Tapi itu tujuanku membawamu kemari. Aku ingin kau ceria lagi dan bisa bersenang-senang disini." gumamku dalam hati.
"Anggap saja ini suap dariku. Besok kau harus ikut denganku seharian, itu akan sangat melelahkan dan membosankan. Aku ingin kau melakukannya dengan baik"
"Suap? Jika itu pertemuan penting, untuk apa kau mengajakku? bukankah sudah ada Phi Ping yang akan membantumu?"
"Ping sekretarisku. Dia hanya akan menangani keseluruhan jadwal yang ku miliki. termasuk menghandle client dan yang lainnya. Sementara kau, aku membutuhkanmu untuk menyeimbangkan moodku, sehingga pertemuan itu akan berjalan dengan baik."
"Apa yang bisa kulakukan? dan bagaimana kau bisa membawaku ke pertemuan penting seperti itu?"
"Menurutmu aku mengajakmu kesini untuk apa? jika mood ku buruk, tentu saja pertemuan ini tidak akan berjalan baik. Aku lebih membutuhkan konsentrasi cukup dan mood yang baik, sehingga apa yang ku lakukan tidak akan ada masalah kemudian. Dan untuk menjaga moodku tetap bagus, aku memerlukanmu. Kau tahu, aromamu itu menenangkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY STEP BROTHER, MY LOVER 🔞
FanficKrittin Kitjaruwannakul (TIN) seorang mahasiswa Seni berusia 20 tahun yang tidak pernah merasakan serta mendapat peran serta figur seorang ayah selama hidupnya. sejak ia lahir kedunia, Ia hanya hidup berdua dengan sang ibu yang bahkan saat ini suda...