Warning!!! 🚫
Part ini mengandung 🔞+!!
Kebijakan pembaca disarankan!
__
Setelah peristiwa terakhir kali, P'Naret kembali seperti biasanya. Hubungan kami pun semakin dekat. Meskipun awalnya itu memalukan untukku, tapi setelah hari itu, entah kenapa rasanya menjadi berbeda setiap kali aku dan P'Naret bersama.
__
Dia sibuk menata rambutnya sementara aku tengah fokus membereskan pakaian yang dia keluarkan dari dalam lemari, sambil sesekali melirik ke arah pria yang sedang duduk di meja rias dibelakangku.
Pria itu masih fokus di depan cermin menata rambutnya. Ia berpakaian sangat rapih, tak seperti biasanya. Kemeja putih berbalut dengan jas hitam lengkap dengan dasi kupu-kupu yang melingkari kerah kemejanya. Tak lupa tatanan rambut yang ia sisir kebelakang, dan menyisakan seuntai poninya yang ia biarkan menjulur kedepan. Sementara itu, pin berbentuk segitiga hitam dari salah satu brand terkenal terpasang di dada sebelah kirinya menjadi pelengkap penampilannya malam itu.
Ada satu hal yang membuatku bertanya-tanya, pria ini juga menyemprotkan banyak parfume ke sekujur tubuhnya, meskipun aku tahu dia tidak bisa menghirup aroma itu tak peduli sebanyak dan semahal apa parfume yang dia gunakan. Seperti sedang ingin menarik perhatian seseorang, atau memang ini acara penting yang mengharuskannya berpenampilan seperti itu.
"Apakah ini acara spesial?"tanyaku penasaran.
"Hanya makan malam biasa, acara pesta ulang tahun temanku." Jawabnya singkat dan masih fokus pada cermin di depannya.
"Laki-laki? atau perempuan?" Lanjutku lagi.
Dia terdiam sejenak, kemudian berbalik menatap kearahku. "Laki-laki. Tapi kenapa kau bertanya?"
"Tidak papa, hanya penasaran" jawabku singkat.
"........"
"Lalu.. apakah banyak tamu yang diundang? Apakah ada tamu wanitanya juga?"
"Hah? Ini pesta, tentu saja ada. Lagipula kenapa kau begitu tertarik? tidak biasanya kau seperti ini"
"Oh... karena tidak biasanya juga kau berdandan seperti itu. Kata ibuku, jika pria berubah, artinya dia sedang mengincar sesuatu."
"Oh ya? Menurutmu bagaimana? Apakah aku kelihatan sedang menginginkan sesuatu?"
"Ya."
"Benarkah?"
"Emm" aku hanya mengangguk tanpa memperhatikan orang yang sedang kuajak bicara.
"Aku selalu mendapatkan semua hal yang ku inginkan. Tidak perlu mengincarnya."
"Ah... benar juga. Kau bisa mendapatkan setiap gadis yang kau mau dengan penampilan seperti itu." Jawab ku tanpa sadar yang seketika aku langsung menutup mulut dengan kedua tanganku.
"Gadis?"
"Hah?!"
"Kau baru saja mengatakannya."
"Tidak, aku tidak mengatakan apapun" sanggahku.
"Aku mendengar kau mengatakan itu. Gadis, gadis apa?"
"Tidak ada. Kau salah dengar." ujarku dengan gugup. aku kembali menyibukkan diri dengan pakaian di depanku sambil sesekali melirik pria di belakangku yang masih berdiri menatapku dengan bingung. "Ini sudah hampir jam makan malam, kau akan terlambat. Cepatlah!" Seruku lagi mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Ping masih belum datang. Lagi pula apa peduliku jika aku terlambat atau tidak. Aku bersedia datang saja sudah merupakan suatu kebaikan."
"Oh.. jadi apakah kau akan pulang terlambat? Haruskah aku menunggu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY STEP BROTHER, MY LOVER 🔞
أدب الهواةKrittin Kitjaruwannakul (TIN) seorang mahasiswa Seni berusia 20 tahun yang tidak pernah merasakan serta mendapat peran serta figur seorang ayah selama hidupnya. sejak ia lahir kedunia, Ia hanya hidup berdua dengan sang ibu yang bahkan saat ini suda...