Bab 25. CONFESS

520 69 5
                                    


_

Aku duduk diujung ruangan dengan gelisah, sementara disisi yang lain, seseorang yang ku kenal tengah asik menenggak minumannya sembari bermain dengan gadis-gadis Bar yang duduk bersamanya.

Pandanganku tak bisa lepas setiap kali gadis-gadis itu terus mencoba melakukan kontak fisik dengannya, sementara orang yang ku perhatikan tidak melakukan penolakan apapun.

Setiap kali gadis itu menuangkan minuman, dia akan melemparkan dirinya pada P'Naret, menyentuh bagian pipi dan bahu, kemudian merayap hingga ke bagian bawah tubuhnya.

Aku mulai merasa tidak nyaman ketika apa yang kulihat dengan mata kepalaku sendiri membuat emosiku menjadi tak terkendali, meskipun begitu tak banyak yang bisa ku lakukan. Seperti yang terlihat, bagaimanapun Lelaki itu tak merasa terganggu dengan itu. Atau justru malah dia sangat menikmatinya.

Aku melirik kearah P'Ping setiap kali orang-orang diujung sana menuangkan minuman pada gelas P'Naret, kemudian para gadis itu terus melakukan kontak fisik dengannya. Semakin aku berusaha menahannya, rasanya amarahku semakin berkecamuk, dan hampir lepas kendali karena tidak bisa menahan diriku melihat lebih lama lagi.

"Apa tidak masalah membuatnya terus minum seperti itu Phi?" ujarku ketika berbalik menghadap pada P'Ping yang duduk disebelahku.

"Bagaimanapun ini masih dalam lingkungan pembahasan bisnis, jika aku ikut campur, koleganya akan tersinggung. Kita tunggu sebentar lagi" jawabnya yang tidak membuatku puas sama sekali.

"Berapa lama? mereka terus membuatnya minum seperti itu."

"Jangan khawatir, bukankah kita disini untuk mengawasi? Mereka tidak akan melakukan hal buruk padanya."

"Tapi ini bukan tentang apakah mereka akan melakukan hal buruk atau tidak Phi, lihat di terus menenggak minuman yang di berikan seperti itu. Apa kau tidak merasa khawatir padanya?"

"Tin, aku tahu. Tapi saat ini kita tidak bisa melakukan apapun selain menunggu dan mengawasinya. Lagipula Tuan Naret bukan anak kecil, dia tahu apa yang perlu dia lakukan."

Aku mengatupkan gigiku hingga muncul tonjolan urat yang pada sisi pelipis sebelah kanan dan kiri. Saat ini rasanya aku ingin menghampiri orang-orang disana dan menarik P'Naret keluar bersamaku. Meskipun aku tahu, aku tidak memiliki kendali melakukan hal tersebut. Sesekali lelaki itu akn menoleh ke arahku, kemudian menenggak lagi minuman yang diberikan padanya.

"Tambah lagi minumannya. Hei! panggil pelayan itu, minta mereka membawakan beberapa botol lagi kemari"

"Apa kau mau ikut denganku? aku akan memberiMU uang asal kau bermain denganku malam ini cantik"

"Tuan, aku akan menyenangkanmu malam ini."

"Lihat? apa yang tidak bisa kita lakukan? bahkan wanita-wanita cantik seperti mereka bisa kita panggil kapanpun"

"Hahahah sangat sexy. Apa kau punya acara malam ini? jika kau mau ikut ke hotelku, Kita bisa bersenang-senang tanpa halangan disana"

"Tuan Naret, ayo minum lagi"

"Dia biasanya paling banyak minum, tapi sekarang kenapa kau hanya minum beberapa gelas saja? kami akan mentraktirmu"

"Terima kasih, tapi aku sedang mengurangi konsumsi alkohol"

"Oh hooo, Tuan Naret ada apa denganmu?. Di hari seperti ini, kau harus lebih menikmatinya."

" Ayo minum lagi, aku akan menuangkannya untukmu" ujar salah satu dari mereka sembari menyodorkan gelas berisi minuman agar Naret menenggaknya lagi.

MY STEP BROTHER, MY LOVER 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang