Aku memainkan gelas minumanku karena bosan menunggu Alan yang tak kunjung datang. sesekali aku memeriksa ponselku, dan mencoba menghubunginya meskipun tidak juga ada jawaban. Sampai suara dering pesan ku berbunyi. Aku segera membukanya dan membaca pesan yang ku terima.
{Alan}
"Aku sudah hampir tiba. Tunggu sebentar lagi"
Aku tersenyum lega membacanya.*
_
_
_
"Bagaimana kau tiba-tiba merubah lokasi padahal aku sudah hampir sampai?!" Gerutunya setelah sampai dan mengambil posisi duduk di kursi depanku. "Jadi apa yang ingin kau bicarakan?" lanjutnya lagi sambil tangannya sibuk menggulung lengan kemeja yang ia kenakan.
Aku tertawa kecil, dan hanya menatapnya dengan rasa tidak bersalah sama sekali. "Sorry, tiba-tiba aku ingin makanan itali" jawabku singkat, menyodorkan segelas air dihadapannya.
"Apa kau tahu berapa kecepatan ku berkendara untuk sampai kesini? jika itu bukan suatu hal yang penting aku benar-benar akan menendangmu."
"Minumlah, aku tahu kau buru-buru kemari. Itu terlihat dari wajahmu"
Ia seketika mengambil gelas yang ku berikan dan menenggak air didalamnya tanpa tersisa.
"Jadi,.... apakah kau punya anak baru?"lanjutku lagi tanpa menunggu Alan selesai menenggak air minumnya.
Ia meletakkan gelas didepannya dan menatapku dengan bingung. "Anak baru?"
"Aku melihat pemuda yang mengenakan jaket hitam serta jeans lusuh yang warnanya sudah hampir pudar. Di lobby bar saat kau akan mengantarku pulang. Kau ingat? Dia seperti sedang melayani tamu mu. Rambutnya berantakan, wajahnya seperti perpaduan antara Golden Retriver dan Maltipoo. Posturnya tinggi, sekitar 180? meskipun badannya tidak terlalu berisi."
Alan terlihat sangat bingung mencoba mencerna apa yang baru saja aku katakan. "Golden Retriver? Maltipoo? Kau sedang bicara tentang anjing atau manusia?'"
"Aku serius."
"Aku 1000 kali lebih serius. Semua anakku sudah pernah kuberikan padamu , semua yang terbaik. Tidak ada yang memiliki ciri-ciri seperti yang kau sebutkan. Anak-anakku tidak ada yang terlihat seperti anjing" Tegasnya.
Aku menatap kearahnya dengan kesal. Lebih seperti sedih, atau tidak. aku tidak bisa menggambarkannya. Tapi jika Alan tidak mengenalinya setelah aku menjelaskan dengan begitu detile, mungkin memang anak itu bukan asuhannya. Lalu, siapa dia?, kenapa dia bisa ada ditempat seperti itu?. Aku benci ketika anak itu selalu muncul dan mengganggu fikiranku, tapi aku juga tidak bisa melupakannya.
"Sial, apakah kau memintaku buru-buru kemari hanya untuk bicara soal ini?!"
"Bisakah kau membantuku mencari tahu tentangnya?"sambungku lagi. Kali ini aku bicara dengan nada serius, dan kurasa Alan merasakannya melalui tatapanku.
"Mencari tau seseorang yang terlihat seperti anjing itu? Selain yang kau katakan, tentang golden Retriver atau apapun, tolong berikan aku setidaknya informasi valid agar lebih mudah melacaknya."
"Tidak ada."
"Tidak ada?"
"Hanya itu yang ku tau. Jika ada hal lain yang ku ketahui tentangnya, untuk apa aku memanggilmu kemari. Itu karena aku tidak memiliki informasi apapun tentang pemuda itu selain posturnya yang kulihat. Bukankah ini keahlianmu?"
Aku yakin Alan bisa menemukannya. Meskipun aku hanya mengatakan jika pemuda yang kucari berambut hitam. Yaa, dia memang sehebat itu. Alan satu-satunya orang yang selalu aku andalkan. Tentang apapun yang aku cari, aku bisa menanyakan padanya. Meskipun kebanyakan yang kuminta adalah kesenangan, karena selain Kedudukannya ia juga banyak dekat dengan para selebrity papan atas. Tidak hanya di Thailand, tapi juga macanegara.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY STEP BROTHER, MY LOVER 🔞
Hayran KurguKrittin Kitjaruwannakul (TIN) seorang mahasiswa Seni berusia 20 tahun yang tidak pernah merasakan serta mendapat peran serta figur seorang ayah selama hidupnya. sejak ia lahir kedunia, Ia hanya hidup berdua dengan sang ibu yang bahkan saat ini suda...