Tidak ada jawaban. Pria itu menatap kearahku dengan hening. Matanya selalu menghindar setiap kali pandangan kami bertemu. Aku melihatnya gugup, tapi apakah karena pertanyaanku, atau justru karena hal lain.
"Aku tidak berfikir jika itu pertanyaan yang tepat. Maaf jika membuatmu tidak nyaman." ujarku lagi mencoba memecah keheningan.
"Aku tidak tahu, aku kesal"
"Ya?"
"Aku bilang aku tidak tahu! berhenti bertanya!" serunya yang seketika langsung berlalu meninggalkanku yang masih berdiri ditempat yang sama. Bahkan api yang dia hidupkan untuk memanggang daging tak ia hiraukan. Ia berlalu menuju kamarnya kembali di lt. 2.**
Tok Tok Tok
Aku membawakan nampan berisi nasi dan daging panggang lengkap dengan potongan buah Apel untuk kuberikan pada seseorang yang sejak tadi mengurung dirinya di kamar.
"Boleh aku masuk?" Aku mencoba meluluhkan kerasnya manusia didalam sana.
"........."
"Jika tidak ada jawaban aku akan menganggapnya kau setuju" ujarku lagi.
Aku menarik kuas pintu dan berjalan masuk sembari membawa nampan berisi makanan. Seseorang berbaring di tepat tidurnya dengan selimut yang menutupi hampir seluruh tubuhnya. Hanya kepala dan telapak tangan yang terlihat. Tangannya memegang ponsel sementara matanya fokus menatap pada layar. Ia tak menghiraukan kedatanganku sama sekali.
"Kamu belum makan kan? aku membawakan ini, makanlah" ujarku meletakkan nampan dimeja sebelah tempat tidurnya.
Dia tidak menjawab sama sekali. masih fokus pada ponsel yang ia mainkan, sesekali melirik ke arahku kemudian memfokuskan pandangannya lagi kelayar.
Aku menarik nafas panjang, mengambil posisi untuk duduk di lantai sebelah tempat tidurnya. Mataku menatap entah kemana sementara kepalaku penuh dengan bayangan masa lalu. Aku melipat satu kakiku dan membiarkan lengan kiriku bertumpu disana. sementara kaki kananku kubiarkan terlentang dan tubuhku aku sandarkan pada tempat tidurnya.
"Aku pernah hampir membuat Kong kehilangan nyawanya" ucapku lirih. Suaraku sangat berat ketika aku harus menggali kembali luka lama yang ku miliki. Rasa bersalah yang masih ku pendam hingga detik ini. Aku mulai membuka memoriku, dan entah bagaimana mulutku mulai mengucapkannya.
"Saat masih dibangku sekolah, Aku dan Kong sangat dekat. Dia satu-satunya orang yang selalu membantuku dengan banyak hal. Ketika anak-anak lain menjauhiku karena aku tidak berasal dari keluarga yang mampu seperti mereka."
"............"
"Suatu hari, ada kakak Kelas yang menemuiku, dia bilang dia menyukai Kong, dan memintaku untuk membantunya. Semuanya berawal dari kejadian itu."
"........"
"Dia memintaku untuk memberikan suratnya pada Kong, lalu mengajaknya bertemu. Tapi... Aku menukar isi suratnya."
"........."
"Aku benar-benar bodoh. Aku egois. Yang kufikirkan saat itu hanya diriku sendiri. Aku fikir jika aku membantunya dan mereka sampai pacaran, kong akan meninggalkanku. Dia tidak akan berteman denganku lagi. Waktunya akan diahabiskan dengan gadis itu. Aku tidak punya siapapun, hanya aku dan Ibuku. kemudian aku mengenalnya. Dia satu-satunya orang terdekat yang kumiliki setelah ibu. Aku takut dia juga akan mengabaikanku. itu kenapa... aku melakukannya..." ujarku sedikit gemetar.
"..........."
"Aku bilang melalui surat itu jika aku ingin bertemu, aku mengajaknya untuk berjumpa di taman dekat tempat tinggal kami. Dan... dihari yang sama aku mendapat kabar dari rumah sakit, ibuku harus oprasi. Saat itu aku tidak memikirkan apapun selain ibuku, lalu aku melupakan janjiku untuk bertemu dengan Kong dilokasi yang sudah ku sebutkan."

KAMU SEDANG MEMBACA
MY STEP BROTHER, MY LOVER 🔞
FanfictionKrittin Kitjaruwannakul (TIN) seorang mahasiswa Seni berusia 20 tahun yang tidak pernah merasakan serta mendapat peran serta figur seorang ayah selama hidupnya. sejak ia lahir kedunia, Ia hanya hidup berdua dengan sang ibu yang bahkan saat ini suda...