Chapter 18

1.6K 140 106
                                    













🌸



Sudah hampir satu minggu sejak Nunew dan suaminya kembali kekediaman utama panich di Bangkok. Tidak banyak yang berubah dalam hubungan keduanya. Tidak, lebih tepatnya, tidak ada perubahan besar yang terlihat dengan jelas saat keduanya berada diruang publik, tapi didalam privasi kamar mereka? Nunew dan Zee tidak lagi menahan diri untuk saling mengenal lebih dalam.

Dan Nunew benar-benar menyukainya.

Ini hubungan yang selalu dinantikannya entah sudah berapa lama, kedekatan dengan Zee yang lebih dalam.

Malam ini, keduanya saling memeluk. Dan Nunew membiarkan Zee menciumi puncak kepalanya dengan lembut, menikmatinya.

Dan saat Nunew hampir terlelap karena nyaman sentuhan suaminya, semua kantuknya menghilang ketika tubuh Zee yang menjadi tumpuannya menegang.

Dan Nunew yang sudah sangat familiar dengan segala tentang suaminya paham dengan apa yang sedang terjadi sekarang, Zee sedang menahan sakit.

Sakit kepalanya datang lagi.

Nunew dengan cepat melepaskan pelukan keduanya, mengambil obat didalam laci dan menuangkan air minum untuk Zee yang terlihat kesusahan menahan sakit, dengan keringat dingin yang mulai mengembun di permukaan wajahnya.

Zee tidak pernah mengerang kuat, ataupun mengeluhkan sakitnya pada Nunew selama ini, rapi melihat ekspresi suaminga yang menahan sakit, dan keringat dingin yang bercucuran membasahi keningnya, Nunew tetap tau jika Zee sedang merasakan sakit yang sangat.

Selesai meminum obat yang diberikan Nunew, Zee tetap memejamkan matanya, dan Nunew yang tidak tega melihat keadaan suaminya hanya bisa membersihkan keringat dingin yang membasahi permukaan wajah Zee, dengan kerutan diantara dua alisnya, kerutan yang hampir sama dengan yang ada di wajah Zee saat ini.

"nong..." bisik Zee.

"hmm?"

"bisakah phi memintamu untuk bersenandung? Suaramu menenangkan phi."

Nunew tersenyum, lalu dengan senandung yang hampir terdengar seperti bisikan lembut, Nunew membelai wajah see, sebelum menempatkan kedua tangannya di pelipis Zee, dan mulai memijitinya pelan.

Beberapa saat kemudian, kerutan dalam diantara kedua alis tebal Zee memudar, dan permukaan kulitnya yang sempat mendingin kembali hangat, mengatakan kalau Zee sudah melewat rasa sakit yang menyiksanya. Saat Nunew mengira Zee sudah mulai merasakan efek obatnya dan terlelap, Zee kembali berbisik.

"nong?"

"ya phi?"

"terimakasih."

Nunew tersenyum, kecut mendengar ucapan Zee itu. Dan belum sempat Nunew menyahuti ucapannya, suara dengkuran halus terdengar, Zee sudah benar-benar tertidur karena kelelahan.

Nunew menatapi wajah tertidur Zee, dan dadanya terasa sakit. Sangat sakit.

Zee sudah jujur pada Nunew jika sakit kepala dan insomnia yang terkadang menyerangnya tiba-tiba adalah hasil dari seseorang yang sudah meracuninya selama bertahun-tahun. Dan malam saat pertama kali keduanya bertemu, akan memiliki akhir yang sangat berbeda jika saja Nunew tidak muncul dan menolongnya.

Nunew tau banyak yang mengharapkan celaka Zee, tapi Nunew tidah pernah mengira jika Zee sama sepertinya. Tidak memilikis siapapun sebagai tumpuan.

Mereka berdua sudah sangat dicurangi selama ini. Orang-orang terdekat mereka yang seharusnya berdiri disamping mereka mengkhianati dan hanya terus-menerus memanfaatkan mereka.

SECOND MARRIAGE OF WEALTHY OLD MAN - ZNN VERSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang