Chapter 21

1.3K 154 88
                                    























🌸









Suami Nunew menyuruhnya untuk menggunakan kekuasaan dan pengaruhnya. Dan itu yang Nunew lakukan saat ini.

"katakan pada wanita itu jika perhiasannya tidak begitu berharga, selangka apapun desainnya." Ucapnya pada salah satu orang suruhan Zee yang melaporkan jika Pim berusaha menjual perhiasan peninggalan ibunya di salah satu toko perhiasan besar milik keluarga Panich.

"Tawarkan harga paling murah untuk membeli perhiasan itu, dan sebarkan juga pada gerai kita yang lain, jika tidak ada yang boleh membeli perhiasannya dengan harga asli. Tawar. Serendah. Mungkin. Mengerti?" Sambungnya lagi sebelum menutup sambungan telepon.

Sudut bibir Nunew terangkat, membentuk lekukan senyuman indah yang terlihat sangat licik. Perhiasan itu... adalah milik ibunya yang seharusnya menjadi milik Nunew setelah kematian nyonya Perdpiriyawong. Tetapi Nunew yang saat itu masih sangat muda tidak begitu mengerti semua asset yang seharusnya menjadi miliknya. Nunew menyerahkan semua pengaturan assetnya pada ayahnya, dan ayahnya memanfaatkan itu untuk mencuri dari Nunew.

Apa yang bisa diambil tanpa bukti surat sudah di ambil, diserahkan pada Pim ataupun dijual untuk memenuhi nafsu ayahnya dan istri barunya. apa yang tidak bisa direbut akan diminta sedikit demi sedikit dengan alasan membalas budi keluarga.

Culas.

Dan saat Nunew menyadari apa yang seharusnya menjadi miliknya sudah diakui oleh Pim ataupun menghilang entah kemana, Nunew tidak bisa melakukan banyak hal. Dia hanya bisa menerimanya, takut jika ayahnya akan menganggapnya anak durhaka jika menanyakan barang yang bertahun-tahun tidak ada atau sudah diakui ibu tirinya.

Itu dulu, dulu di kehidupan pertama Nunew, dulu sebelum Nunew menyadari sesampah apa keluarganya.

Sekarang? Sekarang Nunew akan mengambil kembali semua yang pernah mereka ambil darinya.









🌸









Zee menatapi laporan yang ada tertera di layar tab nya. Sedih, tidak nyaman, khawatir, dan juga kilatan amarah bercampur menjadi satu. Zee tau sebusuk apa sifat manusia jika dihadapkan dengan godaan harta, tapi Zee tidak pernah mengira jika kebusukan Mark Perdpiriyawong sejauh ini.

Tapi tentu saja Zee tidak akan heran, dia berurusan dengan tuan Dangda yang bahkan rela menggunakan darah dagingnya sendiri untuk bisa mendapatkan apa yang dia inginkan, kekuasaan, kekayaan. Jika dipikirkan, bukankah kedua manusia itu sama? Dangda dan Perdpiriyawong... sama-sama bersembunyi dibalik keinginan untuk mensejahterakan keluarganya hanya untuk memuaskan nafsu pribadinya saja.

"apa yang harus saya lakukan sekarang tuan?" ucap asistennya yang sejak tadi setia berdiri di samping Zee.

"lanjutkan saja rencana yang ada, peras kantong mereka, buat mereka memuntahkan apa yang pernah mereka ambil dari istri dan mertuaku." Ucap Zee, menahan marah. "sedangkan ini. Mereka akan mendapatkan balasan lain untuk ini." Sambungnya sambil menatapi laporan yang berisi pengakuan dokter yang dulu menangani nyonya Perdpiriyawong. Pengakuan yang menyebutkan keterlibatannya dalam menutupi alasan kematian nyonya Perdpiriyawong yang sebenarnya.

"baik tuan." Asistennya itu terlihat ragu sesaat, sebelum memberanikan dirinya kembal berucap. "salah satu suruhan anda melaporkan kalau tuan muda Nunew memerintahkannya untuk menawar rendah perhiasan yang akan dijual Pim Chara, istri ayahnya. Dan tuan muda juga memerintahkan orang-orang tuan untuk menyebarkan berita kalau tidak ada yang boleh membeli koleksi perhiasan itu selain toko kita."

SECOND MARRIAGE OF WEALTHY OLD MAN - ZNN VERSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang