Chapter 26

1.9K 158 108
                                    




































🌸


Disampingnya, Nunew sedang bersiap untuk tidur, tapi Zee masih sibuk dengan tab-nya, melihat-lihat laporan bawahannya mengenai perkembangan keadaan perusahaan Dangda. Sudut bibirnya sedikit terangkat melihat laporan bagaimana tuan Dangda berusaha sekuat tenaga mengerahkan segala kemampuannya untuk mengeluarkan usahan turun-temurun keluarganya itu dari keterpurukan. Tapi tentu saja semua itu tidak akan berhasil, karena Zee selalu siap memblokir usaha apapun yang pria itu lakukan disetiap tikungan jalan barunya.

Perusahaan Dangda sudah melakukan berbagai macam cara berbulan-bulan ini untuk kembali bangkit, termasuk mengurangi jumlah pekerjanya untung mengurangi pengeluaran, tapi tetap saja, nihil. Dan Zee merasa puas dengannya.

Apa Zee merasa bersalah karena tindakannya itu menyebabkan banyak pekerja yang kehilangan pekerjaannya? Tentu saja tidak, apa yang dia lakukan saat ini adalah hal yang sama yang sudah tuan Dangda lakukan pada perusahaan ayahnya bertahun-tahun lalu.

Perbedaannya dengan Dangda adalah, saat itu keluarga itu menikmati hasil jarahan mereka dari keluarga Panich dengan serakah, dan tanpa malu. Membiarkan ribuan pekerja kehilangan kesempatan mereka untuk memulai kembali.

Sedangkan saat ini, Zee sudah menyediakan rencana tambahan untuk orang-orang yang tidak memiliki loyalitas terhadap keluarga Dangda dan bersedia bekerja dibawahnya. Orang-orang itu akan menerima pekerjaan lain di salah satu anak perusahaan yang baru dibagunnya.

Apakah ini membuat Zee terlihat tidak memiliki hati? Merebut orang-orang 'mertua'nya dan tidak menyediakan kesempatan bagi pria itu untuk memulai kembali dengan terus menghalangi jalannya keluar dari jurang kebangkrutan?

Zee tidak peduli.

'Memiliki hati' membuatnya lemah dan terus digerogoti oleh orang-orang yang hanya berdekatan dengannya untuk mencari untung. Zee, lebih memilih untuk tidak memiliki hati dan melindungi keluarganya, dibandingkan harus terjerumus seperti apa yang diceritakan Nunew dikehidupan pertamanya dan menyaksikan orang-orang yang disayanginya, istri dan anaknya, menderita karena itu.

Zee, akan memilih untuk tidak memiliki hati kapanpun juga, jika hal itu bisa menyelamatkan keluarga kecilnya.

"oh... lihat ini, phi terlihat senang, ada apa?" ucap Nunew, dengan suara sengau yang menunjukkan kantuknya, sambil memeluk pinggang Zee, menggoda agar suaminya itu cepat meletakkan alat elektroniknya dan bergabung dengan Nunew, menyapa kantuk.

"antara resort dan hotel, mana yang lebih nong sukai?" Tanya Zee balik. Matanya menatapi Nunew dengan fokus.

Nunew tidak menjawab langsung pertanyaan pria itu, sedikit merasa ada jebakan didalamnya. Nunew sedikit takut jika suaminya itu akan mengahadiahkan hal mahal lain untuknya. Tidak, Nunew tidak ingin membayangkannya, itu terdengar terlalu mengerikan.

"hmm... nong tidak punya kesukaan khusus, dua-duanya terdengar sama saja. Phi sudah, ayo ti..."

"kalau begitu, setelah jatuh tempo nya datang, resort dan hotel keluarga Dangda yang dijadikan jaminan pinjaman mereka akan phi serahkan untuk nong." Ucap Zee santai, seperti tidak baru saja kembali menghamburkan uang pada Nunew.

Dan dada Nunew terasa sesak seketika mendengar ucapan pria itu. Terlalu terkejut.

"phi!" serunya. Kantuknya dengan cepat menghilang, dan satu tangannya dengan cepat menumpu diatas perutnya yang tiba-tiba terasa mual.

"jangan bicara sembarangan! Phi membuatku terkejut sampai ingin muntah!"

"phi tidak bicara sembarangan, phi serius." Bantah Zee dengan wajah datar, sambil mengelus-elus pelan perut Nunew, berniat untuk menenangkan istrinya yang terkejut.

SECOND MARRIAGE OF WEALTHY OLD MAN - ZNN VERSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang