1. Toko Buku

68 6 2
                                    

Halo guys.. Novel ini lagi tahap revisi ya.. Buat yg baru baca.. Mungkin belum seru, wajar aku juga masih pemula, jadi enjoy aja.. Baca beberapa part dulu kalau emang gak suka gapapa... Kalau suka vote dan komen...

Happy Reading 📖

🌸🌸🌸

Langkah kaki gadis cantik itu kini memasuki toko buku favoritnya.

CahayaKatanama toko buku.

Langkah nya menelusuri rak-rak buku yg belum pernah ia jelajahi. Salah satu buku berhasil menarik perhatian gadis itu. Lika-Liku Kehidupan tertera di sampul buku tersebut.

Dengan rasa penasaran, gadis itu memilih buku tersebut untuk ia pinjam. Namun saat ia berjalan tak sengaja ia melewati suatu rak buku khusus untuk orang-orang yg tdk bisa melihat. Apa namanya woy? Kasih tau di komen....

Sorot matanya tertuju ke arah remaja laki-laki yg duduk di kursi roda dgn wanita paruh baya yg memilih beberapa buku.

Dengan rasa penasaran gadis itu mendekati kedua manusia berbeda gender maupun usia itu.

"Permisi!" ucap gadis itu saat sudah berdiri tepat disamping wanita paruh baya itu.

"Iya, kenapa ya?" tanya wanita paruh baya itu menatap keheranan gadis di dekatnya. Siapa gadis ini?

"Tante beli buku itu buat siapa? Maaf tante kalau lancang, Zea cuman nanya kok" ucap gadis bernama Zea itu menunduk hormat.

Alifa Zea Amanda.

"Ohw, gak pa'pa kok, kebetulan tante belinya untuk anak tante, itu dia yg duduk dikursi roda!" tunjuk Wanita itu.

Zea hanya ber-oh ria menatap remaja laki-laki yg tengah duduk menatap lurus ke arah depan.

"Nama kamu siapa?" tanya Wanita yg bernama Tia itu.

"Aku Zea tante"

"Zea, tante titip anak tante bentar ya, tante mau bayar bukunya dulu ya!" ujar Tia, meminta tolong.

"Iya tante, silakan!"

Saat Tia ingin melangkah pergi mata tertuju pada satu buku di genggaman gadis yg baru ia temui itu. "Kamu mau beli buku, Zea?" tanya Tia menunjuk buku ditangan Zea.

"Ah... Engga tante, Zea cuman mau pinjam, takutnya uang jajan Zea gak cukup!" ucap Zea tersenyum canggung.

"Sini, biar tante yg bayarin, anggap aja ucapan terimakasih, sekaligus kado perkenalkan!" ucap langsung meraih buku ditangan Zea, dan melenggang pergi.

Belum sempat protes, Tia sudah menghilang dari pandangan Zea. Mau tak mau ia hanya bisa menghela nafas.

"Hai, nama kakak siapa?" tanya Zea membuka suara.

"Bastian!" ucap Remaja itu, sambil tatapannya menatap lurus kedepan.

"Kak Bastian kenapa gak liat Zea? Zea di samping kakak, bukan didepan!" protes Zea, mau gimana pun ia belum tau jika bastian but4.

"Gua gak bisa liat, gua but4!" ucap Bastian dgn wajah datar nya jangan lupa tatapan lurus nya hanya mengarah ke depan.

"Jadi kak Bastian gak bisa ngeliat ya?" tanya Zea memastikan, bukan telinganya kan yg katarat gak bisa mendengar.

"Iya!"

"Kakak yang sabar ya, Zea yakin suatu saat nanti kakak bisa lagi melihat indahnya dunia!"ucap Zea dgn maksud memberi semangat.

"Hm.. Thanks!" ujar Bastian dgn senyum tipis, namun Zea yg matanya kemana-mana jadi ia tdk menyadari senyuman tulus dari Bastian, walaupun setipis tisu.

Keduanya diam, Zea yg menatap buku yg berjejer di rak, sedangkan Bastian hanya diam sambil mendengar pergerakan Zea yg ada di depan nya.

Tak lama kemudian Tia, wanita itu sudah kembali dari membeli buku yg anaknya minta. Melihat anaknya dan gadis yg ia temui tadi saling berinteraksi dengan baik, bahkan ia bisa melihat anaknya yg tersenyum tulus mendengar candaan dari gadis bernama Zea itu.

"Seru ngobrol nya?" tanya Tia saat sampai dideket keduanya.

Zea spontan berdiri dan tersenyum canggung, sambil mengangguk. Berbeda dengan Bastian ia hanya mengguk mengiyakan ucapan ibunya.

"Yasudah ayo pulang ini udah sore loh, Zea pulang nya naik apa?" tanya Tia beralih ke Zea yg hanya diam.

"Zea paling pesan ojek tan!" ucap Zea merogoh saku roknya untuk mengambil handphone nya. Saat ini ia masih menggenakan seragam putih Abu-Abu nya.

"Pulang bareng tante aja, gimana? Kebetulan tante naik mobil kesini nya ada supir didepan!" ucap Tia memberi tawaran.

"Aduh gimana ya tan, Zea takut ngerepotin, tadi aja tante yg bayarin bukunya Zea!" ucapnya merasa tidak enak.

"Udah gak pa'pa, lagian gak baik anak cewek pulang sendirian, udah sore loh, gimana kalau gak ada ojek nanti?!" ucap Tia meraih kursi roda anaknya untuk ia dorong.

Zea yg terdiam mencerna ucapan Wanita di depannya pun mendongak. "Emang Zea engga ngerepotin tante?" tanya nya dengan perasaan canggung, mau bagaimana pun ia baru kenal.

Tia membalasnya dengan anggukan dan senyuman tulus. "Ayok!" ucap Tia kemudian. Zea hanya mengikuti Tia dari belakang, sambil terus berdoa semoga keputusan nya tepat, semoga orang didepan nya bukan orang jahat.

***

"Ini rumah Zea?" tanya Tia saat mobil nya yg di kendarai sopir pribadinya berhenti di depan kontrakan mini.

"Iya tente, kenapa ya? Maaf Zea bukan orang berada kayak tante, kalau tante ngelarang Zea dekat sama anak tante Zea pasti ngejauh kok, tante tenang aja!" ucap Zea menjelaskan, ia tidak bisa memaksa jika wanita didepan nya menyuruhnya menjauhi anaknya.

Mau bagimana pun mereka berbeda, Bastian yg berasal dari kalangan kaya raya, sedangkan dirinya, hanya sampah masyarakat.

"Engga kok, tante justru senang kalau Zea mau main bareng Tian, jadi nya Tian nya nggak terlalu kesepian, kamu bisa kok main kerumah, nanti tante kirim lokasi rumah tante, kan tadi saling bertukar nomor!" ucap Tia, sudah jelas anak gadis di depan nya merasa tidak enak karena tidak setara.

"Serius tante gak pa'pa?" tanya Zea memastikan.

Tia mengangguk sambil mengelus surai lembut anak gadis di depannya. "Zea tinggal sama siapa?" tanya Tia pasalnya rumah yg Zea tunjuk sangat lah sepi, apa mungkin cuman Zea saja yg tinggal disana?.

"Zea tinggal sendiri tante!" jawabnya.

"Orang tua Zea kemana?" tanya Tia merasa iba dgn gadis di depanya. Bagaimana bisa orang tuanya setega itu membiarkan anak gadisnya tinggal sendiri di rumah yg kontrakan yg belum tentu se aman rumahnya sendiri.

Melihat Zea yg hanya menunduk dgn tatapan sendu, membuat Tia paham dgn kondisi gadis di depan nya mungkin kehidupan nya tidak seceria wajahnya.

"Maaf tante lancang bertanya!"ucap Tia merasa bersalah.

"Gak pa'pa kok tan, Zea paham!" ucap Zea dgn senyum manis nya.

"Yaudah tante pulang ya, kamu jaga diri ya!" pamit Tia sambil menerima jabatan tangan Zea yg ingin sungkeman.

"Iya tante hati-hati!"

Setelah nya mobil milik Tia melaju meninggalkan komplek tempat Zea ngontrak itu.

Langkah kaki gadis itu kini memasuki rumah sederhana yg ia tempati, lebih baik sekarang ia beres-beres lalu bersiap-siap menuju tempat kerjanya.

Walaupun lelah melanda Zea harus tetap berusaha, jika tidak ia tdk akan bisa bertahan di kontrakan ini.

——————————————————

Kata : 1014 kata...

Gimana bab pertama nya, tertarik gak, kalau iya comen biar aku lanjut...

See you next part....

🌸🌸🌸

𝐓 & 𝐙 {ᴛɪᴀɴ&ᴢᴇᴀ} ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang