4. Aluna

13 5 0
                                    

Zea gadis itu tengah berlari keluar dari pekarangan sekolah, setelah bell sekolah berbunyi ia langsung bergegas untuk pulang.

Ia harus memenuhi janji nya ke bos nya, gara-gara ia tdk bekerja semalam sebab menginap di rumah Bastian, jadi nya ia harus bekerja mulai dari pulang sekolah hingga jam 11 malam.

Taksi yg ia tumpangi kini melaju menuju alamat yg Zea beri tahu. Ia akan langsung bekerja tanpa harus pulang kerumah untuk sekedar ganti baju. Lagian disana dia sudah di siapkan seragam kerja di resto tempat nya bekerja.

Sekitar 15 menit, akhirnya ia tiba di tempat yg ia tuju. Dengan berlari kecil ia masuk melalui pintu belakang. Terlihat beberapa pelayan seperti dirinya tengah sibuk menyiapkan pesanan pelanggan. Dirinya pun bergegas untuk mengganti seragam nya.

Seperti biasa ia melakukan pekerjaan nya dgn baik, melayani pelanggan dgn senyum ramah agar pelanggan betah dan datang kembali. Hal itu lah kenapa bos nya mempekerjakan dirinya yg usianya masih sangat muda itu. Di antara para pegawai hanya dirinya lah yg usianya masih belasan tahun.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, jam sudah menunjukkan pukul 23 : 59 satu menit lagi pukul 12 malam. Salah satu pelayan pun bergerak menutup pintu resto dan mengubah papan yg bertuliskan 'Open' menjadi 'Close'.

Setelah berganti pakaian Zea pun ke ruangan bos nya sama seperti biasanya, ia selalu mendapat panggilan, bukan panggilan apa melainkan ia di panggil untuk mendapatkan gaji nya.

"Zea ini gaji kamu ada di dalam amplop, totalnya 1 juta, disitu sudah beserta bonus bulan ini, ya!" ucap Pria paruh baya, yg kerap di panggil pak Reno. Bos Zea.

"Iya, pak makasih, kalau begitu Zea pamit pulang dulu" ucap Zea kemudian berlalu pergi setelah mendapatkan persetujuan.

Seperti biasa jika ia pulang dari bekerja pasti akan di jemput oleh tukang ojek langganan nya. Untung tukang ojek itu satu komplek dgn nya, dan dgn baik hatinya ia selalu rela menjemput Zea ketika pulang bekerja. Jika ditanya alasan nya kenapa, tukang ojek akan menjawab, 'saya sudah menganggap Zea seperti anak saya sendiri, jadi saya rela menjemput nya setiap malam, kecuali jika saya berhalangan baru saya tdk bisa menjemput nya'.

"Makasih pak! Aduh Zea selalu ngerepotin bapak jadi nya!" ucap Zea merasa tdk enak, setelah menyerahkan dua lembar uang. Uang 20 dan 10 ribu.

"Gak papa nak, lagian bapak udah anggap kamu kayak anak bapak sendiri, kamu juga ngasih bapak uang kok, mana banyak lagi, biasanya bapak hanya dikasih 15- 20 ribu loh, eh kamu malah selalu ngasih 30 ribu!" ucap ojek tersebut, Joko nama nya.

"Gapapa pak, lagian kan saya ngojek nya pas tengah malem, jadi bahaya, uang yg Zea kasih mah gak seberapa!" ucap Zea kembali.

"Gapapa atuh nak, yaudah bapak pulang dulu, jgn lupa kunci rumah, kamu tinggal sendiri jadi bahaya!"pintah pak Joko sebelum benar-benar pergi meninggalkan Zea.

Setelah pak Joko pergi Zea pun masuk ke dalam rumahnya dan langsung mengunci nya sesuai dgn ucapan pak Joko. Dgn langkah gontai ia menuju kamar nya hari ini ia benar-benar lelah, harinya penuh dgn kegiatan, tapi tak apa-apa asalkan tabungannya bertambah, ia harus menabung banyak uang untuk kehidupan nya.

Besok ia juga harus membayar uang kosan nya 450 ribu ke si pemilik kosan. Tak ingin berlama-lama, Zea langsung mengganti pakaian dan menuju kasur untuk tidur. Kenapa tidak mandi? Zea paling anti dgn mandi malam-malam gak baik untuk kesehatan, itu yg ia tau makanya tdk ada keberanian untuk mandi jika sudah lewat jam 7 malam.

***

Suara decingan alat dapur terdengar di kosan milik gadis mungil dan cantik itu.

Zea kini tengah berkutat dgn berbagai bahan masakan, tdk terlalu banyak hanya saja ia akan memasak, sayur tumis kangkung, perkedel jagung, dan telur mata sapi. Simpel tapi mengenyangkan untuk Zea.

Setelah ritual memasaknya Zea pun menikmati hidangan yg ia buat. Sekitar 10 menit ia pun selesai, dan lanjut membersihkan semua peralatan dapur yg kotor.

Jam menunjukkan pukul 08:36, Zea kini tengah bersiap-siap untuk keluar, setelah rumahnya bersih ia pun bisa bebas untuk mencari udara segar, tapi sebelum itu ia harus mampir ke rumah si pemilik kosan yg ia tempati.

Dengan baju kaos putih dipadukan dgn cardingan warna hitam, dan rok hitam panjang hingga tumit.

Dirinya berjalan menelusuri setiap rumah yg ada di perumahan tempat ia tinggal. Terlihat rumah dgn cat warna pink dipadukan dgn warna putih berdiri kokoh di hadapan nya. Setelah mendapatkan izin dari satpam yg menjaga dirinya pun masuk, dan menekan bell rumah sembari menunggu si pemilik keluar.

Lima menit menunggu, pintu yg awalnya tertutup rapat kini terbuka memperlihatkan wanita dgn tubuh terbilang pendek dan berisi, jgn lupa dgn daster motif bunga berwarna pink, dan spatula di tangan nya.

"Eh, Zea? Mau bayar kosan ya?" ucap Wanita itu yg biasa di panggil Tuti.

"Iya bu, ini Zea mau bayar, kebetulan uang Zea udah cukup!" ucapnya menyerah amplop berisi uang.

Bu Tuti, langsung meraih amplop tersebut, dan melihat jumlah nya apakah sudah cukup. "Bagus sudah cukup untuk bulan ini, yasudah kamu boleh pergi, saya mau masuk nanti masakan saya gosong lagi!" setelah mengucapkan itu, Bu Tuti langsung masuk kedalam rumah nya.

Zea pun juga langsung pergi. Ia akan ke taman untuk bersantai sambil membaca buku, ia pun tdk perlu mengeluarkan uang sepeser pun untuk ke taman, karena taman tdk lah jauh dari komplek perumahan nya dgn berjalan kaki saja sudah cukup, itung-itung olahraga bukan?

Sekitar 15 menit ia berjalan kaki, dirinya pun sampai ditaman yg selalu ia kunjungi. Mata nya menatap seluruh bagian taman, ia akan mecari tempat sepi, agar ia lebih muda untuk belajar.

Mata nya terhenti saat melihat satu gazebo tanpa penghuni, dgn senyum mengembang Zea berjalan ke arah Gazebo tersebut.

Saat diri sudah duduk dgn tenang dan mengambil buku dalam tas nya. Namun saat ia baru membuka buku tersebut, suara seseorang membuat nya kembali menutup buku yg ada di genggaman nya.

"Haii Zea! Waduh makin rajin aja deh lo!!" ucap gadis dgn rambut di sebahu nya.

"A-aluna?" ucap Zea saat melihat gadis di depannya.

"Gak usah takut napa Ze, Luna gak makan orang kok, ya gak Lun?" ucap gadis dgn rambut dikuncir kuda itu.

Aluna tdk sendiri ada dua teman di samping nya. "Iya, Zea gua gak makan orang kok!" ucap Aluna gadis dgn rambut sebahu itu, dgn senyum mengejek.

Zea hanya menunduk tanpa membalas ucapan gadis dihadapan nya. "Lo udah punya pacar belum Zea?" kini gadis yg sedari tadi diam di samping kiri Aluna ikut berbicara. Jiraya Rahela.

Mendapatkan pertanyaan itu Zea hanya menggelengkan kepalanya pelan. "Yah kirain ada, kan bisa kita tikung, yak gak guys!" ucap Tizara Mauna. Gadis di samping kanan Aluna Renjana.

Ketiga gadis itu tertawa mengejek. Zea pun semakin menunduk di buat nya. "Udah guys, cabut aja, lagian Zea kita ajak ngobrol malah diam kayak orang bisu!" ucap Aluna lalu pergi diikuti dgn kedua temannya.

Setelah kepergian Aluna dkk. Zea hanya menghela nafas lelah, jujur ia pasra jika sudah berurusan dgn teman SMP nya itu, ketiga gadis yg selalu membully nya hanya karena jabatannya yg menjadi ketua OSIS.

------------------

Kata : 1151 kt...

Gimana sama Part 4? Bastian gak nongol, hehe...

Tunggu part selanjutnya disitu full kisah Bastian...

Jangan lupa vote kalau suka guys...

Buat yg udah vote makasih banyak....


See you next part....

🌸🌸🌸

𝐓 & 𝐙 {ᴛɪᴀɴ&ᴢᴇᴀ} ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang