16. Kenyataan!!

16 5 1
                                    

"Egh.." suara leguhan gadis dgn rambut panjang nya kini terdengar. Perlahan mata cantik nya terbuka menatap keadaan sekitar. Alisnya mengkerut, tempat apa ini? Dimana dia? Kenapa tempat nya begitu asing.

Dgn rasa pusing dikepala nya dirinya mencoba mengingat kejadian sebelum dirinya jatuh pingsan. "Terakhir tangan aku di pegang! Terus aku pingsan karena ada yg mukul! Sekarang aku dimana?" ucapnya menatap kamar yg ia tempati. Kamar dgn nuansa modern dgn cat berwarna putih susu.

"Masa iya aku di culik, terus rumah penculik nya sebagus ini? Apa aku ditolong? Tapi yg nolong siapa?" monolog nya sambil menatap setiap sudut di ruangan tersebut.

Ceklek...

Suara pintu mengalihkan atensinya, terlihat seorang maid dgn paperback di tangan nya. Gadis bernama Zea itu hanya mentap bingung wanita di depan nya.

"Permisi non! Ini pakaian untuk non, silakan! Bathroom disana!" ucap maid tersebut.

Zea hanya mengangguk sambil menerima paperback tersebut. Setelah nya maid tersebut keluar tanpa sepatah kata pun.

Zea beranjak dari posisinya, langkah nya menuju bathroom, dirinya mau mandi terlebih dahulu. Nanti baru cari tahu dirinya ada di mana.

Sekitar sepuluh menit kini Zea telah selesai, dgn perasaan takut dirinya berjalan menuju pintu kamar tersebut. Namun belum cukup dekat, pintu tersebut kembali terbuka, memperlihatkan maid yg tadi membawa seporsi makanan.

"Ini sarapan nya non! Saya permisi!" ucap maid itu.

"Tunggu!"

Langkah maid itu terhenti, kemudian berbalik mengahadap Zea sepenuhnya. Terlihat tatapan takut dari sang maid, hal itu berhasil membuat Zea bertanya-tanya. "Nama kamu siapa? Kenapa manggil aku non? Aku bukan majikan mu!!" ucap Zea.

"Saya, Hana non, saya maid di sini, dan anda majikan saya! Saya permisi non Adelard!" setelah nya maid benama Hana itu langsung berlalu pergi, tatapannya menatap waspada seluruh isi rumah kentara dari gerak geriknya. Bahkan pintu kamar bukan dirinya yg tutup melainkan dua pria bertubuh tegap dgn pakaian serba hitam.

"Adelard?"

***
"Gimana cerita nya Zea bisa ilang!?!!" ucap Bastian saat Auryn memberinya kabar jika Zea hilang. Padahal baru semalam sang bunda datang ke indonesia. Tau-tau nya dirinya malah mendapatkan kabar buruk jika Zea semalam hilang, dan belum ditemukan.

"Bastian!! Lo mau kemana?!" teriak Auryn saat Bastian yg masih menggunakan ranselnya malah berbalik arah untuk keluar sekolah.

"Mau nyari Zea!" setelah nya dia berlalu pergi mengunakan mobil miliknya.

"Gimana Ryn? Lo juga mau bolos?" ttanya Laura.

Sang empu yg ditanya hanya diam, entah apa yg ada dipikirkan nya sekarang. "Izinin gua! Lo gak perlu bolos! Biar gua aja! Lagian Zea ilang gara-gara gua juga!!" setalah Auryn berlalu tanpa menunggu persetujuan dari Laura. Laura, gadis itu hanya geleng-geleng kepala melihat sifat sahabat nya.

***
Ceklek...

Suara pintu terbuka, gadis yg tadi nya hanya diam dgn berbagai pikiran agar dirinya bisa lolos dari orang-orang yg membawanya ke tempat yg dirinya tidak tahu sama sekali.

Terlihat sosok pria paruh baya dgn setelan jas kantoran melekat di tubuh tegap pria yg usianya sudah 60an tahun itu. Tatapan mata Zea seketika membola melihat pria paruh bayah tersebut. Apakah yg menculiknya seorang kakek-kakek? Tapi maksud penculikan nya apa?.

"Apa kabar Xaviera Zeara  Adelard?!" ucap pria paruh bayah tersebut dingin.

"Kakek siapa?" dengan sedikit keberanian Zea bertanya. Namun masih ada satu pertanyaan di benaknya! Siapa Xaviera Zeara Adelard?!

𝐓 & 𝐙 {ᴛɪᴀɴ&ᴢᴇᴀ} ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang