11. Bingung!

16 5 7
                                    

Dengan helaan nafas lelah gadis dgn rambut panjang kulit putih itu, terus berjalan meninggalkan dua remaja laki-laki yg terus berdebat tentang dirinya.

Setelah kejadian di mana ia mengenal sosok Alexis, remaja itu terus menerus mendekati nya, Fadly pun ikut terus mendekati nya, dgn perasaan bingung dirinya hanya mengabaikan keduanya.

Namun semakin diabaikan bukan nya pergi keduanya justru semakin gemar mengejarnya. Zea gadis itu hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan kedua kakak kelas nya. Apa lagi dgn tingkah keduanya membuat Zea kembali menjadi sorotan sebagian siswa.

"Zea!! Tunggu!!" ucap Fadly dibelakang sana yg saling menyenggol dgn Alexis.

"Gak tungguin gua aja!" ucap Alexis tak mau kalah.

Zea menghentikan langkah nya dan berbalik melihat dua laki-laki yg ikut berhenti. "Kak stop ikutin Zea, Zea gak suka!" ucap Zea dgn ekspresi marahnya. Namun bukan takut dua laki-laki itu malah dibuat salah tingkah dgn ekpresi lucu Zea saat marah.

Dengan perasaan dongkol Zea berlari pergi meninggalkan kedua laki-laki yg tengah berusaha untuk tetap terlihat datar seperti biasanya.

Sedangkan Zea dirinya kini menginjakkan kaki naik ke lantai atas, tujuan nya cuman satu perpustakaan, tempat terdamai di sekolah menurut Zea.

Namun saat dirinya berbelok tanpa sengaja dirinya bertabrakan dgn dua gadis yg tidak ia kenali.

"Maaf kak, aku gak sengaja!" ucap Zea sambil menunduk.

Dua gadis itu dibuat terkejut, usahanya selama 2 bulan ini tidak sia-sia. Dia justru bertemu dgn gadis yg mereka cari.

Auryn mengembangkan senyuman nya saat melihat gadis yg tingginya hanya sebatas dagu nya. Berbeda dgn Laura, justru dirinya dibuat menganga melihat wajah asli gadis yg selalu ia lihat hanya melalui foto saja.

Zea yg tadi nya menundukkan kepala kini memberanikan dirinya mendongak kepalanya. Namun hal yg ia lihat membuat nya bingung, dua gadis di depannya terdiam dgn ekpresi muka yg berbeda. Yang satu tersenyum lebar, dan satu nya lagi menganga tidak jelas.

"Kak?!" ucapnya sambil melambaikan tangan nya di depan wajah kedua gadis itu.

"Eh!"

"Zea kan?" tanya Laura memastikan.

"Iya kak!"

"Oh, kenalin, nama kakak Laura Anisya, panggil kak Lau aja!" ucap Laura memperkenalkan diri.

"Zea kak!"

"Gua Auryn!"

"Zea!"

Setelah memperkenalkan diri tadi, ketiganya memutuskan ke taman belakang sekolah. Auryn ingin mengenal Zea lebih dalam, dgn begitu ia bisa dgn mudah menyelidiki asal-usul gadis ini.

"Zea, gua boleh nanya sesuatu, tapi ini menyangkut hal-hal yg mungkin termasuk pribadi buat lo! Boleh engga?" tanya Auryn setelah ketiga nya tiba di taman belakang sekolah.

"Kakak emang nya mau nanya apa?" tanya Zea kembali. Dirinya dibuat bingung dgn gadis yg duduk di dpn nya ini, baru kenal tiba-tiba mau bertanya tentang hal-hal yg bisa jadi pribadi untuk diri nya.

"Gua boleh nanya engga? Nama bokap lo siapa?" tanya Auryn walaupun ada sedikit keraguan di hati nya, takut jika Zea salah paham nanti dgn maksudnya.

"Oh.. Nama papa nya Zea, namanya Arsenia Bagas, tapi biasanya di panggil bagas sih!" jawab Zea dgn wajah polosnya.

Tanpa dirinya sadari Laura yg duduk di samping kirinya sudah kesem-kesem sendiri dgn wajah polos yg ia miliki. Bagi Laura Zea adalah anak gadis terimut yg pernah ia temui.

"Nama ibu kamu?" tanya Auryn lagi.

"Nama mama, Wina Apriliana, kak!" ucap Zea, dirinya mulai bingung dgn kakak kelas nya ini, kenapa mempertanyakan semua nama orang tua nya.

Auryn terdiam sejenak setelah mendengar penuturan Zea. "Lo bisa ikut gua nanti gak?"tanya Auryn setelah terdiam.

"Ikut? Ikut kemana?" tanya Zea.

"Pokoknya kalau lo mau ikut, lo gak usah khawatir, gua gak bakal apa-apain lo, gua mau ngasih tau lo sesuatu!"

Zea hanya diam, terlihat dari raut wajahnya jika dirinya tengah bingung.

"Gimana Zea? Lo mau ikut gak?" bukan Auryn melainkan Laura yg bertanya.

Tatapan mata Zea beralih ke si empu suara. Dgn perlahan dirinya mengangguk.

***
"Kamu nanti hati-hati kalau udah sampai di Indonesia, bunda tau kamu laki-laki tapi, kamu baru sebulan lalu melakukan operasi, jadi kamu harus tetap hati-hati, okay!" ucap Tia, membantu sang anak membereskan beberapa pakaiannya. Rencananya besok ia akan terbang kembali ke negara asalnya.

"Iya, bunda tenang aja!"

Tia hanya mengangguk, hingga kemudian ia kembali bersuara.

"Nanti pas sampai kamu mau langsung kasih tau Zea apa gimana?" tanya Tia, ia penasaran dgn rencana anaknya saat menginjakkan kaki di tanah kelahirannya.

"Kayaknya Tian gak ngasih tau dulu, nanti pas Tian udah masuk di sekolah yg sama baru ketemu!" ucap Bastian menjawab pertanyaan sang ibu.

"Ooh!"

***
"Gimana, kamu sudah menemukan kedua gadis itu?" tanya pria yg usianya sudah menginjak 60 an lebih.

"Belum tuan, tapi ada satu informasi, jika nyonya Wina sudah meninggal dua bulan lalu!" ucap orang kepercayaan nya.

"Jadi dia sudah meninggal? Ternyata dia tidak sekuat itu, untuk melawan penyakitnya! Apakah putri kecilnya tahu?" tanya Pria yg usia nya 60 tahun itu.

"Tidak tuan, dari informasi, dia tidak memberi tahu putri nya, bahkan dia juga pura-pura membenci putri nya!" jelas orang kepercayaan nya.

"Membenci?"

"Iya tuan, dia tidak mau putri nya sedih saat tau dirinya menderita penyakit yg sangat berbahaya!" ucap orang kepercayaan nya lagi.

"Selidiki semua lebih lanjut, saya tidak mau kehilangan apa yg harus menjadi milik saya, sudah cukup mereka menghilang karena Varzan!"

"Siap tuan!"

Setelah nya orang kepercayaan nya itu pergi. Pria paruh baya itu kini menatap foto dgn tulisan "Adelard" yg terpampang jelas di figura yg ada di ruangan nya.

"Semua nya akan kembali menjadi milikku!" ucap pria itu penuh penekanan.

***
"Lo tetap rahasiain, siapa yg buat lo hamil dulu?" tanya remaja laki-laki itu.

"Iya! Lo juga pasti gak mau mereka tau kan?" ucap Lizi sambil menaikan satu alisnya.

"Hm!"

"Max, gua gak akan kasih tau ke siapapun, kecuali lo sendiri yg minta gua buat jujur!" ucap Lizi beranjak dari posisinya.

"Gua pulang dulu!!" setelah mengucapkan 3 kata itu, Lizi melangkahkan kaki nya pergi.

Sedangkan remaja laki-laki hanya menatap datar Lizi yg melangkah menjauh. "Gua gak bisa pastiin Rahasia ini akan terus menjadi rahasia, atau justru akan di ketahui banyak orang!" ucapnya, lalu merogoh saku nya, dirinya mengeluarkan benda pipih tersebut.

Terlihat foto testpack dgn dua garis merah di layar handphone nya. Tangan nya terulur mengelus gambar tersebut. "Maafin ayah, ayah harus bunuh kamu, sebelum liat dunia!" batinnya.

——————————————————

Kata : 1014 kt...

Gimana?

Ada pesan buat mereka?

Lanjut?

⚠ Typo Bertebaran ⚠

Part belum di revisi!!

See you next part!!

🌸🌸🌸

𝐓 & 𝐙 {ᴛɪᴀɴ&ᴢᴇᴀ} ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang