24. Sepupu?!!

12 4 2
                                    

"Jadi nenek lo gimana, Lex?" tanya Lizi yg kini berada di mansion Alexis.

Yah, Alexis membawanya ke sana, mau bagaimana pun Lizi di usir dari rumah karena dirinya. Dan dgn ada nya Lizi, ia yakin nenek nya bisa memiliki teman saat dirinya keluar jika ada urusan.

Sedangkan Lizi disaat baru tiba tadi, diri nya di buat tercengang, tak di sangka Alexis dgn seribu ke misteriusan nya, justru membawanya di rumahnya, rumah yg selalu di tutupi keberadaan nya dari manusia diluaran sana, hanya ada beberapa orang yg tahu, itu buat mereka yg memang ada kaitan perkerjaan dgn keluarga Alexis.

"Udah gapapa, cuman nunggu dia sadar aja, beruntung peluru kemarin mengenai bagian perut, jadi tidak terlalu berbahaya!!" ucap Alexis. Hal itu malah membuat Lizi tercengang, demi apa? Alexis berbicara panjang lebar, memang tidak sepanjang impian nya harus pupus, tapi ini momen langkah yg tidak dapat di dengar sembarangan orang.

"Alhamdulillah kalau gitu!!" ucapnya berbalik menatap wanita berusia senja yg tengah terbaring di atas kasurnya, jgn lupa dgn alat medis yg membantu nya.

Jangan tanya mengapa, Alexis sengaja memanggil dokter pribadi nya untuk merawat sang nenek di mansion nya, karena ini jauh lebih aman di banding harus di rawat di rumah sakit.

"Gua titip nenek gua, gua ada urusan!!" ucap Alexis. Hal itu berhasil mengalihkan perhatian gadis dgn rambut panjang itu.

"Urusan apa? Ini nenek lo belum sadar, kalau sadar nanti gua ngomong apa?" tanya Lizi di akhir ucapannya.

"Gua mau jenguk Zea!! Kalau nenek gua nanya lo tinggal jawab lo temen gua!!" setelah nya Alexis langsung berlalu pergi.

Lizi hanya terdiam menatap kepergian Alexis. Ada sedikit rasa tidak suka saat Alexis ingin menjenguk gadis bernama Zea itu. Bukan hanya itu, hati nya terasa sakit saat Alexis meminta nya untuk jujur ke neneknya sendiri jika dirinya hanya lah temen dari cucu laki-laki nya.

"Apa yg lo harapin, Liz? Jelas-jelas lo cuman cinta sepihak, Alexis sukanya cuman sama Zea!! Lo? Gak ada apa-apa nya di banding Zea!!" batinnya menatap sendu kepergian remaja dgn pakaian serba hitam itu.

***
Ceklek...

Suara pintu terbuka, hal itu berhasil mengalihkan atensi ke dua gadis yg tengah duduk di sofa.

"Alexis?!"

"Lo ngapain ke sini?" tanya Laura. Pasalnya dari mana laki-laki ini tahu tempat dimana Zea sedang di rawat.

"Jenguk Zea!" balas Alexis singkat. Tatapan matanya selalu datar, namun tak ada rasa takut dari kedua gadis itu.

"Lo siapa nya Zea? Sampe mau ngejenguk dia??" Auryn angkat bicara.

"Sepupu!!" singkat, jelas dan padat. Namun berhasil membuat dua gadis itu berpikir keras.

"Maksud lo? Gak usah ngaco!! Yakali lo ada hubungan keluarga sama Zea!!" ucap Laura. Auryn mengangguk menyetujui. "Bukannya lo suka sama Zea? Kenapa sekarang malah ngaku-ngaku jadi sepupu? Atau karena lo capek ngejar dia, tapi Zea gak pernah notis lo? Makanya lo pake cara ngaku-ngaku segala?" sinis Auryn, bagaimana bisa remaja ini tiba-tiba mengaku sebagai sepupunya.

Alexis yg kini berdiri di samping Zea hanya menggeleng pelan, bahkan dirinya tersenyum tipis melihat Zea yg kini berada di pengawasan keluarga yg sayang dengan nya.

Auryn dan Laura di buat tertengung dgn senyum tipis tersebut. Bukanya ini momen langkah? Seorang Alexis tersenyum.

"Xaviera Zeara Adelard!! Itu nama asli Zea!! Dan lo!! Izora Aurynia Adelard!!" ucapnya sambil mengelus surai indah gadis yg terbaring dgn kulit yg terlihat pucat tersebut.

"Ha? Maksud lo?"

"Lo sama Zea, anak om Bagas!! Kalian sekarang hanya menggunakan identitas palsu!! Lo tau? Itu semua karena bokap lo gak mau ada kejadian sama seperti yg Zea alami!! Yg nyulik Zea bukan orang sembarangan!! Dia Kakek kita sendiri!! Kakek yg tidak pernah mengharapkan kehadiran cucu perempuan di keluarga Adelard!! Gua akui gua emang pernah suka sama Zea!! Tapi itu sebelum gua tau kalau dia sepupu gua yg harus gua jaga!! Sekarang!! Rasa itu berubah rasa yg dulu nya suka, cinta dan sayang, sekarang berubah!! Gua udah nganggep Zea sebagai adik kandung gua sendiri!! Mau bagaimana pun dia sepupu gua!!" jelas Alexis, setelah nya dirinya berbalik menatap Auryn yg hanya diam, senyum tipis ia layangkan. Setelah nya dirinya berlalu pergi dari ruangan tersebut.

"Lah? Kok pergi? Otak kecil ente tidak paham tuan!!" ucap Laura memegang kepala dramatis.

Auryn gadis itu tertengung, apa ini jawaban dari pertanyaan nya selama ini? Jawaban dari foto yg ia temui? Jika iya, itu artinya sosok yg ada di dlm pigura itu adalah kakeknya yg akan melenyapkan nya kapan saja.

"Ryn, maksudnya apa woy!! Gua gak ngertii!!!"

Suara Laura berhasil membuat Auryn tersadar dari lamunan nya. "Ah, itu, gua, nanti gua jelasin!! Istirahat aja yuk, udah malam!!" ucapnya beralih mendudukkan diri di sofa yg ukuran nya memang muat untuk mereka berdua. Asal jangan tidur sambil Karate!! -_-

.
.
.
"Eugh!!" mata yg beberapa hari ini selalu tertutup rapat kini mulai terbuka sedikit demi sedikit.

Penglihatan nya masih buram, mungkin efek menutup selama beberapa hari. "Aku dimana?" tanya nya entah pada siapa. Tangan nya terulur menyentuh kepalanya yg berdenyut hebat. Sepintas ingatan nya sebelum koma berputar bagaikan kaset rusak.

"Apa aku masih di sana? Tapi kenapa kamarnya beda? Baunya juga bau obat-obatan?!" matanya menelusuri seluruh penjuru kamar yg ia tempati. Seketika tatapan berhenti kala melihat dua gadis yg selama ini ia rindukan tengah tertidur dgn posisi duduk di masing-masing ujung sofa. Senyuman yg selama ini hilang kini kembali terlihat.

Mata indahnya pun ikut menumpahkan cairan bening. Ada rasa bahagia yg tidak bisa ia ungkapkan, senyuman terus menghiasi wajah pucat nya.

"Ya Allah makasih, makasih karena Zea masih bisa pulang dan ketemu semua orang yg Zea sayang!!" ucapnya mengusap air matanya yg masih terus mengalir. Air mata bahagia lebih tepatnya!!

Ceklek...

Terlihat seorang dokter wanita masuk di ikuti satu suster di belakang nya. Senyuman hangat dokter tersebut layangkan saat melihat pasiennya sudah sadar dari komanya selama beberapa hari.

"Halo, apakabar? Bagaimana masih sakit?!" tanya Dokter Rea masih dgn senyum hangat nya.

"Engga kok dok, cuman pusing dikit, mungkin efek baru sadar" jawab nya menggeleng kecil.

"Oh, yaudah saya periksa dulu ya!!" ucap Dokter Rea. Gadis itu hanya mengangguk mengiyakan.

***
"Jadi bagaimana Zean? Apa kamu mau menemuinya di rumah sakit?" tanya Pria itu ke anak angkat nya.

"Em, jangan dulu, suasana tidak mendukung, aku gak mau dia banyak pikiran nanti!!"

"Baik lah!"

——————————————————
Kata : 1015 kt..

Gimana guys?

Yey... Zea akhirnya sadar...

Reaksi Tian gimana ya?

⚠ Typo Bertebaran!! ⚠

Part belum direvisi!!

See you next part!!

🌸🌸🌸

𝐓 & 𝐙 {ᴛɪᴀɴ&ᴢᴇᴀ} ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang