28. Membesuk!!

11 2 1
                                    

Ke-enam remaja itu kini berdiri tepat di depan kantor polisi, dimana Mark tengah di tahan.

"Disini Al?" tanya Auryn.

"Iya!"

Semuanya kini berbondong-bondong masuk. Alexis selaku pelapor terlebih dahulu.

.
.
.

"Kakek!" ucap Zea tersenyum kecil.

Orang yg di panggil kakek hanya menatap nya datar. Sedangkan semua remaja yg ada di sekitar Zea hanya memutar bola matanya malas.

"Gila nih kakek-kakek! Udah bau tanah masih aja belagu!! Ganteng oke, tapi sifat no!!" bisik Laura ke Lizi, mendengar itu Lizi mengangguk mengiyakan.

"Bener, kayaknya dia di lupa sama Tuhan makanya masih hidup!! Apa gua aja yg kospley jadi malaikat pencabut nyawa?" bisik Lizi kembali.

"Nah iya, gua ikut!" keduanya mengangguk dan kembali diam, jgn lupa dgn tatapan tidak suka ke pria berusia senja itu.

"Ada apa kamu kesini?" ucap Mark membuka suara, matanya menatap sekumpulan remaja yg datang membesuk nya.

"Zea, cuman mau liat kakek, kakek gapapa kan?" ucap Zea, banyak pertanyaan yg muncul di benaknya, tapi berusaha untuk ia tahan, ia harus menunggu sang kakek untuk trus merespon ucapannya.

"Saya tidak apa-apa! Kamu tidak perlu sok peduli sama saya! Lagian kamu bukannya salah satu korban saya!" ucap Mark tanpa ada rasa bersalah sedikitpun. Mungkin karena hatinya sudah menghitam sehingga kebaikan ia lupakan.

"Zea tau kok, tapi Zea ke sini juga karena mau nanya sama kakek!!"

"Mau nanya apa kamu?"

"Alasan kakek habisin kedua orang tua Zea apa?"

Deg..

Semua remaja itu saling memandang, jadi ini alasan utama Zea ingin mengunjungi seseorang yg hampir membuat nya menyusul kedua orang tuanya.

Tangan Bastian terulur menyentuh pundak Zea. Mendapatkan sentuhan tersebut Zea mendongak melihat sang pelaku, tepat saat tatapan keduanya bertemu Bastian tersenyum memberi semangat. Zea hanya mengangguk.

"Kenapa? Kamu mau bernasib sama seperti mereka?!"

Zea diam. Bahkan semua remaja yg ada di sana hanya menggepalkan tangan nya emosi. Namun berusaha mereka tahan.

"Baiklah, alasannya simple, buat Ayah kamu! Karena dia membawa mu kabur dgn saudara tiri mu!!"

"Hanya itu? Kakek terlalu egois!! Apa karena adanya keturunan perempuan bakal membuat keluarga Adelard rugi? Bukan kah, karena adanya sosok wanita maka akan keturunan tambahan?! Ingat kek!! Bukan laki-laki yg mengandung tapi seorang wanita!! Kakek ada di dunia juga karena apa? Karena ada sosok wanita!!" bukan Zea! Melainkan Auryn yg angkat bicara, dirinya ikut duduk di samping adik tirinya.

"Kenapa? Saya tidak peduli!! Saya tahu saya ada karena ada campur tangan seorang wanita!! Tapi bagi saya! Wanita itu merepotkan!! Buat apa saya melepaskan nya untuk tetap hidup!! Jika hanya membuat saya kerepotan!!" ucap Mark tanpa beban, benar kata orang jika hati sudah menghitam maka akan susah untuk mengembalikan nya ke jalan yg benar, jika memang orang tersebut tak ingin membuka hati untuk menuju jalan yg benar.

"Jadi alasan kakek ingin menghabisi nenek juga hanya karena ini?" tanya Alexis, wajahnya masih datar, tapi ada rasa emosi mendengar penuturan sang kakek.

"Iyap, tepat sekali cucu laki-laki ku!!"

"Alasan kakek menghabisi mama?" tanya Zea mengalihkan pembicaraan, telinganya memanas mendengar penuturan tak berperasaan kakeknya.

𝐓 & 𝐙 {ᴛɪᴀɴ&ᴢᴇᴀ} ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang